kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memetik sukses berbisnis telur lewat kemitraan


Rabu, 29 November 2017 / 11:10 WIB
Memetik sukses berbisnis telur lewat kemitraan


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID -  Bagi sebagian orang, brand Golden Telor pasti sudah tak asing lagi di telinga. Boleh  dibilang Golden Telor adalah salah bisnis telur ayam dengan sistem keagenan terbesar di Indonesia. Di balik kesuksesan Golden Telor saat ini, ternyata ada tangan dingin Agung Saputro yang berhasil membangun bisnisnya. 

Bisnis telur ayam ini bermula dari sang mertua, Lioe Fen Hwat. "Waktu itu mertua saya awalnya punya bisnis di Jakarta, karena ada kerusuhan 1998, beliau pindah ke Semarang dan berjualan telur ayam ini," terang Agung. 
 
Dari satu peti atau sekitar 10 kilogram telur, bisnis ini terus meningkat. Hingga pada tahun 2000, dari bisnis telur ini, sang mertua bisa membangun peternakan ayam sendiri di Jawa Tengah.  "Dari situ saya melihat pasar bisnis telur ayam ini luas sekali. Banyak potensi yang bisa digali karena telur ayam ini dibutuhkan semua kalangan," terang Agung. 
 
Setelah punya peternakan sendiri, bisnis telur ayam  ini pun makin melesat. Hanya, pengelolaan bisnis masih sederhana dan tradisional.  Telur yang dihasilkan dari peternakan tersebut dijual langsung ke konsumen. Saat itu, konsumennya mulai pedagang, pemilik rumah makan, hotel, hingga rumah tangga. 
 
Hingga akhirnya di tahun 2013, setelah Agung menikah, bisnis telur ayam tersebut dipercayakan oleh sang mertua kepadanya.  Karena sebelumnya Agung sudah mempelajari soal bisnis telur ayam, pada tahun 2014, ia mulai menerapkan konsep kemitraan atau franchise bisnis telur ayam. 
 
Dan, sejak saat itulah nama Golden Telur disematkan agar masyarakat mudah mengingat brand bisnis telur milik Agung. 
 
Berkat sistem penjualan yang baru itu, saat ini sudah ada 305 orang yang menjadi mitra Golden Telor. Tak hanya terbatas di Semarang atau Jawa Tengah, mitra tersebar di seluruh Indonesia.  mulai dari paket agen hingga master distributor. 
 
Bahkan Agung bisa mempekerjakan 15 karyawan di kantor pusat di Semarang. Jumlah itu belum termasuk karyawan di kantor cabangnya. Saat ini, ia bisa mengantongi omzet miliaran setiap bulan. "Karena harga telur fluktuatif, jadi rata-rata omzetnya sebesar itu. Kalau dari jumlah berat sekitar 100 ton telur ayam sebulan," tukasnya.                               

Pilih jalur franchise untuk kembangkan bisnis

Setiap bisnis pasti memiliki tantangan dan kesulitannya masing-masing. Begitu pula dengan bisnis telur ayam, Golden Telor milik Agung Saputro. Baginya, melanjutkan bisnis yang dirintis oleh sang mertua dari awal tidaklah mudah. 
 
Cara berbisnis yang konvensional warisan sang mertua tentu tak mudah untuk diubah. "Dulu mertua saya cara berbisnisnya masih sederhana. Ada produksi telur dari peternakan, ya, dijual langsung begitu saja ke konsumen. Dan menerima pembeli eceran juga," tuturnya. 
 
Tak ingin gegabah, Agung belajar banyak tentang bisnis. Sebelum memutuskan terjun di bisnis telur ayam yang didirikan mertuanya itu, ia sudah memiliki pengalaman berinvestasi di beberapa bisnis, namun kurang beruntung. 
 
Agung berkisah, sebelumnya, ia juga pernah berbisnis dengan temannya. Namun, saat itu, dia hanya menanam investasi saja, tak terjun langsung. "Tapi kurang berhasil, uang yang saya dibawa lari, ditipu juga pernah," kenangnya. 
 
Meski pernah memiliki pengalaman pahit di bidang bisnis, tak lantas membuat bapak tiga anak ini putus asa. Ia terus belajar soal bisnis, mulai cara membangun bisnis dari awal, manajemen hingga sistem yang bisa membuat sebuah bisnis cepat berkembang. 
Bahkan Agung juga memperdalam ilmu bisnis lewat kursus di Enterpreneur University, Jogja.  
 
"Jadi, sebelum saya diberi kepercayaan pegang bisnis Golden Telur ini, saya pelajari dulu bisnis telur ayam. Saya perdalam dan sempat ikut kelas bisnis, semacam kursus itu di tahun 2006," ujar pria yang pernah bekerja di perusahaan minyak dan gas ini. 
 
Agung menceritakan, di kelas bisnis itulah dirinya mengenal sistem franchise atau kemitraan. Menurutnya, bisnis franchise di Indonesia pada waktu itu belum banyak berkembang seperti sekarang. Agung pun tertarik menerapkan sistem franchise ke dalam bisnis telur ayam milik mertuanya. 
 
Sebab, menurut pandangannya, pengembangan bisnis yang paling cepat dengan sistem kemitraan atau franchise. Maka, saat ia dipercaya untuk mengelola bisnis telur ayam, Agung langsung membuat branding Golden Telor dan menyusun skema kemitraannya.   

Berharap Golden Telur jadi berkah bagi masyarakat

Menggeluti bisnis telur ayam sekaligus peternakannya bukanlah hal baru bagi Agung Saputro. Ia mengatakan, sejak kecil dirinya sudah terbiasa dengan sistem kerja di peternakan milik neneknya. Jadi Agung sudah tidak kaget lagi dengan cara kerja di peternakan. 
 
Sedari kecil, Agung memang tinggal dengan sang nenek yang memiliki peternakan ayam. "Jadi sebenarnya saya sudah terbiasa dengan skema bisnis peternakan ayam, hanya punya nenek peternakan ayam pedaging," jelasnya. 
 
Maka pada saat dipercaya oleh sang mertua untuk mengembangkan bisnis telur ayam, Agung tinggal memikirkan soal pengembangan bisnis dan pasarnya. Nama Golden Telor sengaja dipilih Agung dengan harapan bisnis telur ayam yang sudah lama dirintis tersebut bisa menjadi berkah bagi semua. 
 
Sesuai arti golden adalah emas. Maka, Agung berharap Golden Telor bisa jadi emas bagi semua orang, karyawan, mitra maupun masyarakat. Alasan lain Agung menggunakan sistem franchise atau kemitraan sebagai sistem bisnisnya agar Golden Telor bisa lebih menjangkau banyak masyarakat. 
 
Golden Telor menawarkan paket investasi kemitraan mulai Rp 10 juta sampai Rp 500 juta. Agung menjelaskan, ia sengaja membuat beragam paket investasi dengan kisaran yang sangat lebar untuk memberi kesempatan lebih banyak masyarakat ikut bergabung dengan Golden Telor. "Memang sengaja kami buka banyak pilihan paket mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Agar makin banyak masyarakat punya kesempatan untuk bergabung dengan kami," terang Agung. 
 
Selain membuka lebih banyak tawaran kemitraan, Agung juga gencar memperkenalkan Golden Telor lewat sejumlah pameran dan bazar. "Saya sering ikut pameran dan bazar, jualan produk sekalian untuk makin memperkenalkan Golden Telor. Sering ikut pameran franchise juga," tuturnya. 
 
Setelah bisa memperluas pasar, ke depan, Agung ingin makin memperkuat sistem bisnis Golden Telor. Dari segi produk telur, Golden Telor juga terus mengedepankan kualitas telur. Menurut Agung, sortir telur lamgsung dari peternakan penting dilakukan untuk menemukan telur-telur unggulan. 
 
"Di segi jasa, kami terus berusaha meningkatkan kualitas juga dan tetap mengedepankan profesionalitas," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×