kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memilih buah segar di Pasar Induk Tangerang (1)


Minggu, 26 Oktober 2014 / 17:00 WIB
Memilih buah segar di Pasar Induk Tangerang (1)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Rizki Caturini

Hiruk pikuk aktivitas para pedagang serta lalu-lalang kendaraan membuat suasana di Pasar Induk Tanah Tinggi di Kota Tangerang terlihat cukup semrawut. Tidak jarang pula terlihat becak-becak yang membawa tumpukan peti berisi buah-buahan kerap melintasi pasar. Maklum, di Pasar Induk yang terletak di Jalan Jend. Sudirman, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, ini terdapat sentra penjualan buah-buahan secara grosir.

Para penjual buah grosiran ini menempati ruko-ruko di bagian depan pasar induk. Ada sekitar 14 ruko yang menjual beraneka jenis buah-buahan. Namun sejauh pantauan KONTAN, hanya terlihat sekitar dua toko yang menjual buah-buahan lokal, selebihnya menjual buah impor.

Aneka buah yang tersedia seperti klengkeng, pir, apel, anggur, buah naga, mangga, pisang, jeruk pontianak dan banyak lagi. Sentra ini buka hampir 24 jam non stop. Sebab, biasanya aktivitas mobil-mobil boks dari pelabuhan Tanjung Priok yang menurunkan buah atau pembeli yang mengangkut peti buah dengan becak maupun angkutan kota alias angkot, dilakukan di malam hingga dini hari.

Sentra penjualan buah yang berdiri sejak tahun 2001 ini memiliki letak yang cukup strategis. Lokasinya hanya sekitar 200 meter dari stasiun kereta api Tanah Tinggi. Sentra ini juga hanya berjarak 1 kilometer (km) dari Kantor DPRD dan Walikota Tangerang.

Syarif Hidayat, penjual buah Toko Istana Buah di sentra ini mengatakan, dirinya sudah berjualan di tempat ini sejak belasan tahun silam. Tokonya lebih banyak menjual buah impor, sebut saja seperti apel, pir, kelengkeng dan anggur. Buah-buahan ini berasal dari China, Thailand dan Amerika Serikat (AS).

Harga jual buah pir dipatok seharga Rp 170.000 per kotak, dan harga anggur sekitar Rp 450.000 per kotak. Satu kotak buah-buahan rata-rata seberat 18 kilogram (kg). "Ini harga normal, kalau buah tertentu sedang tidak musim harga bisa lebih mahal," ujarnya. Syarif mengaku, bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta per hari.

Sementara Uwat Sudarman, lebih banyak menjual buah-buahan lokal di tokonya yang bernama Toko Podomoro. Beberapa buah yang dia jual seperti mangga Indramayu, salak, pisang Lampung, jeruk Pontianak maupun jeruk Medan. Untuk harga jual pisang dipatok seharga Rp 160.000 per kotak dan jeruk Pontianak dijual seharga Rp 160.000 per kotak. Uwat bisa mendapatkan omzet hingga Rp 50 juta per hari.

Biasanya pembeli yang datang ke sini adalah para pedagang buah eceran atau pengusaha katering yang datang di malam hari hingga dini hari. Terkadang ada pula individu yang membeli dalam jumlah banyak untuk acara spesial mereka seperti untuk resepsi pernikahan.

Tony Sukma, penjual toko buah Bandar Buah mengatakan, ada musim-musim tertentu sentra ini ramai diserbu pembeli. Biasanya penjualan meningkat menjelang Imlek, karena banyak masyarakat Tionghoa yang membeli buah untuk kegiatan ibadah. "Sementara bulan September dan Oktober seperti sekarang ini relatif lebih sepi," kata Tony yang telah berjualan di sentra ini sejak 2003 silam.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×