Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
Selain menjadi ibukota Jawa Timur, Surabaya sekaligus telah menjelma menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Itu sebabnya, Kota Pahlawan ini menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya.
Meski sudah banyak gedung perkantoran dan mal yang berdiri, namun kota ini tetap menjaga keasrian wilayahnya. Ini tampak dari masih ada sejumlah sentra tanaman hias yang dikelola dengan baik di berbagai tempat di Surabaya.
Salah satu sentra tanaman hias yang cukup terkenal adalah Pasar Bunga Bratang di Jalan Bratang Binangun, Surabaya. Untuk menuju lokasi ini, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Bandar Udara Juanda, Surabaya.
Cukup mudah menemukan sentra penjualan tanaman hias ini lantaran gerbang selamat datang akan menyambut Anda di depan pintu masuk. Pengunjung segera akan disuguhi pemandangan warna-warni aneka bunga dan berbagai jenis tanaman hijau yang menyejukkan mata.
Ada lebih dari 200 kios berukuran 3 meter (m) x 4 m yang berjajar rapi di sana. Berbagai jenis tanaman dan bunga tersedia di sini, mulai dari bunga hias, tanaman toga hingga tanaman perdu. Tidak hanya itu, di sana juga banyak orang yang menawarkan jasa penata taman.
Sentra tanaman ini buka setiap hari selama 24 jam. Wajar saja sentra ini bisa buka setiap hari karena hampir semua pedangang tanaman hias ini juga tinggal di tempat mereka berjualan. Sentra tanaman hias yang dikelola oleh PD Pasar Surya ini ini cukup terjaga kebersihannya.
Mugiono, salah satu penjual tanaman di sentra ini bercerita, sentra tanaman Bratang sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Tidak sedikit para pedagang merupakan anak atau cucu dari pemiliknya terdahulu. “Kalau saya baru buka lapak sendiri pada akhir tahun 2012 lalu,” katanya pada KONTAN.
Mugiono menjual bermacam-macam tanaman mulai dari rumput halaman, pohon mangga, bambu hingga anthurium. Laki-laki berkumis ini membanderol harga tanamannya mulai dari Rp 1.000 hingga jutaan rupiah per pot.
Dalam sebulan, rata-rata omzet usahanya bisa mencapai sekitar Rp 3 juta. Meski total penjualannya kecil, namun keuntungan bersih yang didapatkan bisa mencapai 80% dari omzet.
Penjual tanaman lainnya adalah Suparti. Perempuan berambut panjang ini sudah membuka usaha tanaman hias sejak tahun 2005. Sebelumnya, dia hanya membantu usaha tanaman milik sang ibu. Tidak sama dengan Mugiono, dia hanya menjual tanaman obat dan jeruk di lapaknya.
Suparti membandrol harga jual tanamannya mulai dari Rp 5.000 hingga jutaan rupiah per pot. Dalam sebulan dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta. "Keuntungan penjualan tergantung dari jenis tanamannya. Jadi tidak menentu,” kata Suparti. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News