kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memoles kontainer bekas jadi kantor dan toilet


Senin, 13 September 2010 / 09:53 WIB
Memoles kontainer bekas jadi kantor dan toilet


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi


Tak disangka, bisnis kontainer bekas ternyata cukup meriah. Kotak besi yang biasanya dipakai sebagai peti kemas barang-barang ekspor dan impor ini bisa dimanfaatkan sebagai kantor sementara. Tentu saja, kontainer bekas ini harus dipoles terlebih dulu, sebelum menjadi ruang yang layak untuk kegiatan manusia. Dari sinilah, harga kontainer bekas ikut terdongkrak.

Anda pernah memperhatikan bangunan semipermanen di lokasi proyek? Bangunan yang berfungsi sebagai kantor operasional itu biasanya terbuat dari kontainer bekas.

Para pemborong memilih kontainer bekas lantaran mudah dipindahkan dari satu lokasi proyek ke tempat lain. Mereka hanya membutuhkan truk besar untuk mengangkutnya. Selain kantor sementara, kontainer bekas banyak dimanfaatkan untuk toilet dan gudang penyimpanan.

Pasar yang cukup luas inilah yang memikat banyak pemain di bisnis kontainer bekas. Apalagi, untuk memperoleh harga jual yang tinggi, para pemainnya bisa terlebih dulu mendandani kontainer sesuai dengan keinginan pembeli.

Seperti yang dilakukan Ikhwan Kurnianto, pemilik CV Rukun. Dia bilang, mayoritas pembeli menginginkan kontainer bekas yang sudah dimodifikasi sebagai kantor semipermanen. "Kebanyakan bergerak di bidang pertambangan," kata Ikhwan, yang telah menjalani bisnis ini sejak 1999. Pembelinya datang dari Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Dumai dan Jakarta.

Selain sebagai kantor semipermanen, ada pula modifikasi kontainer bekas untuk toilet. "Kalau toilet, saya biasanya mendapat order dari Pelindo, Surabaya," ujar Didik Junaidi, pemilik Container Bekas.

Sebelum dimodifikasi, kontainer bekas itu dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, proses perancangan dimulai. Sekadar contoh, kontainer bekas untuk kantor dilengkapi dengan pintu dan jendela berbahan alumunium. Kemudian, dinding kontainer dilapis melamin, serta lantai keramik. "Selain itu, kami juga memasang pendingin ruangan," tandas Ikhwan.

Harga jual kontainer yang telah dimodifikasi itu tergantung dari ukuran. Ada dua ukuran yang tersedia, yakni 20 kaki dan 40 kaki. Harga kontainer ukuran 40 kaki berkisar Rp 57 juta hingga Rp 58 juta. Banderol kontainer bekas berukuran 20 kaki mulai dari Rp 34 juta. Kebanyakan kontainer yang dijual ini diproduksi pada tahun 1997.

Biasanya, kedua pengusaha asal Surabaya itu mencari kontainer bekas dari perusahaan pelayaran luar negeri maupun para penjual kontainer bekas di pasar dunia. Sayang, harga jual kontainer sangat fluktuatif.

Bahkan, lanjut Ikhwan, harga kontainer bekas cenderung naik dalam enam bulan terakhir. Kini, harga kontainer ukuran 20 kaki mencapai Rp 18 juta. Bila dibandingkan dengan enam bulan lalu, harganya masih Rp 13 juta per kontainer. "Kami cukup susah menetapkan harga. Apalagi, kami beli bahan dengan mata uang dolar AS," tutur Didik.

Menurutnya, harga kontainer akan anjlok ketika perusahaan pelayaran, seperti Hanjin maupun Transamerica, tak mendapat order pengiriman barang. "Kalau sekarang stok kontainer bekas terbatas, karena shipping line sedang kebanjiran order," ucapnya.

Setiap bulan, Didik mampu menjual 10 hingga 15 kontainer bekas. Dengan asumsi harga per unit kontainer ukuran 20 kaki Rp 15 juta, maka omzet yang diraupnya lebih Rp 150 juta.

Ikhwan mengaku, baru bisa menjual sekitar delapan unit tiap bulan. Namun, ia sanggup membukukan omzet Rp 272 juta.

Dari omzet tersebut, biasanya mereka menerima keuntungan sekitar 10% hingga 20%. "Kalau harga jual kontainer terlalu mahal, tidak ada yang mau beli," tegas Ikhwan maupun Didik.

Mereka mematok laba tipis karena harus memikirkan pula ongkos produksi, seperti, pembelian kontainer, cat, material interior kantor, serta upah pekerja. Untuk warna dan desain, pembeli bisa mengusulkan kepada para penjual konatainer.

Karena bekerja berdasarkan order, para pengusaha hanya membayar upah harian saat order pengolahan kontainer masuk ke bengkel mereka. CV Rukun mempekerjakan sekitar 12 orang pekerja harian untuk sekali produksi. Adapun Container Bekas memperkerjakan enam sampai tujuh pekerja.

Dalam persaingan usaha, Ikhwan lebih mengutamakan kualitas pengerjaan dan menawarkan harga yang miring. "Kami memberikan harga standar untuk kualitas di atas standar," katanya.

Didik berniat melebarkan sayap bisnis ke Jakarta demi memenuhi permintaan dari para pembeli di ibukota. Ekspansi ini bertujuan memperbesar pangsa pasar usahanya yang mulai penuh sesak di Surabaya.

Selain harga yang sangat tergantung pada keterbatasan kontainer, permintaan kontainer juga mengalami pasang-surut. "Pemintaan kontainer sedang sepi, karena ada kenaikan harga," tandas Ikhwan.

Tapi, Didik bilang, bisnis kontainer bekas bukan sepi pembeli. Ketersediaan kontainer yang memang sangat terbatas sehingga tak bisa memenuhi permintaan dalam jumlah besar. "Jadi kami cukup selektif. Biasanya kami mengutamakan langganan," ujarnya.

Maklum, ketepatan waktu pembayaran menjadi hal yang sangat penting dalam kelancaran bisnis kontainer bekas ini. "Kadang pembayarannya satu sampai dua minggu. Itu memberatkan kami," tandas Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×