Reporter: Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini
Tak perlu harga yang malah untuk untuk mendapatkan alat transportasi yang ramah lingkungan dan bisa membuat badan lebih sehat, seperti sepeda. Di sentra penjualan sepeda bekas Jalan Barito, Semarang Timur ini, Anda bisa mendapat sepeda murah dengan harga rata-rata di bawah Rp 1 juta per unit.
Meski ada embel-embel second hand atau bekas, soal kualitas jangan dianggap remeh. Dengan sentuhan tangan-tangan ahli pengusaha sepeda di sini, sepeda bekas pun masih terlihat cantik dan masih berkualitas oke.
Sebab, selain berjualan, para penjual sepeda di sini juga ahli dalam memperbaiki dan merakit ulang sepeda bekas atau bahkan yang sudah hancur sekalipun.
Saat KONTAN menyambangi kawasan ini, terlihat beberapa penjual sepeda sibuk mengecat ulang atau mengelas sambungan badan sepeda. Para penjual di sini sudah profesional, hasil pekerjaannya juga sangat rapi. Maklum saja. mereka sudah lama berkutat dengan sepeda selama puluhan tahun; sehingga untuk urusan menyulap sepeda bekas menjadi tampak baru bukan menjadi masalah.
Merek sepeda yang sudah tidak kelihatan atau rusak bisa mereka buat dengan sablonan baru dengan model dan huruf yang sejenis. Misalnya sablonan merek Federal, Master, Simplex, Mustang, atau Polygon kemudian ditempel di rangka yang dicat ulang. Kemudian, jadilah sepeda baru tapi bekas yang siap pakai.
Budi Utomo, salah satu pengusaha sepeda bekas yang sudah berpengalaman menjadi penjaja sepeda selama 30 tahun, bilang, dia sering mengecat warna-warna cerah yang disukai anak muda. "Velg racing saya sering ubah dengan warna kontras, seperti merah, biru, kuning, atau hijau," kata dia.
Namun untuk sepeda tua macam sepeda onthel dan sepeda peninggalan Jepang, biasanya Budi tidak berani mengubah warna aslinya. Meski harus dicat ulang, namun warnanya tetap yang sama.
Para penjual sepeda bekas di sentra ini menggaransi asal-usul sepeda di Jalan Barito bukan sepeda curian.Cahyo Pardi, penjual sepeda bekas lainnya, mengambil contoh, saat ada yang menjual sepeda atau tukar tambah sepeda, paling tidak si calon penjual harus menunjukkan bukti pembayaran. Cahyo juga menyiapkan bukti pembayaran dan kartu garansi untuk 6 bulan pemakaian.
Meski sudah bertahun-tahun menjadi penjual sepeda, namun Cahyo tetap menemui kendala. Salah satunya tentu masalah permodalan. Kekurangan modal usaha ini membuat Cahyo kesulitan mengembangkan usaha. Jika modal sudah ada, Cahyo berharap dapat membuka cabang di daerah yang belum ada sentra sepeda, seperti di daerah Purwodadi.
Untunglah, biar tanpa promosi sama sekali, pelanggan tetap datang dari berbagai daerah. Bahkan masyarakat dari Semarang Utara yang berprofesi sebagai nelayan pun membeli sepeda di sini. Sementara soal persaingan, para penjual sepeda di sini merasa tidak ada masalah. "Kami di sini sudah seperti kawan dekat. Kadang penjualan ramai atau sepi itu sudah biasa," kata Cahyo.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News