kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memutar peruntungan usaha kentang goreng spiral


Selasa, 04 Juli 2017 / 16:52 WIB
Memutar peruntungan usaha kentang goreng spiral


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kendati sudah populer sejak beberapa tahun lalu, bisnis kentang goreng spiral masih diminati. Beberapa pelaku usaha kuliner tetap melihat camilan ini sebagai peluang bisnis yang menggiurkan.

Salah satu yang menangkap peluang bisnis ini adalah Moehamad Ashuri yag mengusung brand Kentang Ulir Aldriz di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Merintis usaha tahun 2015, Ashuri langsung menawarkan kemitraan. Dalam waktu dua tahun sejak menawarkan kemitraan, kini sudah ada 200 mitra yang tersebar di Jakarta, Makasar, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua.

Kentang Ulir Aldriz menawarkan dua paket investasi, yakni paket senilai Rp 3,7 juta dan paket Rp 6,5 juta. Mitra usaha akan mendapat sejumlah fasilitas, seperti booth portable, alat penggoreng, uliran kentang tabung, peralatan masak, kemasan dan bahan baku bumbu dan kentang.

Bedanya, khusus paket investasi Rp 6,5 juta dikombinasikan dengan tawaran kemitraan Aldriz lain, yakni minuman bubble drink. "Kemitraan ini berlangsung selamanya dan mitra tidak dibebani dengan royalti setiap bulannya," kata Ashuri.

Mitra hanya wajib membeli bumbu tabur rasa ke pusat. Bumbu ini dihargai  Rp 45.000 per kilogram (kg). Terdapat enam varian rasa yang ditawarkan, yakni barbekyu,  keju, balado,  jagung manis, jagung bakar dan original.

Satu porsi kentang ulir ini dihargai sebesar Rp 5.000. Namun, mitra usaha boleh menjual lebih dari itu. Pusat sendiri tidak mematok berapa harga jual kentang ulir ini. Namun pusat menyarankan harga satu kentang ulir berkisar mulai Rp 3.000-Rp Rp 7.000, tergantung ukuran kentang.

Bila mitra mampu menjual 5 kg kentang ulir, mitra diperkirakan bisa mengantongi omzet sebesar

Rp 250.000 per hari. Dengan asumsi dalam sebulan beroperasi 25 hari, maka mitra dapat mengantongi omzet sebesar Rp 6,25 juta per bulan. Dengan target laba bersih sekitar 30%, maka mitra diperkirakan bisa balik modal dalam tiga sampai empat bulan.

Menurut Ashuri, biaya operasional banyak habis buat pengadaan bahan baku, sewa tempat dan gaji karyawan. Biaya untuk kebutuhan operasional ini diperkirakan mencapai 60% dari omzet bulanan atau setara dengan Rp 3,75 juta.

Menurut Ashuri, mitra hanya membutuhkan satu orang karyawan untuk menjalankan operasional Kentang Ulir Aldriz. Terkait tempat atau lokasi usaha tidak ada syarat khusus. Yang terpenting, lokasi harus berada di tempat strategis yang ramai lalu lalang orang. Bisa juga di pusat perbelanjaan atau kantin sekolah.

Namun, Ashuri menyarankan untuk memilih tempat yang berlokasi di bazar atau pasar malam karena kentang ulir dijamin laris manis. Hingga akhir tahun, Azhuri menargetkan bisa menggandeng 50 mitra baru.

Ia optimistis bisnisnya ini terus berkembang karena camilan ini masih diminati masyarakat luas, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×