Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pendidikan yang sudah menjadi kebutuhan dasar membuat pasarnya tetap ada hingga kini. Tak cuma bagi lembaga pendidikan formal tapi juga layanan kursus atau bimbingan belajar. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital yang lagi marak.
Kalau biasanya aplikasi pendidikan atau edutech menjadi media bagi murid dan guru dalam berinteraksi soal materi pelajaran dan tugas-tugas lainya, ada juga aplikasi yang hanya sekadar menjadi jalan untuk mempertemukan murid dan guru atau pembimbing les. Jasa inilah yang dikerjakan oleh Bensmart, aplikasi pendidikan dari Yogyakarta yang sudah beroperasi sejak Oktober 2017.
Arif Dian, Pendiri dan Chief Technology Officer Bensmart menyebut tugas dari aplikasi ini adalah untuk bisa mempertemukan siswa dengan tenaga pengajar secara tatap muka. Adapun waktu dan tempat belajar bisa siswa tentukan sendiri.
Setelah siswa sudah menetukan waktu dan tempat belajarnya, barulah para guru pengajar bisa memilih dan mempertimbangkan adanya orderan kursus yang masuk. "Dengan sistem ini, mitra pengajar bisa memilih sendiri, apakah bakal mengambil orderan atau tidak," tuturnya kepada KONTAN, Senin (27/1).
Saat ini Bensmart sudah menggandeng 350 mitra pengajar yang tersebar di Yogyakarta, Jakarta dan Tangerang. Sebagian besar berada di Kota Gudeg.
Untuk bisa menjadi mitra pengajar, Bensmart memberlakukan sejumlah syarat. Misalnya harus paham materi pengajaran, cara mengajar yang menyenangkan, humoris, dan dilengkapi identitas diri dari Bensmart.
Siswa yang terdaftar sebagai pengguna Bensmart sekitar 100 siswa. Ia mengakui, jumlah siswa dan mitra pengajar memang tidak terlalu banyak, karena ia mengandalkan pertumbuhan organik, alias belum ada suntikan modal dari luar.
Mulai tahun ini, harapannya adalah ada investor yang mau menginjeksi modal ke Bensmart. Lantaran dirinya sudah punya rencana bisnis untuk ekspansi usaha. Misalnya sampai akhir tahun ini mampu menggaet hingga 10.000 siswa dan sudah ada 1.000 mitra pengajar. "Saat ini yang daftar sudah banyak, tapi kami menyeleksi betul mitra
pengajar," katanya.
Maklum, Bensmart punya sistem penghasilan sekitar 80% dari tarif kursus menjadi hak mitra pengajar. Sisanya, 20%, jadi bagian start up ini. Sayangnya, Arif tidak merinci pendapatan yang sudah di hasilkan dari aplikasi ini, termasuk target yang dipatok sampai akhir tahun ini. Yang pasti, saat ini saba bulan ada sekitar 50 pesanan bimbingan belajar yang masuk ke Bensmart.
Rencana bisnis lainnya adalah memperluas layanan hingga luar Jawa. Seperti ke Lombok, Nusa Tenggara dan wilayah Kalimantan dalam waktu dekat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News