kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar manis cuan kedai kopi Foresthree


Sabtu, 25 Agustus 2018 / 13:05 WIB
Menakar manis cuan kedai kopi Foresthree


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Pamor kopi yang tidak kunjung surut mengundang banyak pemain baru untuk berbisnis kedai kopi.  Agar nampak berbeda dan lebih menarik, sebagian dari pemilik usaha kedai kopi melakukan inovasi menu.

Seperti, Foresthree Coffee yang menyajikan kopi variasi alias kopi kekinian. Haidhar Wurjanto sang pemilik menyajikan kopi dengan beragam campuran misalnya es krim, Oreo, coklat, dan lainnya. "Kopi kreasi ini sudah menjadi suatu kebutuhan konsumen, permintaannya terus tumbuh," katanya pada KONTAN, Kamis (16/8).

Oh iya, usaha kedai kopi ini sudah dibuka sejak tahun 2016 lalu. Haidhar membuka gerai pertamanya di Bogor, Jawa Barat. Mendapatkan respon positif dari konsumen, ia pun menambah sejumlah cabang Foresthree Coffee. Kini, Haidhar sudah ada lima gerai yang tersebar di Jabodetabek.

Mempercepat ekspansi gerai, Haidhar mulai membuka kerjasama kemitraan sejak dua bulan lalu. Sampai sekarang sudah ada sekitar 50 mitra yang bergabung, lokasi gerai yang akan buka tersebar dibeberapa kota seperti Solo, Jambi, Pekanbaru, Surabaya, dan Semarang.

Menyasar kalangan konsumen kelas menengah, harga produknya dibandrol mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per porsi. Untuk menunya tersedia sekitar 12 varian. Beberapa diantaranya, avopreso, durianpresso, es kopi susu, dan double shoot.

Haidhar mengklaim kelebihan produknya ada pada kualitas biji kopi dan bahan baku lainnya sehingga menciptakan rasa yang tidak kalah dengan kopi kreasi lainnya.

Foresthree menawarkan kemitraan dengan investasi senilai Rp 125 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah penggunaan merek usaha, dekorasi interior, peralatan masak lengkap, bahan baku awal, branding, sistem, dan pelatihan.

Menjamin gerai milik mitra berjalan sesuai target, Haidhar menerapkan sistem full operation dengan porsi bagi hasil 40% untuk manajemen dan 60% untuk mitra (dari net profit).

Sehingga, mitra cukup menyiapkan tempat dengan ukuran minimal 5x2 m². Lainnya, mitra juga wajib mengambil bahan baku dari pusat untuk menjaga kualitas produk.

Berdasarkan perhitungan Haidhar, waktu balik modal yang dibutuhkan mitra sekitar enam bulan. Dengan catatan, total penjualan saban harinya mencapai 70 cup. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan usaha yang didapatkan sekitar 40%-50% dari total omzet per bulan.

Sepanjang tahun 2018 ini, tim manajemen menargetkan dapat membuka sekitar 10 gerai cabang milik mitra per bulan. Hal ini dilakukan mengingat permintaan kerjasama yang terus berdatangan.

Djoko Kurniawan, Konsultan Usaha menilai, usaha kopi kekinian punya prospek yang bagus. Yang harus diperhatikan adalah penentuan harga jual yang pas. Tujuannya, ketika  konsumen membeli tidak membandingkan dengan kompetitor brand yang sudah terkenal.

Bisnis kopi tidak terlalu sulit dalam proses standarisasi. Jadi sistem kontrol dan audit sebenarnya tidak terlalu sulit. Hal penting yang harus diperhatikan ketika cabang sudah banyak adalah proses audit dan kontrol produk dan komunikasi dengan mitra.

Tiap brand franchise harus punya training center untuk menjamin kualitas SDM yang akan dibentuk. Tanpa kurikulum yang jelas maka standarisasi akan gagal.       

Foresthree    
Jl Panglima Polim IX No. 04
Jakarta Selatan
Telp. (021) 27933637

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×