Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelengkeng merah kini sudah bisa ditemukan disejumlah tempat pembudidaya tanaman. Padahal, buah yang biasa disebut ruby red longan ini tergolong buah langka. Apalagi asalnya dari Thailand.
Salah satu pembudidaya adalah di Home Garden yang berada di Malang, Jawa Timur. Sang pemilik, Erni sudah mulai membudidaya kelengkeng merah sejak 2018. Dirinya memang kerap membudidayakan aneka pohon dan tanaman buah di areal perkebunannya.
Ketertarikan dirinya terhadap si buah merah ini karena sarat gizi dan khasiat yang berguna bagi tubuh. Mulai dari kandungan vitamin, zat besi, serat, protein dan dagingnya pun lebih tebal. Sudah begitu tingkat kemanisannya lebih yahud ketimbang kelengkeng biasa.
Hasilnya, saban hari pasti ada konsumen yang menanyakan ketersediaan bibit tanaman kelengkeng merah kepada dirinya. Artinya, masyarakat kini sudah mulai mengetahui potensi dari kelengkeng merah ini.
Pembudidaya lainnya, yakni Ozan Fauzan juga mengungkapkan pendapat sama. Ia merasa peminat bibit kelengkeng merah mulai bertambah. Apalagi dirinya sudah membudidayakan pohon buah tersebut sejak 2008 di Desa Kedungwungu, Kebonrejo, Salaman, Magelang, Jawa Tengah.
Selain punya kandungan gizi dan ukuran buah yang lebih besar dari kelengkeng biasa, para pencari bibit kelengkeng menyukai pohon tersebut karena gampang ditanam. "Biasanya yang punya hobi tabulampot (tanaman buah dalam pot) banyak yang mencari bibit pohon kelengkeng merah," katanya kepada KONTAN.
Artinya, untuk menanam bibit kelengkeng merah tidak memerlukan lahan yang luas. Dengan kelebihan tersebut, kelengkeng merah cocok untuk daya tarik agrowisata.
Untuk bisa menikmati buah yang manis dan bagus dia menyarankan penanaman sampai usianya tiga tahun. "Sebenarnya bibit usia lima bulan sudah bisa berbuah di pot.
Tapi untuk perkebunan hasil yang bagus sekitar tiga tahun tanam dan layak untuk dipasarkan," terangnya. Hal lain yang perlu jadi perhatian adalah bibit kelengkeng merah perlu asupan air yang cukup. Saat memasuki musim panas, tanaman ini perlu mendapat cukup air setiap harinya.
Tak heran jika peminat bibit buah ini masih positif sampai sekarang. Saban hari ada saja peminat bibit kelengkeng merah yang mampir di tempatnya. Apalagi dirinya juga sudah bermitra dengan sejumlah agen tanaman. Ia juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram sebagai sarana promosi dan pemasaran.
Bibit yang ia jual punya ukuran 20 cm sampai satu meter dengan harga mulai dari Rp 45.000 per bibit sampai Rp 120.000 per bibit. Untuk pengiriman di luar daerah, ia sudah bermitra dengan perusahaan logistik yakni Indah Cargo.
Dus, saban bulan, Ozan bisa mendapatkan omzet hingga Rp 20 juta dari penjualan bibit kelengkeng merah. Nilai tersebut setara dengan 500 batang bibit kelengkeng merah. "Bahkan stok bisa habis,," tuturnya yang menargetkan penjualan bisa melonjak dua kali lipat pada tahun ini.
Saat ini ia punya pasokan hingga 3.000 bibit kelengkeng merah siap jual.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News