kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.808   82,00   0,49%
  • IDX 6.747   23,86   0,35%
  • KOMPAS100 973   4,71   0,49%
  • LQ45 756   1,94   0,26%
  • ISSI 214   1,53   0,72%
  • IDX30 392   0,58   0,15%
  • IDXHIDIV20 469   -1,18   -0,25%
  • IDX80 110   0,56   0,51%
  • IDXV30 115   -0,19   -0,17%
  • IDXQ30 128   -0,04   -0,03%

Menangkap fulus dari permainan ala detektif


Kamis, 13 Agustus 2015 / 14:18 WIB
Menangkap fulus dari permainan ala detektif


Reporter: Marantina | Editor: Tri Adi

Bayangkan diri Anda dan rekan terkunci dalam sebuah ruangan. Untuk bisa keluar ruangan itu, Anda harus memecahkan teka-teki yang diberikan. Beberapa petunjuk diberikan untuk membantu. Anda dan rekan pun harus menyisir ruangan tersebut hingga menemukan kunci keluar. Waktu kalian terbatas,jadi berpikir cepat sangat dibutuhkan di sini. Menegangkan, bukan?

Kalau selama ini, situasi menegangkan dengan tema escape room biasanya ditemukan pada permainan di dunia maya. Nah, sekarang Anda bisa merasakan sendiri ketegangan dan keseruan permainan ini secara nyata.

Permainan ini merupakan petualangan fisik. Intinya Anda bersama minimal seorang rekan dikunci dalam ruangan dan harus menemukan jalan keluar dalam waktu terbatas, yakni satu jam saja. Bisa dikatakan Anda juga berperan jadi detektif dalam permainan ini lantaran Anda harus memecahkan kasus terlebih dulu sebelum menemukan kunci keluar.

Di luar negeri, permainan escape room ini bukan hal baru. Banyak pemain malah menawarkan waralaba. Dus, tak heran bila di tiap negara terdapat permainan semacam ini. Namun di Indonesia, permainan ini baru masuk pada medio 2014.

Menurut penelusuran KONTAN, beberapa usaha permainan escape room berasal dari luar negeri yang masuk lewat jalur waralaba. Namun, pemain lokal juga sudah berani menciptakan permainan serupa. Bahkan ada juga yang menawarkan waralaba.

Permainan ini bisa jadi alternatif rekreasi bagi masyarakat. Pasalnya, permainan ini tak hanya mengasah otak, tapi juga melibatkan aktivitas fisik meskipun tak berat.

Untuk tahu lebih jauh mengenai potensi usaha permainan escape room, KONTAN mengulas dua waralaba asing yang masuk ke Indonesia, yakni Escape Hunt dan Xcape Indonesia. Berikut ulasannya:

• The Escape Hunt Experince
Inilah pelopor permainan escape room di dalam negeri. Escape Hunt pertama kali berdiri di Bangkok, Thailand, pada Juli 2013. Adalah Wito Krisnahadi yang membawa permainan ini ke Indonesia. Wito bercerita, ketika berkunjung ke Bangkok bersama keluarga pada 2013, ia sempat mencicipi pengalaman jadi detektif di Escape Hunt.

Pengalaman itu begitu berkesan bagi Wito dan keluarganya. Dus, tak lama ia menghubungi pemilik waralaba. “Bagi saya, permainan ini merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah ada di Indonesia. Makanya saya tertarik merintis usaha ini,” ujarnya.

Wito mengatakan, butuh waktu sekitar lima bulan hingga ia mendirikan Escape Hunt. Setelah mendapat cetak biru konsep permainan ini dari pihak pusat, ia harus menyiapkan lokasi usaha, rekrutmen karyawan, mengumpulkan perabot yang dibutuhkan, hingga konstruksi bangunan.

Dua hal terakhir memakan waktu paling lama bagi Wito. Ia harus mencari furnitur yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pihak pusat. Belum lagi proses konstruksinya. “Sempat ada kesalahan karena kontraktor awalnya bingung mengapa saya butuh bangunan yang khusus. Maklum, mereka belum pernah bikin,” ungkap pria berusia 42 tahun ini.

Selain franchise fee, pembangunan tempat usaha ini memakan biaya yang cukup tinggi. Bila ditotal, Wito merogoh kocek hampir Rp 2 miliar hingga Escape Hunt bisa beroperasi. Ia merekrut delapan orang karyawan yang tugasnya merangkap sebagai tenaga administrasi dan game master. Tugas game master ialah menyambut, mendampingi, dan membantu pengunjung memecahkan kasus hingga keluar dari ruangan.

Escape Hunt berada di ruko seluas 200 meter persegi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sebenarnya sejak April 2014, pengunjung sudah bisa menikmati permainan ini. Namun, Wito baru membuka Escape Hunt sebulan kemudian. Pada bulan pertama, untuk menarik pengunjung, Wito gencar berpromosi. Ia memberi potongan biaya hingga 50% bagi pengunjung. “Awalnya saya mengajak orang-orang yang saya kenal dahulu. Selanjutnya, pemasaran word of mouth yang berjalan,” kata dia. Akan tetapi, Wito juga mengungkapkan, timnya kerap menggaet konsumen melalui jejaring media sosial, terutama Instagram.

Wito berucap, tadinya ia menargetkan para ekspatriat atau turis sebagai pasar Escape Hunt Jakarta. Pasalnya, dulu permainan ini tak begitu akrab untuk orang Indonesia. Itu juga sebabnya Wito memilih kawasan Kemang untuk jadi lokasi usaha. Namun, lama-kelamaan warga lokal pun tertarik pada permainan ini.

Hanya butuh waktu sebulan nama Escape Hunt terdengar di telinga banyak orang. Setelah itu, Wito tak terlalu gencar berpromosi. Malahan, semakin banyak pengunjung yang penasaran untuk mencoba alternatif rekreasi ini. Bahkan dulu, tiap minggu selalu saja ada pengunjung dari luar kota yang rela datang ke Jakarta untuk menikmati permainan ala detektif ini.

Escape Hunt buka setiap hari sejak pukul 9.30 pagi hingga 9.30 malam. Sebelum bermain, pengunjung harus memesan dulu. Meski permainan dalam ruangan berlangsung selama sejam, total waktu yang dihabiskan tiap grup mencapai 1,5 jam. Setelah memecahkan kasus dan meloloskan diri dari ruangan, peserta dijamu pesta teh sederhana, lalu berfoto. “Kami menyediakan perlengkapan untuk pengunjung yang mau mendokumentasikan pengalaman di Escape Hunt,” sebut Wito.

Di seluruh dunia, setidaknya ada 23 gerai Escape Hunt yang berlokasi di Thailand, Singapura, Vietnam, Filipina, Inggris, Australia, Portugal, Spanyol, Paris, Jerman, dan Meksiko. Di Indonesia telah terdapat tiga gerai Escape Hunt. Di Indonesia, selain di Jakarta, permainan ala detektif ini sudah hadir di Surabaya dan Bali.

Wito menjelaskan, di tiap gerai, permainan atau kasus yang ditawarkan berbeda-beda. Dus, bila pernah main di Escape Hunt Jakarta, Anda akan menemukan kasus yang berbeda di gerai lain. Wito memang berperan sebagai master franchise di Indonesia. Dus, ia punya wewenang untuk memilih kota lain jika ingin membuka gerai Escape Hunt baru. “Misalnya, ada yang mau buka di kota lain, harus menghubungi saya dulu. Bila saya mau buka di situ, maka orang lain tak boleh buka Escape Hunt juga,” jelasnya.

Ketika dibuka tahun lalu, Wito menyediakan enam ruangan dan tiga jenis kasus yang bisa dimainkan. Sekarang, pengunjung bisa memilih dari lima kasus yang ada. Bila berhasil menyelesaikan satu kasus, masih ada pilihan kasus lain yang bisa dicoba. Rencananya, tiap tahun akan ada penambahan kasus baru.

Selain membayar franchise fee, Wito harus merogoh kocek lagi untuk menambah kasus. Apalagi, kasus baru juga berarti ia harus menyiapkan furnitur yang mendukung permainan.

Menurut Wito, permainan di Escape Hunt didesain untuk bisa dinikmati berbagai usia mulai 5 tahun hingga oma opa. Permainan ini diikuti setidaknya dua orang dalam satu grup. Escape Hunt mengenakan biaya permainan Rp 600.000 per grup yang terdiri dari dua orang. Semakin banyak orang yang tergabung dalam grup, biaya semakin murah. Grup berisi tiga orang harus membayar tarif Rp 825.000, empat orang Rp 960.000 dan lima orang Rp 1,05 juta. “Maksimal lima orang per grup,” sebut dia.

Lanjut Wito, peluang untuk usaha ini cukup bagus. Apalagi ketika masa akhir pekan atau liburan, jumlah pengunjung bisa bertambah 15%. Namun, angin persaingan pada usaha ini semakin kencang. Pemain baru bermunculan hampir tiap bulan untuk memanfaatkan momen tren permainan escape room.

Munculnya pemain baru, diakui Wito, memengaruhi jumlah pengunjung. “Pengunjung dari luar kota, misalnya Bandung, berkurang karena di kota itu juga sudah ada permainan serupa,” kata Wito.

Meski tak menyebutkan angka pasti, Wito bilang, setiap hari selalu ada pengunjung Escape Hunt. Agar pengunjung tak berpindah ke permainan lain, Escape Hunt fokus pada layanan pengunjung. “Permainan mungkin hampir sama, tapi kami mengusahakan agar pengunjung punya pengalaman yang nyaman dan berkesan selepas bermain di sini,” tegasnya.

Menurut perhitungan KONTAN, andaikan dalam sehari ada empat grup pengunjung yang masing-masing terdiri dari dua orang, maka usaha seperti ini bisa mendapat pemasukan Rp 72 juta saban bulan. Adapun pengeluaran untuk usaha ini meliputi franchise fee, sewa tempat, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya.


• Xcape Indonesia
Xcape Indonesia adalah sebuah permainan escape-the-room game, di mana para peserta akan diberikan tantangan untuk keluar dari dalam ruangan dalam tempo waktu tertentu. Di Indonesia, Xcape saat ini menyajikan lima macam tema ruangan yang berbeda, namun semuanya menghadirkan petualangan dengan tema Hollywood yang unik.

Ivana Cresensia, pemilik XCape Indonesia, mengakui bahwa konsep permainan escape the room cukup baru. Inilah yang membuat ia tertarik merintis usaha ini sejak tahun lalu. Ivana bercerita, saat libur Lebaran tahun lalu, ia dan teman-temannya bermain di Escape Hunt Jakarta.

Puas dengan Escape Hunt, kemudian ia mencoba mencari permainan serupa yang unik. “Saya mencoba game serupa di Asia dan sudah main banyak game sebelum akhirnya saya menjatuhkan pilihan saya untuk membawa Xcape ke Indonesia,” tutur Ivana. Pasalnya, Xcape diklaim sebagai permainan escape room terbaik di negara asalnya, Singapura.

Ketimbang merintis dari nol, Ivana memilih jalur waralaba. Menurutnya, kesiapan materi dan waktu jadi keunggulan bisnis waralaba. Sementara itu,  ia melihat industri lokal masih terlalu dini untuk menciptakan permainan semacam ini.

Untuk waralaba, pihak pusat sudah menyiapkan tim development untuk memikirkan alur dan cerita permainan tersebut. “Mungkin untuk membuat suatu permainan relatif mudah tapi untuk memastikan pengunjung merasakan the real ambiance yang diinginkan, bukan merupakan suatu hal yang mudah.” ujarnya.

Sebelum XCape Indonesia berdiri pada Desember 2014, Ivana membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk persiapan. Persiapan yang memakan waktu paling lama adalah konstruksi. Ivana memilih Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, sebagai lokasi usaha. Ia menjelaskan, ada opsi menyewa area di mal untuk jenis usaha ini. Namun, biaya sewa mal tergolong cukup mahal dan manajemen mal pun masih belum terlalu mengerti konsep akan permainan ini.

Ivana membeli konsep permainan dan cetak biru dari detail setiap permainan. Namun, ia tetap harus membangun konstruksi dari awal dan menyiapkan manajemen operasional Xcape Indonesia. Untuk menjadi franchisee, Ivana hanya butuh lokasi yang baik, kontraktor yang berpengalaman dan pemasok yang tepat untuk membeli barang-barang yang
dibutuhkan.

Ivana mengatakan, masih ada celah untuk pemain baru. Dia melihat bahwa permainan ini memberikan salah satu alternatif rekreasi untuk warga Jakarta dan sekitarnya. Meski pemain baru bermunculan, Ivana optimistis usahanya bisa berkembang. “Kami mengusung tema-tema Hollywood jadi tiap permainan punya benang merah yang dapat dirangkum menjadi suatu cerita yang menarik,” jelasnya.

Ketika ia masih merintis usaha ini, belum terlalu banyak yang tahu mengenai escape game. Ivana menghabiskan waktu sekitar sebulan untuk mengedukasi pengunjung.

Untuk memegang master franchise Xcape Indonesia, Ivana merogoh kocek Rp 2 miliar–Rp 2,5 miliar. Modal itu, katanya, sudah termasuk konstruksi tempat usaha, pembelian barang-barang di ruangan, dan lain-lain. Sementara itu, pengeluaran terbesar dalam usaha ini meliputi biaya sewa, gaji, listrik, marketing, perawatan, komisi waralaba, dan pajak. “Kami memiliki target untuk mencapai break even point (BEP) dalam satu tahun,” tandasnya.

Xcape Indonesia mematok tarif masuk Rp 180.000–Rp 220.000 per orang, tergantung off peak atau peak period. Adapun jumlah pengunjung berkisar 20 orang hingga 35 orang per hari. Untuk menjalankan usaha ini, Ivana dibantu oleh sepuluh orang karyawan.

Ivana pun mengakui persaingan yang semakin ketat dalam usahanya. Pemain lokal bisa menetapkan tarif yang murah karena tak perlu membayar franchise fee dan komisi. Akan tetapi, Ivana yakin, strategi yang diterapkan bisa menggaet lebih banyak pengunjung. “Kami memastikan pengunjung mendapatkan kepuasan dalam bermain di XCape Indonesia dan bahwa permainan kami sangat unik dan berbeda dari game yang lain,” lanjutnya.

Makanya, di masa mendatang, Ivana berencana ekspansi ke lima kota terbesar di Indonesia dengan konsep waralaba atau partnership dengan investor. “Menurut kami, bisnis ini sangat potensial di luar Jakarta atau Pulau Jawa karena keterbatasan kualitas pilihan tempat hiburan yang ada,” sebut dia.

Anda tertarik? Pastikan Anda punya dana cukup besar dan minat yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×