kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mencairkan tawaran gerai frozen yoghurt


Selasa, 21 Juni 2016 / 17:05 WIB
Mencairkan tawaran gerai frozen yoghurt


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini

Susu fermentasi atau yoghurt merupakan salah satu minuman sehat yang dianggap baik bagi tubuh manusia. Biasanya, yoghurt dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalani diet agar tetap kenyang namun rendah kalori.

Tak heran banyak kalangan berlomba merambah bisnis ini. Ada yang menawarkan yoghurt segar, ada pula yang mengusung yoghurt beku.
Salah satu pioner bisnis yoghurt beku (frozen yoghurt) di Indonesia adalah Sour Sally. Merek asal Amerika Serikat ini masuk Indonesia sejak Mei 2008.

Agar bisa memperluas cakupan pasar, sejak tahun 2013 lewat master franchise PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia (K-Food), Sour Sally menawarkan kemitraan usaha dengan konsep gerai minimalis bernama Sour Sally Mini. Saat ini sudah ada 10 gerai mitra dan delapan gerai pusat di berbagai daerah.

Biaya kerjasama alias franchise fee dipatok Rp 75 juta untuk kerjasama lima tahun. Sedang biaya booth, set up tempat usaha, peralatan usaha dan bahan baku awal butuh tambahan biaya sekitar Rp 230 juta.

Pusat juga mengenakan biaya deposit Rp 30 juta. "Biaya deposit akan dikembalikan apabila mitra tidak melanjutkan kontrak," ujar Alfa Rodhy, Bisnis Development Officer Sour Sally.

Jika dihitung-hitung, total investasi awal yang harus disiapkan calon mitra sekitar Rp 335 juta. Investasi tersebut belum termasuk sewa lokasi usaha dan karyawan. Kebutuhan luas tempat usaha sekitar 3 m x 3 m. Pusat hanya menyediakan fasilitas pelatihan karyawan dan survei lokasi usaha.

Konsep produknya tetap sama dari Sour Sally, yakni frozen yoghurt. Perbedaannya terdapat pada konsep outlet yang lebih kecil, investasi dan harga jual yang terjangkau dan lokasi usaha yang lebih fleksibel.

Biaya royalti 6%

Target pasar Sour Sally Mini kalangan menengah. Harga jual menu berkisar Rp 18.000-Rp 35.000 per porsi. Lokasi usaha disarankan di mall dekat food court, sekitar kampus atau dekat restoran siap saji yang masuk dalam target pasar.

Sour Sally Mini menawarkan frozen yoghurt dengan berbagai pilihan topping dan saus. Pilihan sausnya terdiri dari matcha sauce, red devil, milo myers dan orangello.  Sedangkan taburan ada dua pilihan yakni sereal renyah dan buah, seperti rainbow cubes, mochi mix, oreo crumb, roasted almond, green tea popcorn, longan, kiwi, peach dan strawberry.

Target penjualan Sour Sally Mini antara 60 cup hingga 80 cup per hari. Alhasil, target omzet berkisar Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan. "Ada juga omzetnya bisa mencapai Rp 75 juta-Rp 90 juta per bulan," terang Alfa.

Pusat mengenakan biaya royalti bulanan sebesar 6% dari total omzet per bulan. Pencapaian margin laba bersih sekitar 30%-40% dari omzet. Sehingga target balik modal sekitar dua tahun.

Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin, Amir Karamoy berpendapat, merek ini  sudah ternama di Indonesia. Namun ia menilai yoghurt apapun bentuknya, termasuk frozen yoghurt, belum bisa memikat pasar Indonesia sebesar menu es krim. Masih sedikit kalangan yang menganggap yoghurt sebagai minuman sehat untuk gaya hidup sehat. Jadi, calon mitra harus kritis dan teliti serta realistis terhadap kondisi pasarnya.       n

Sour Sally Mini            

Jl Warung Buncit Raya No 25, Pejaten, Jakarta Selatan    

HP: 082221114466

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×