kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencari keseimbangan hidup sampai Baduy (2)


Sabtu, 12 Mei 2018 / 11:10 WIB
Mencari keseimbangan hidup sampai Baduy (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kedatangan pelancong ini ternyatamembawa berkah tersendiri bagi suku Baduy. Dibukanya Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten sebagai desa wisata membuat perekonomian sekitarnya terus berputar.

Beberapa warga Baduy mengambil kesempatan ini dengan menjadi pemandu atau tour guide. Jalur trekking yang cukup panjang tidak memungkinkan bagi pengunjung jika tak memakai jasa mereka. Apalagi, jalur trekking ini melewati ladang warga dan hutan.

Tak ada patokan tarif pemandu. "Seikhlasnya yang memberi saja," kata Yayat,  warga asli Baduy sekaligus tour guide. Bagi warga Baduy, aktivitas trekking turun ke bawah dari rumah mereka yang berada di atas bukit merupakan rutinitas sehari-hari untuk belanja atau menjual hasil panen.  

Selain menjadi tour guide, warga Baduy luar maupun Baduy dalam juga menjual aneka kerajinan tangan khas Baduy, seperti kain batik, tenun, madu, baju adat, sarung tenun, gelang anyaman dan tas dari batok kelapa.
Aneka kain tenun dibanderol mulai Rp 40.000-Rp 450.000 per lembar. Kain batik berwarna dominan biru dengan motif khas Baduy dibanderol mulai Rp 20.000 untuk ukuran slayer sampai Rp 90.000 untuk ukuran sarung. Aneka gelang dibanderol mulai Rp 3.000- Rp 5.000 per buah. Baju adat khas Baduy dibanderol Rp 150.000 per buah. Dan madu dibanderol Rp 50.000 - Rp 100.000 per botol.

Bukan hanya aneka kerajinan khas Baduy yang dijajakan warga sekitar. Makanan ringan dan minuman kemasan juga siap menanti di sepanjang perjalan trekking Anda. Ada yang berjualan kacang, snack sampai mie instant dalam kemasan. Ada pula yang menyediakan air mineral dan minuman kemasan lainnya, bahkan ada juga yang menjual kelapa muda.

Mata pencaharian masyarakat Baduy yang sesungguhnya adalah bertani, beternak dan berburu. Hampir seluruh masyarakat adat ini menggantungkan keberlanjutan hidupnya pada sektor pertanian.

Komoditas utama yang menjadi andalan pertanian Baduy adalah padi. "Kami di sini yang utama bertani padi, selain itu ada sayur dan buah-buahan. Ladang kami ada di bagian lereng dan berpindah. Jadi, orang Baduy tidak punya sawah sendiri, kami adanya blok-blok tanah," jelas Jaro Sami, Kepala Desa Baduy Dalam.

Jaro Sami lanjut menjelaskan, beberapa warga Baduy juga ada yang beternak. Hewan yang biasa diternakkan adalah ayam. Selain itu, mereka juga masih melestarikan kegiatan berburu. Namun kegiatan berburu tidak dilakukan rutin, hanya sesekali saja.

"Kalau berburu, biasanya kami berburu kijang. Itupun butuh lebih dari 100 orang untuk berburu. Berburu kijang tidak mudah, butuh banyak orang dan butuh waktu tiga hari sampai tertangkap di perangkap kami," paparnya.     

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×