Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - Persoalan utang piutang kerap kali membuat masalah berbagai debitur maupun kreditur. Tak cuma pribadi tapi juga pebisnis level Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Apalagi jika nominal utang tidak seberapa dan tidak ada catatan pasti jumlah utang dan kepada siapa utang tersebut tertuju.
Berawal dari pengalaman pribadi di bangku kuliah itulah membuat Adjie Purbojati menelurkan aplikasi pencatat utang piutang bernama Lunasbos. Tak cuma pencatat utang, aplikasi ini juga bisa sebagai pengingat utang ketika mendekati jatuh tempo.
Uniknya Lunasbos merupakan pencatat utang dua arah. Artinya antara debitur dan kreditur punya catatan satu sama lain yang sinkron dan berhubungan. "Misal si A ada utang, maka di aplikasi, item nominal utang bertambah dan ada reminder saat jatuh tempo," kata Adjie yang juga pendiri dan Chief Executive Officer Lunasbos kepada KONTAN, Senin (28/10).
Baca Juga: Fintech Ilegal Sulit diberantas, Google Saja Tidak Bisa Membantu
Adapun sinkronisasi data dan aplikasi milik debitur dan kreditur memakai nomor ponsel atau Whatsapp. Saat ini pengguna Lunasbos sekitar 50.000 dan sebagian besar UMKM.
Aplikasi yang beroperasi sejak April 2018 ini sudah mencatatkan utang dengan total Rp 160 miliar. Dari jumlah itu, sekitar 1%-3% berasal dari luar negeri. Sedangkan jumlah piutang yang tercatat Rp 140 miliar.
Melihat hasil tersebut, Lunasbos berencana memperluas pasar di luar negeri. Dalam catatan Adjie, aplikasi ini juga di pakai di Malaysia, Thailand, China dan Jepang.
Mulai tahun depan, Lunasbos akan mengoptimalkan pasar di seluruh Asia Tenggara. Untuk itu pihaknya bakal menambah fitur bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Thailand. Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memasukkan fitur 100 mata uang asing terbesar di dunia.
Sedangkan di dalam negeri, aplikasi ini banyak dipakai di sekitar Jakarta menyusul Yogyakarta, Surabaya, Semarang hingga Medan.
Hingga saat ini, pengguna Lunasbos masih bisa menikmati layanan gratis semua fitur yang ada. Namun mulai tahun depan, aplikasi ini segera mematok biaya berlangganan sebesar Rp 180.000 per tahun. Namun ini khusus untuk fitur premium yang bakal dirilis mulai tahun depan.
Baca Juga: Pahami 5 risiko ini sebelum menggunakan Pay Later
Salah satunya ada surat wasiat. Fungsi dari fitur ini adalah si pengutang bisa meneruskan tanggung jawab pembayaran utang kepada anggota keluarga yang sudah ditunjuk. "Sehingga keluarga bisa tahu dan fitur ini bakal rilis awal tahun berbarengan dengan penagihan via Whatsapp," tuturnya.
Untuk fitur penagihan melalui Whatsapp menjadi solusi bagi kreditur yang belum punya akun Lunasbos. Nanti bakal ada chat yang mengingatkan informasi jatuh tempo pembayaran hutang kepada debitur.
Ke depan akan ada sistem pembayaran utang melalui aplikasi Lunasbos. Namun Adjie masih belum dapat menyampaikan dengan siapa nantinya akan bekerjasama untuk pembayaran digital.
Yang pasti, dengan rencana bisnis tersebut, pihaknya menargetkan bisa menggaet hingga 60.000 pengguna. Lantas tahun depan jumlah pengguna menjadi 100.000 orang. Dan bakal terus bertambah menjadi empat juta pengguna hingga tiga tahun ke depan, dengan mayoritas klien adalah pebisnis UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News