kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencetak cuan dari bisnis sablon suvenir


Selasa, 10 September 2013 / 16:50 WIB
ILUSTRASI. Celana jeans merupakan salah satu jenis pakaian yang tidak kenal jaman dan wajib dimiliki dalam lemari pakaian. REUTERS/Shannon Stapleton/File Photo


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Era digital seperti sekarang relatif bisa mempermudah sebuah pekerjaan. Salah satunya penggunaan sablon digital dalam memproduksi  suvenir dalam jumlah massal. Dengan alat sablon digital, hanya dalam waktu relatif singkat, pelanggan bisa memperoleh suvenir bergambar eksklusif dalam berbagai bentuk, seperti mug, bantal, hingga jam dinding.

Peluang ini yang dimanfaatkan Saptuari Sugiharto sehingga merintis usaha Kedai Digital di Yogyakarta pada 2005 silam. Kedai Digital menawarkan jasa pembuatan suvenir berbentuk jam dinding, mug, piring, serta pin yang disablon gambar sesuai permintaan konsumen. Ia menggunakan peralatan print digital.

Marketing Kedai Digital Lutfi Rahadian menjelaskan, produk itu dijual berkisar Rp 25.000 hingga Rp 200.000 per item. “Keunggulan kami dari sisi kualitas bahan baku dan sablon. Ada tahapan coating pada setiap produk, sehingga sablonnya tidak mudah terkelupas,” paparnya.

Setelah bisnisnya cukup mapan, Saptuari menawarkan peluang kemitraan sejak 2007. Kini, sudah ada total 61 gerai Kedai Digital yang tersebar di Yogyakarta, Bali, Cilacap, Semarang hingga Papua. "Kini, semua gerai berstatus milik mitra. Pihak pusat hanya mengontrol usaha mitra," ungkap Lutfi.

Pihak pusah menawarkan dua model investasi Kedai Digital. Pertama, model independen, di mana mitra hanya mendapat alat-alat produksi, dan tidak diperkenankan memakai nama Kedai Digital. Nilai investasinya Rp 15 juta untuk paket sablon kaos, dan Rp 25 juta untuk paket merchandise.

Kedua, paket cabang dengan investasi Rp 65 juta. Mitra mendapat semua alat produksi, seragam, bahan baku seperti mug keramik dan bantal, plus pemakaian nama Kedai Digital.

Mitra wajib menyetor biaya royalti sebesar 2,5% dari total omzet bulanan. Kewajiban ini berlaku, jika omzet mitra menyentuh Rp 10 juta per bulan.

Balik modal setahun

Lutfi memperkirakan, mitra bisa mengumpulkan omzet berkisar Rp 10 juta hingga Rp 80 juta, tergantung jenis paket usaha yang dioperaikan. Jika target keuntungan bersih sebesar 20% bisa tercapai, maka mitra bisa balik modal sekitar setahun.

Nantinya, mitra wajib membeli seluruh bahan baku, termasuk tinta dari pusat.

Pengamat waralaba Erwin Halim menilai, bisnis sejenis Kedai Digital memang sedang marak di pasaran. Menurutnya, usaha semacam ini sangat banyak, karena memang mudah untuk dimitrakan dengan biaya yang murah. Pencapaian balik modal usaha sablon digital pun tidak terlalu sulit, karena pasarnya cukup luas.

Secara spesifik, ia menilai, tawaran investasi Kedai Digital terbilang masuk akal. Besaran modal, target omzet dan balik modal setahun itu kemungkinan bisa dicapai.

Namun, ia mengingatkan, persaingan di bisnis ini cukup ketat, karena ada banyak pemain. "Makanya, mitra harus pandai mengatur strategi yang baik. Pihak pusat pun harus membantu promosi dan pemasaran usaha milik mitra, supaya tidak kalah saing dengan kompetitor," saran Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×