kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Mencicipi manisnya laba De Cokelat Rich


Rabu, 27 Maret 2013 / 11:20 WIB
ILUSTRASI. Smelter pertambangan mineral nikel nickel PT Vale Indonesia Tbk INCO di Sorowako, Sulawesi Selatan. 


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Minuman berbahan dasar cokelat terus diminati masyarakat. Wajar saja, tidak seperti kopi, minuman cokelat bisa dinikmati konsumen dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.  Melihat peluang ini, Ayu Paramitha merintis usaha minuman cokelat di Tegal, dengan mengusung brand De Cokelat Rich.

Usaha yang dimulai sejak November 2011 ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat di Tegal. Makanya,  enam bulan kemudian, dia berani membuka peluang kemitraan. Kini, De Cokelat Rich sudah punya 31 gerai yang tersebar di Bekasi, Payakumbuh, Solo dan Cirebon. Tiga gerai di antaranya milik pusat.

De Cokelat Rich menawarkan minuman cokelat dengan dua pilihan topping yaitu stroberi dan blueberry. Supaya lebih menarik, terdapat pilihan tambahan cha-cha dan oreo sebagai pelengkap rasa.

Ayu mengklaim, produknya istimewa, karena memakai bahan baku dark cokelat dengan kadar 22%. Katanya, cokelat jenis tersebut sudah tidak memerlukan lagi pemanis tambahan.

Ayu mengemas tiga paket kemitraan. Pertama, paket ekonomis senilai Rp 4 juta. Kedua, paket standar dengan nilai investasi Rp 6,5 juta. Terakhir, paket eksklusif seharga Rp 9 juta. Mitra akan mendapat booth, dispenser, banner, seragam karyawan, bahan baku, plastik, serta alat promosi seperti brosur dan stiker.

Perbedaan ketiga paket itu terletak pada bentuk booth, dan banyaknya bahan baku yang didapat mitra. Setiap mitra harus membeli bahan baku cokelat bubuk ke pusat seharga Rp 2.500 untuk satu gelas. Nah, mitra bisa menetapkan harga jual sendiri. “Ada yang jual Rp 4.000 atau Rp 5.000 per gelas. Bisa untung 100% kalau segitu,” papar Ayu.

Dengan asumsi menjual 40 gelas setiap hari, mitra ditargetkan sudah bisa balik modal dalam dua sampai tiga bulan.

Ayu juga sedang menjajaki untuk melakukan ekspansi ke Singapura dengan membuka gerai di sana. Dia berharap, sampai tutup tahun ini, jumlah gerainya bisa menjadi 70 gerai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×