kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencicipi manisnya laba martabak bolu


Selasa, 17 Januari 2012 / 13:04 WIB
Mencicipi manisnya laba martabak bolu
ILUSTRASI. Gangguan pada organ bisa jadi penyebab sakit pinggang sebelah kiri./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/08/2011.


Reporter: Muhammad Yazid, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Martabak merupakan salah satu jenis kudapan paling digemari di Indonesia. Citarasanya yang manis dan gurih membuat kudapan ini sangat nikmat disantap saat santai.

Makanya, meskipun penjaja martabak bertaburan, bisnis ini tetap hidup. Malah, ada beberapa pengusaha yang menawarkan bisnis ini secara waralaba. Ambil contoh, tawaran waralaba dari PT Madani Jaya Abadi.

Perusahaan yang berpusat di Solo, Jawa Tengah ini mencoba menciptakan varian baru dari jenis martabak manis yang dinamakannya Martabak Terang Bulan Bolu atau biasa disebut martabak bolu. "Kami menawarkan waralaba Martabak Bolu sejak tahun 2009," kata Indra Kurniawan, pemilik PT Madani.

Indra telah memiliki sembilan gerai yang tersebar di Jakarta, Balikpapan, dan Medan. Ia mengklaim, martabaknya diminati karena memiliki cita rasa khas, dengan variasi isi cokelat, keju, blueberry, daging sapi asap dan abon. Selain unggul soal rasa, martabak buatannya juga tidak berminyak dan dapat bertahan selama tiga hari. Harga jual martabak juga masih terjangkau kantong konsumen.

Untuk martabak loyang kecil berdiameter 12 centimeter (cm) dibanderol Rp 4.000 hingga Rp 12.000. Adapun loyang besar ukuran 25 cm dibanderol mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 43.000. "Harga tergantung isi martabak," jelas Indra.

Bagi yang berminat, Indra mengutip biaya investasi Rp 75 juta. Dengan membayar sebesar itu, mitra mendapat fasilitas peralatan masak, meja kursi untuk konsumen, serta branding.

Selain itu, mitra juga akan mendapat pasokan bahan baku martabak untuk keperluan selama sebulan. "Selama sebulan pertama, kami juga menempatkan seorang supervisor yang gajinya dibayar kantor pusat," kata Indra.


Sistem bagi hasil

Dalam kerja sama ini, tidak dipungut franchise fee. Hanya, PT Madani akan menerapkan sistem bagi hasil kepada mitra yang telah balik modal. Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan laba bersih mitra. Biasanya berkisar 35%-45% dari total laba bersih.

"Tapi kami bantu juga menutup biaya sewa tempat berjualan mitra sebesar 35% dari total biaya sewa," jelas Indra.

Menurut Indra, jika lokasi strategis, mitra bisa meraup omzet Rp 45 juta - Rp 50 juta per bulan. Dengan asumsi laba 30%-40% dari omzet, mitra bisa balik modal enam hingga tujuh bulan.

Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting bilang, martabak masih menjadi makanan favorit masyarakat. Maka, prospek usaha ini masih cerah.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan melakukan penetrasi pasar, mengingat persaingan bisnis ini cukup ketat. "Lokasi juga perlu diperhitungkan oleh mitra," tandasnya.

Agar dapat diterima pasar, produsen harus rajin berinovasi. Menurut Erwin, melakukan inovasi tak cukup mengandalkan keyakinan. Tapi juga harus melalui riset pasar.


PT Madani Jaya Abadi
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 14 Purwonegaran, Sriwedari, Solo 57141
Telp: 0271 5852569

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×