kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencicipi manisnya peluang bisnis cokelat


Kamis, 20 April 2017 / 17:59 WIB
Mencicipi manisnya peluang bisnis cokelat


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Semua orang pasti sudah tidak asing dengan cokelat. Banyak sekali makanan dan minuman yang disajikan dengan berbahan dasar cokelat. Salah satu gerai cokelat ternama di Ibukota adalah Dapur Cokelat. Berdiri sejak 16 tahun silam, dapur cokelat adalah pionir toko cokelat di Indonesia.

Nah, sejak dua tahun lalu, Dapur Cokelat resmi menawarkan waralaba. Kini, Dapur Cokelat memiliki 23 gerai yang 11 diantaranya gerai milik mitra. Dapur Cokelat berkantor pusat di Serpong, Tangerang dengan gerai yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Pekanbaru dan Makassar.

Pratomo Yusuf, Direktur Dapur Cokelat mengatakan, Dapur Cokelat mematok biaya waralaba Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar.  Dengan biaya investasi sebesar itu, mitra berhak memakai merek dagang selama 10 tahun.

Investasi tersebut juga sudah mencakup biaya renovasi Rp 300 juta-Rp 600 juta yang sesuai standar Dapur Cokelat. Mitra juga dilengkapi peralatan, termasuk peralatan promosi dan pelatihan karyawan.

Nilai investasi awal ini juga sudah termasuk franchise fee dan opening fee.  "Bagi calon mitra yang tertarik bisa menanyakan detail rincian biaya ke kantor pusat," kata Pratomo.

Untuk distribusi bahan baku, pusat hanya akan mengirim bahan baku setengah jadi. Selnjuta mitra usaha tinggal melanjutkan proses finishing yang kemudian dijual di gerai masing-masing.

Pratomo mengatakan, setiap dua hari sekali dilakukan pengiriman produk dari pusat ke gerai. Dalam sebulan, mitra bisa mengeluarkan biaya bahan baku berkisar Rp 200 juta-400 juta. "Tergantung penjualan outlet itu sendiri, biaya tidak selalu pasti segitu," kata Pratomo.

Dapur Cokelat memiliki rentang harga yang luas. Harga terendah ada pada produk lollipop, yaitu

Rp 8.250, sedangkan harga tertinggi adalah kue tart yang di atas Rp 1 juta. Menurut Pratomo, harga jual gerai yang berada di Jabodetabek sama semua. Sementara mitra diluar Jabodetabek bebas menetapkan harga jual. Namun, tetap harus mendapat persetujuan pusat.

Produk Dapur Coklat terdiri dari regular cake (kue tart), praline (cokelat), snack, personal cake, decoration cake dan tartlet.

Balik modal tiga tahun

Mengenai rata-rata omzet yang diperoleh setiap bulan, Pratomo enggan menyebut angka. Namun, Pratomo memperkirakan, mitra bisa mendapatkan modalnya dalam 2,5 sampai 3 tahun. "Dengan syarat situasi perekonomian normal dan daya beli bagus," ungkapnya. Laba bersih bisnis ini berkisar 15%-20%.

Konsultan Usaha, Djoko Kurniawan menilai, target balik modal Dapur Cokelat masih tergolong wajar dan masuk akal. Menurutnya, target itu bisa tercapai dengan asumsi omzet Rp 300 juta per bulan. "Awareness orang pada Dapur Cokelat cukup tinggi, saya asumsikan Dapur Cokelat bisa dapat omzet Rp 10 juta per hari," kata Djoko.

Djoko menyarankan, bagi calon mitra untuk mengecek kembali sistem perpanjangan kontrak dan hak apa saja yang diterima mitra. Yang juga penting, mitra  harus menanyakan mengenai teritori gerai yang hendak buka. "Rekanan harus terproteksi dengan benar," ungkapnya.

Dapur Cokelat                                                                                                                                                                                                                                 Taman Tekno Blok 2 L2 No 10, Serpong, Tangerang                                                                                                                                                                                 Telp. 08121007620

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×