kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencicipi renyahnya peluang bisnis kentang goreng


Senin, 08 September 2014 / 17:28 WIB
Mencicipi renyahnya peluang bisnis kentang goreng
ILUSTRASI. Perkuat kinerja, Triputra Agro Persada (TAPG) resmikan pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan Tengah


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Bisnis kentang goreng atau french fries kini semakin menjamur. Banyak orang melirik usaha ini karena bahan bakunya mudah didapat, modalnya kecil, dan perputaran uangnya cepat.

Salah satu pemainnya adalah Endy Hariandi yang mengusung brand KentangKita di Jakarta. Merintis usaha awal Juni 2014, Endy langsung menawarkan kemitraan usaha.

Kini mitra usahanya sudah ada 47 yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, dan Sukabumi. Sedangkan gerai milik sendiri ada tiga yang berlokasi di Jakarta. "Gerai tersebut  sekaligus menjadi pusat bahan baku," katanya.

KentangKita menyajikan kentang goreng berbentuk stik dengan dua pilihan rasa, yaitu original dan pedas. Harga KentangKita dibanderol Rp 8.000 hingga Rp 10.000, tergantung dari ukuran kemasannya.

Dalam kemitraan ini, KentangKita mematok biaya investasi sebesar Rp 5 juta. Mitra mendapatkan satu set booth aluminium dengan payung, peralatan masak lengkap, cooler box, bahan baku dan bumbu, seragam, serta peralatan promosi seperti brosur dan banner.

Endy menargetkan, dalam sehari mitra bisa menjual minimal 30 karton. Dengan asumsi itu, omzet dalam sebulan bisa mencapai Rp 10 juta. Dengan margin 40%, mitra bisa balik modal dalam tiga bulan hingga empat bulan sejak memulai usaha.

Dalam kemitraan ini, tidak ada batasan minimal luas ruangan. Yang penting cukup  untuk gerobak ukuran 1,5 meter (m) x 1 meter. Hanya, lokasinya harus memilih tempat yang strategis. "Saya rekomendasikan  dekat dengan kampus, sekolah, kantor, dan pasar," katanya.

Menurut Endy, kemitraan ini cepat balik modal karena tidak ada biaya royalti fee maupun franchise fee. Jadi seluruh laba masuk ke kantong mitra. Hanya, untuk bahan baku seperti bumbu, saus, dan kentang harus dibeli dari pusat.

Untuk mitra di Jabodetabek, pasokan bahan baku bisa langsung dikirim saat dilakukan pemesanan. Sedangkan di luar Jabodetabek harus menunggu satu hari sampai dua hari.

Hingga akhir tahun ini, Endy menargetkan bisa menambah 100 gerai lagi. Untuk mencapai target itu, minimal ada tambahan 10 mitra baru dalam sebulan. Untuk menjaring calon mitra, ia mengaku segera mengeluarkan berbagai varian menu olahan kentang.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×