Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Havid Vebri
Seblak adalah salah satu makanan khas Jawa Barat yang sekarang sedang naik daun. Jika dulu seblak hanya berupa makaroni atau kerupuk basah dengan bumbu, belakangan ini muncul banyak cara untuk menikmati seblak basah.
Salah satunya dengan menambahkan berbagai macam toping, seperti telur, bakso, sosis, ceker dan lainnya. Cara baru menikmati seblak basah ini makin menarik minat banyak kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Seiring meningkatnya pamor seblak, tawaran kemitraan kuliner ini terus bermunculan. Salah satu pemain yang gencar menawarkan kemitraan adalah Megga Oktavia yang mengusung brand Seblak Riweuh asal Bintaro, Tangerang.
Seblak Riweuh mulai membuka kemitraan akhir 2015. Saat ini baru ada satu gerai milik pusat di kawasan Bintaro sektor 2.“Sudah banyak yang menanyakan kemitraan ini, tapi kebanyakan masih sibuk mencari lokasi usaha” ujar Megga.
Kemitraan ini menawarkan paket investasi senilai Rp 10 juta. Mitra mendapatkan fasilitas peralatan masak, gerobak, satu set meja, media promosi, daftar menu, lampu-lampu, kotak sajian, pelatihan dan bahan baku awal sebanyak 45 porsi.
Seblak Riweuh menyediakan menu seblak basah yang dilengkapi dengan tiga toping seperti bakso, telur dan ceker. Ada menu spesial ceker yang berisi lima ceker namun tidak menggunakan makaroni maupun kerupuk basah. Ada juga menu seblak komplit dengan semua toping dan terdapat menu seblak spageti.
Jika biasanya seblak basah berupa makaroni atau kerupuk, menu seblak spageti berupa spageti basah. Semua menu seblak dibanderol mulai Rp 8.000-Rp 15.000 per porsinya.
Target konsumen utama Seblak Riweuh adalah kalangan yang loyal jajan atau kalangan mahasiswa dan pekerja. Sehingga lokasi usaha yang disarankan adalah daerah kampus, perkantoran dan kos-kosan.
Ia menargetkan, mitra bisa menjual 35 porsi per hari. Bila akhir pekan penjualan bisa mencapai 50 porsi. Dengan demikian, rata-rata omzet yang dapat dikantongi mencapai Rp 9,4 juta-Rp 11,7 juta per bulan. Margin laba bersih mencapai 50% - 60%.
Dengan laba sebesar itu, mitra ditargetkan bisa balik modal sekitar tiga sampai empat bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













