Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Rizki Caturini
Pilihan kuliner di Tanah Air makin beragam dengan masuknya berbagai penganan khas negara-negara lain. Tidak hanya dari Eropa dan Amerika, makanan khas Asia Timur seperti dimsum kini makin jamak ditemui di berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan, penggemarnya makin banyak. Dus, potensi bisnis pun terlihat cerah.
Dewi Damayanti melihat potensi bisnis dimsum dengan membuka usaha Dimsum Choie pada Februari 2012. Maya, panggilan akrab Dewi Damayanti, menawarkan dimsum sebagai pemasok sekaligus dalam bentuk kemitraan. Baru di akhir tahun lalu ia mendirikan outlet sendiri di Surabaya. Sekarang mitranya sudah sekitar 60. Gerai milik mitra tersebar di berbagai kota seperti Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Mataram, dan Jakarta.
Dimsum Choie tidak hanya menjajakan sajian dimsum, Ada sekitar 22 macam makanan yang dijajakan seperti siomay, hakau, xiaolong pao, dan wotie. Khusus menu dimsum, harga jual dibanderol seharga Rp 9.000 per porsi. Namun, banyak mitra menjual dengan harga lebih mahal dari itu.
Maya menawarkan tiga paket kemitraan, yaitu paket investasi Rp 6,5 juta, 10 juta, dan Rp 12,5 juta. Mitra nantinya mendapat kompor, kukusan, klakat atau piring bambu, spanduk, banner, dan 40 porsi dimsum.
Perbedaan ketiga paket tersebut dari ukuran booth dan kualitasnya. Di paket seharga Rp 6,5 juta, mitra mendapatkan booth ukuran
1 meter (m) x 60 sentimeter (cm). Paket senilai Rp 10 juta, mitra mendapatkan gerobak berukuran 1,5 m x 60 cm. Sedangkan paket Rp 12,5 juta, mitra mendapat ukuran gerobak yang sama seperti paket lainnya, hanya saja dengan desain dan bahan berbeda.
Semua bahan baku diperoleh dari pusat di Surabaya. Mitra yang tidak memakai merek Dimsum Choie bebas membeli bahan makanan dari pemasok lain. Namun, jika mitra memakai nama Dimsum Choie, maka diwajibkan membeli bahan baku dari pusat.
Menurut Maya, gerai mitra mampu menjual sebanyak 1.000 porsi per hari, tiap porsi berisi 2–3 butir dimsum. "Jika outlet sedang yang mempekerjakan satu karyawan, penjualan per hari sekitar 200 porsi," kata dia.
Dengan asumsi penjualan sebanyak 70 porsi per harinya, mitra akan memperoleh omzet sebesar Rp 18,9 juta sebulan. Adapun pengeluaran untuk pembelian bahan baku sebesar Rp 12,6 juta per bulan. Untuk biaya sewa tempat, Maya mengatakan, di Surabaya biayanya Rp 450.000 per bulan. Sedangkan gaji seorang karyawan, setidaknya Rp 2,2 juta sebulan. Biaya operasional lain seperti gas LPG diperkirakan Rp 100.000 per bulan.
Dengan perhitungan ini berarti perkiraan laba bersih mitra adalah Rp 3,55 juta per bulan. Dengan begitu, jika gerai mitra cukup ramai, maka mitra dapat balik modal sekitar tiga bulan. Sebab itu, pemilihan lokasi sangat penting. Silakan cermati lagi tawaran ini. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News