Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
Media digital dewasa ini tidak hanya digunakan untuk memasang iklan produk, tapi juga untuk mencari pekerjaan. Mencantumkan curriculum vitae (CV) lewat berbagai situs lowongan pekerjaan yang sudah populer bisa menjadi salah satu jalan, selain langsung melamar ke perusahaan yang dibidik. Sayangnya, umumnya selama ini pelamar pekerjaan tersebut bersifat pekerjaan penuh waktu (full time).
Padahal, tren pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu (freelancer) saat ini semakin dilirik seiring dengan berkembangnya enterpreneurship di kalangan anak muda. Banyak pekerjaan sebagai pekerja lepas yang dimanfaatkan sebagai batu loncatan bagi mereka yang ingin independen dan merintis bisnis sendiri sesuai dengan keahliannya.
Menyadari adanya fenomena tersebut, Ryan Gondokusumo lewat PT Sribu Digital Kreatif, memanfaatkan peluang dengan membangun situs Sribulancer.com. Situs ini berfungsi menghubungkan antara perusahaan atau individu yang mencari tenaga kerja dengan sang pencari kerja paruh waktu. Namun, tidak menutup kemungkinan pencari kerja full time tetap bisa mempromosikan diri di sini.
Dari sisi perusahaan, situs ini juga bisa menjadi solusi mencari tenaga kerja yang profesional, cepat, dan sesuai kualifikasi serta bujet mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaannya, Ryan bilang, dari 100 perusahaan yang disurvei sekitar 70% di antaranya menyatakan membutuhkan banyak tenaga lepas.
Ryan hanya membutuhkan waku sekitar empat bulan untuk membangun situs ini. Modal yang disuntikan untuk membangun usaha yang resmi diluncurkan pada September 2014 ini tidak lebih dari Rp 50 juta.
Dia mengaku cukup mudah membuat situs ini karena sudah mempunyai pengalaman dari membangun produk terdahulunya yaitu Sribu.com di 2012. Situs ini menghubungkan antara klien dan para desainer logo, interior dan lain-lain.
Pada produk keduanya ini, Ryan menjamin keamanan dan kredibilitas para pencari kerja karena dilengkapi dengan fasilitas penyaringan untuk memastikan kualitas anggotanya yang mendaftar sebagai pencari kerja. Dengan adanya fasilitas “review”, memungkinkan perusahaan melihat rekam jejak para freelancer yang melamar pekerjaan di situs ini. Kemudian fasilitas “chat room” memberi ruang untuk seluruh proses rekruitmen dilakukan di dalam situs ini.
Meski masih anyar, situs Sribulancer sudah mempunyai banyak anggota. Hingga saat ini Sribulancer telah memiliki 6.000 freelancer, 500 klien, 200 job posting.
Untuk mendapatkan anggota, Ryan banyak menggunakan media digital seperti Google Advertasing dan lainnya untuk promosi. Beberapa perusahaan yang mencari tenaga kerja di situs ini diantaranya Berrybenka, Traveloka, Bayu Buana, Scoop, Infoteria, dan Tripvisto.
Komisi 10%
Ryan menjelaskan bila tidak ada biaya pemasangan iklan dalam situsnya. Hanya saja, Sribulancer akan mendapatkan 10% dari gaji yang diterima oleh tenaga lepas. Meski terbilang kecil, total pendapatan untuk Sribulancer dari situ dalam empat bulan bulan ini sudah mencapai Rp 300 juta. "Pertumbuhan pendapatan sekitar 60% tiap bulannya," ujar Ryan.
Pada awal peluncuran situs ini, Ryan banyak mencari blog yang didalamnya berada banyak pekerja lepas. Baru setelah itu, mereka melakukan promosi tentang situs Sribulancer.
Untuk bisa mengakses dan mendapatkan pekerjaan dalam situs ini, calon anggota wajib untuk mendaftar terlebih dahulu. Di sana, para calon tenaga lepas bisa memberikan data diri, minat pekerjaan dan contoh pekerjaan yang sudah pernah dikerjakan.
Proses data tersebut akan memudahkan para perusahaan untuk memilih calon tenaga lepas yang dicari. Di situs tersebut perusahaan bisa langsung menyeleksi calon pekerja lepas. Bila perusahaan sudah menemukan yang cocok, mereka akan melakukan transaksi. Setelah transaksi pembayaran gaji pekerja lepas sudah terkirim ke Sribulancer, barulah freelancer bisa mulai bekerja.
Tidak jarang perusahaan akan meminta waktu kepada calon pekerja lepas untuk bertemu terlebih dahulu. Di sini peran Sribulancer menjadi pihak yang memfasilitasi kedua pihak untuk bertemu. Ryan bilang, dalam beberapa bulan ini pekerjaan yang banyak dipasang dalam situs ini adalah untuk data entry, copy writer, dan programmer.
Bila pihak pemberi kerja merasa puas dengan pekerjaan tenaga lepas, mereka bisa memberikan penilaian diakun si freelancer. Sedangkan, bila perusahaan merasa kecewa dengan hasil pekerja lepas mereka bisa mengadukan pada manajemen Sribulancer. Nantinya, Sribulancer akan memberikan tenaga lepas pengganti secara gratis. “Kalau memang benar-benar bermasalah kita juga akan blok akun freelancer tersebut,” katanya.
Berhasil mengembangkan situs baru dalam waktu singkat tidak membuat usaha ini berjalan tanpa hambatan. Ryan mengaku bila kendala terbesarnya adalah meningkatkan pertumbuhan omzet. Sebab dia mengklaim situs ini merupakan pionir. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan edukasi pada pasar.
Hingga pertengahan tahun 2015, Sribulancer menargetkan dapat mencapai 10.000 job posting dan menjaring 50.000 tenaga lepas. Perusahaan ini juga bermimpi untuk menjadi trend setter situs cari kerja yang akan merubah cara bisnis pengusaha melakukan rekruitmen dari offline ke online dan menawarkan kemudahan, proses seleksi yang cepat, aman, dengan biaya yang efisien dan dapat dipercaya.
Tren pekerja lepas kini semakin meningkat seiring dengan berkembangnya usaha skala menengah. Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dari Indonesia ICT Institute mengatakan, memang, saat ini kebanyakan situs pencari kerja di Indonesia hanya menawarkan pekerjaan permanen. Makanya tidak heran bila Sribulancer.com bisa kebanjiran anggota dalam waktu singkat, karena banyak juga pencari kerja paruh waktu.
Sebenarnya cukup mudah untuk mendapatkan anggota atau pencari kerja karena mereka bersifat aktif dan mau mencoba segala macam cara untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan, kesulitan di bisnis ini adalah mencari pemasang lowongan pekerjaan.
Sehingga, Sribulancer harus melakukan upaya edukasi pada mereka seperti bertemu secara langsung untuk memperkenalkan jenis usaha mereka dan menghubungi perusahaan secara berkala.
Mengingat para perusahaan di Indonesia belum terlalu akrab dengan penggunaan pekerja lepas, Heru melihat situs ini akan lebih banyak berguna untuk mereka yang bekerja di bidang fotografi, desain, dan lainnya.
Selain itu, mereka juga harus menguatkan brand dan tagline usaha. Heru menyarankan tidak hanya cukup melalui media digital saja tetapi juga melalui cara Below The Line. Ada baiknya mereka juga meminta testimoni kepada para perusahaan yang sudah menggunakan layanan mereka. “Ini untuk meyakinkan bila situs mereka benar ada,” katanya.
Agar usaha mereka bisa terus berkembang dan tetap bertahan, baiknya Sribulancer tetap memberikan layanan gratis untuk mendaftar sebagai anggota kepada para pencari kerja. Selain itu manajemen juga harus memberikan sesuatu yang berbeda yang tidak banyak diberikan oleh situs pencari kerja lainnya. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News