Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Dulu panganan pizza identik dengan kelas menengah atas. Namun, belakangan mulai menjamur pebisnis yang membidik konsumen dari kalangan menengah ke bawah. Sekarang, gerai atau booth yang menawarkan pizza murah nan enak cukup mudah dijumpai.
Salah satu yang terjun ke bisnis panganan asal Italia ini adalah Herman Safira di Depok. Ia mengusung merek Mom's Pizza and Blend sejak tiga tahun lalu.
Herman mengklaim, selain lezat dan punya banyak pilihan topping, harga pizza di Mom's Pizza and Blend relatif terjangkau. Ia menawarkan pizza dalam dua ukuran, yaitu small (diameter 15 cm) dan large (23 cm).
Ada tujuh pilihan topping, yaitu meat lover pizza, mushroom and sweetcorn, seafood, smoked beef, cokelat keju, blueberry keju dan smoked chicken. Satu porsi dibanderol berkisar Rp 11.000 hingga Rp 22.000.
Selain itu, beragam minuman hasil blend dan milk shake menjadi pelengkap. Harganya mulai dari Rp 8.000-Rp 13.000 per gelas.
Ternyata, gerai Mom's Pizza and Blend yang dibuka di Depok mendapat respon positif. Bahkan, banyak tawaran kemitraan datang dari konsumen. Alhasil, Herman resmi membuka kemitraan pada Juli 2011.
Kini, sudah ada 19 gerai Mom's Pizza and Blend yang tersebar di Jabodetabek. Herman bilang, sekarang ia fokus mengelola gerai mitra.
Sistem bagi gasil
Tertarik menjadi mitra usaha Mom's Pizza and Blend? Herman mengemas dua paket kemitraan. Pertama, paket ruko senilai Rp 100 juta. Mitra akan mendapat booth eksklusif berukuran 2 x 3 m, perlengkapan seperti meja dan kursi, peralatan masak, promosi dan seragam. Selain itu, mitra harus mencari ruko berukuran minimal 3 x 10 meter (m).
Kedua, paket booth dengan investasi Rp 55 juta. Biaya ini sudah termasuk sewa tempat selama setahun, booth ukuran 2,5 x 2,5 m, hingga peralatan masak. Namun, paket ini hanya boleh dibeli oleh mitra yang sudah memiliki paket ruko. “Jadi paket booth itu semacam gerai satelit dari paket ruko milik mitra,” papar Herman.
Hasil simulasi memproyeksikan, paket ruko bisa meraup omzet berkisar Rp 21 juta-Rp 36 juta sebulan. Sedangkan, omzet gerai berbentuk booth sekitar Rp 12 juta. Dengan keuntungan bersih 10%-15%, mitra bisa balik modal dalam 18 bulan.
Uniknya, mitra tidak perlu repot mengelola gerai. Herman dan tim manajemen akan menangani operasional usaha. "Mitra hanya menyetor modal. Kami akan menyerahkan laporan hasil penjualan tiap hari. Jadi mitra tinggal terima untung bersih bulanan,” bebernya. Bagi hasil keuntungan bersih antara mitra dan pusat adalah 50:50 tiap bulan.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit bilang, mitra harus mencermati konsekuensi dalam sistem kemitraan bagi hasil. Menurutnya, sistem ini hanya cocok untuk mitra yang ingin duduk tenang dan mendapat profit.
Padahal, kata Levita, dalam berbisnis bukan hanya profit yang dicari, tapi juga belajar mengelola sebuah bisnis. "Makanya, untuk kerjasama semacam ini, mitra harus lebih aktif supaya pengetahuan mitra soal berbisnis dapat bertambah," sarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News