kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendatangi keindahan sentra tenun ikat (1)


Jumat, 18 Juli 2014 / 17:26 WIB
Mendatangi keindahan sentra tenun ikat (1)
ILUSTRASI. Livebird: Peternak memeriksa ayam di Bogor, Jawa Barat


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Kota Kediri di Jawa Timur menyimpan banyak keindahan alam serta potensi-potensi wisata yang layak dikunjungi wisatawan. Selain memiliki objek wisata alam yaitu Gunung Kelud, masyarakat Kediri boleh bangga memiliki Monumen Simpang Lima Gumul yang diresmikan pada tahun 2008.

Inilah salah satu daya tarik bagi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Potensi wisata budaya dan kerajinan tangan daerah pun ada di kota ini. Salah satu yang bisa masuk daftar kunjungan adalah sentra kerajinan tenun ikat.

Lokasi sentra ini berada di Desa Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Untuk bisa sampai ke lokasi tersebut, Anda membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.

Bila menggunakan kendaraan pribadi, Anda harus berhati-hati, karena cukup banyak tikungan tajam sepanjang jalan menuju sentra itu. Lokasi tepatnya berada sekitar empat kilometer (km) dari alun-alun kota yang ditandai dengan adanya Gapura yang bertuliskan selamat datang di Desa Bandar Kidul.

Saat memasuki desa tersebut, Anda akan disambut dengan banyak pengusaha tenun yang menawarkan jasa jahit. Di daerah tersebut, ada sekitar 35 pengusaha tenun ikat.

Berdasarkan cerita Anwar Sugiono, salah satu pengusaha tenun ikat di sentra itu, desa ini sudah menjadi tempat penjualan dan produksi kain tenun ikat sejak zaman penjajahan Belanda.

Sehingga usaha ini umumnya merupakan bisnis keluarga yang sudah di lanjutkan oleh generasi ketiga atau keempat. Anwar menjalankan usaha tenun ikat ini sejak tahun 90-an. Dia meneruskan usaha dari sang nenek. Kini, dia sedang menyiapkan sang anak untuk meneruskan usahanya kelak.

Namun seiring berjalannya waktu, jumlah para perajin tenun ikat di sentra tersebut telah banyak berkurang. "Salah satu penyebabnya adalah sebagian pengusaha tidak mempunyai cukup modal untuk produksi," kata Anwar.

Asal tahu saja, sentra ini sempat mengalami masa-masa buruk dengan banyaknya pengusaha yang gulung tikar akibat produk tidak terdistribusikan dengan baik.

Namun, semenjak 12 tahun lalu, ada distributor besar datang ke sentra ini untuk mencari tenun ikat yang akan dibawa ke Timur Tengah. Sejak itu, pengusaha tenun yang tadinya berhenti beroperasi mulai memproduksi tenun ikat kembali.

Salah satu pengusaha kain yang juga memproduksi kain tenun ikat adalah Sudarman. Dia sudah menggeluti profesi tersebut sejak tahun 1992 lalu. Hingga saat ini, dia sudah mempunyai satu pabrik tenun ikat dengan 20 orang karyawan.

Sebelum berhasil mendirikan usahanya sendiri, Sudarman banyak belajar dari sang kakak. Sekarang, dia juga melayani kebutuhan kain untuk pasar di Palu, Sulawesi, Solo, dan sekitar kota Kediri.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×