Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Kaus kreatif dengan tulisan-tulisan pelesetan menghibur atau sindiran memang tengah populer. Peminatnya banyak lantaran kaus ini terbilang unik dan lucu. Modelnya pun juga tak ketinggalan zaman sehingga kaus ini laku keras.
Peluang itu ditangkap oleh Wahyu Lies Sundoro, pendiri dan pemilik usaha kaus kreatif bernama Adaideaja Corporation yang bermarkas di Colomadu, Surakarta, Jawa Tengah.
Saat ini, Adaideaja memproduksi kaus pelesetan bermerek kaus tomat untuk orang dewasa, dan kaus papananda untuk anak-anak umur satu tahun hingga enam tahun. Perusahaan khusus kaus pelesetan ini telah didirikan Wahyu sejak tahun 2004. Namun, ia mulai menawarkan kemitraan pada 2010 lalu. Saat ini, Wahyu sudah memiliki tiga mitra, dua di Jakarta dan satu di Bandung.
Ia menawarkan satu paket kemitraan dengan nilai investasi Rp 30 juta. Tapi, itu belum termasuk biaya sewa tempat dan perlengkapan toko. "Untuk keperluan itu, mitra perlu menyiapkan modal awal sebesar Rp 60 juta hingga Rp 200 juta," kata Wahyu.
Selain buat sewa kantor, mitra juga perlu menyiapkan modal cadangan. Hal itu penting karena perputaran kaus dalam sebulan sangat cepat. Modal yang kecil tidak menguntungkan bagi mitra.
Kontrak kerja sama berlaku selama lima tahun. Dengan membayar Rp 30 juta, mitra akan mendapatkan dua puluh buah kaus, terdiri dari 20 lusin kaus tomat dan 15 lusin kaus papananda. Mitra juga akan mendapatkan satu set perlengkapan meja kantor dan desain interior gerai. Adaideja juga akan membantu mempromosikan mitranya lewat website miliknya.
Adaideaja memberi keleluasaan terhadap mitra yang ingin menjual kaus tersebut kepada agen dan distributor di wilayah mereka. Jika ada pesanan dari agen atau distributor, Adaideaja pusat akan merekomendasikan kepada mitranya yang satu kota dengan pelanggan itu. "Jadi tidak harus pesan dari pusat lagi," ujar Wahyu.
Guna meringankan beban mitra, Wahyu juga tidak memungut royalti fee. Sassy Kirana, Sales Manager Adaideaja, menambahkan bahwa harga jual kaus tomat dari Adaideaja pusat kepada mitra sebesar Rp 52.000 per pieces. Adapun kaus papananda dijual seharga Rp 32.000 per pieces.
Nah, mitra boleh menjualnya lagi ke pasaran dengan harga lebih mahal. Kaus tomat boleh dijual dengan harga terendah mulai dari Rp 70.000 per pieces. Sementara itu, kaus papananda mulai dari Rp 45.000 per pieces.
Sassy menargetkan, mitra bisa menjual rata-rata minimal 10 kaus dewasa dan 10 kaus anak per hari. Dengan penjualan sebanyak itu, omzet mitra berkisar antara Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta per hari. Omzet per bulannya mencapai Rp 50 juta.
Dengan omzet sebesar itu, ia menjanjikan, mitra dapat balik modal dalam kurun waktu delapan bulan. "Namun semuanya itu tergantung kepada daerah masing-masing," pungkasnya.
Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia mengatakan, prospek bisnis kaus kreatif di Indonesia cukup baik. Ia juga memprediksi bisnis ini bisa bertahan lama. Tapi syaratnya, pebisnis harus konsisten dengan kualitas kaus yang dijualnya.
"Tulisan-tulisan kreatif dan berisi sindiran yang lucu-lucu masih diminati masyarakat luas," kata Amir.
Menurut dia, sasaran yang tepat bagi kaus ini adalah anak-anak muda. Ia mengusulkan, agar si pembuat kalimat-kalimat pelesetan tersebut sedikit menyindir isu-isu hangat terkini, seperti isu korupsi. Atau soal penegak hukum yang tidak becus dalam melaksanakan tugasnya.
Tapi Amir mengingatkan, sebelum mengambil kemitraan tersebut, calon mitra sebaiknya mempelajari pasar dan tahu kepada siapa mereka harus memasarkan kaus tersebut.
Adaideaja
Madu Asri Blok C 46 Colomadu,
Surakarta, Jawa Tengah
Telp: (0271) 925-6862/ 0815-7874-1797
Email: tombroati@yahoo.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Kausnya unik, labanya pun menarik
Mencetak laba dari usaha kaus eksklusif
