kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menelisik peluang penyelenggaran festival kuliner


Rabu, 08 Mei 2013 / 13:25 WIB
Menelisik peluang penyelenggaran festival kuliner
ILUSTRASI. Harga motor bekas Honda Spacy varian awal cuma Rp 4 jutaan per November 2021. KONTAN/Muradi/23/11/2011


Reporter: J. Ani Kristanti, Melati Amaya Dori | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Pameran atau festival kuliner kian akrab terdengar di telinga kita. Makin banyak perusahaan dan event organizer menyelenggarakan acara ini, baik sebagai ajang promosi perusahaan atau mengeruk keuntungan.

Maklum, ajang festival kuliner ini mampu menyedot ribuan hingga ratusan pengunjung dalam penyelenggaraannya. Tentu saja, hal ini sangat tepat bagi promosi sebuah perusahaan.

Di luar itu, jumlah penikmat makanan lokal dan khas juga terus bertambah dari tahun ke tahun. Dengan menyajikan beragam kuliner dari berbagai daerah dalam satu lokasi yang terpadu, tentu saja memudahkan para pencinta kuliner menikmati makanan enak.

Bahkan, festival makanan seringkali juga menjadi obyek perburuan bagi orang-orang yang penasaran akan sebuah sajian unik dan khas dari suatu daerah yang tak pernah dikunjunginya. Sebagian orang bahkan menanggap festival kuliner ini sebagai objek rekreasi.

Tak heran, sejumlah perusahaan pun rutin menggelar hajatan itu setiap tahun. Sebut saja, Festival Jajan Bango yang diadakan tiap tahun sejak 2005. Selain di Jakarta, festival ini pun diadakan di beberapa kota di Indonesia.

Tak hanya perusahaan consumer good, pengembang Summarecon juga terpikat menggelar pesta kuliner serupa. Beberapa tahun ini, Summarecon menggelar festival kuliner di kawasan pengembangan mereka, seperti Kelapa Gading dan Serpong. Dalam berbagai festival ini pun, selalu terlihat pengunjung yang tumpah-ruah, memadati arena penjualan maupun makan.

Sejumlah perusahaan lain pun melirik perhelatan ini. Mereka menggelar acara serupa, yang dikemas dengan program lain, sebagai bagian dari kegiatan branding atau promosi perusahaan. Di luar perusahaan, event organizer juga mengadakan acara festival kuliner sendiri di sela-sela kegiatannya.

Menurut Arief Satria Kurniagung, Bussiness Director Level 7, peluang penyelenggaraan festival atau pameran kuliner ini cukup besar. “Itu karena masyarakat tetap menyukai dan mencari makanan lokal dan tradisional yang sangat beragam dari berbagai daerah di nusantara,” terang dia.

Level 7 pun aktif mengadakan festival kuliner. Arief bilang, dalam setahun, perusahaannya bisa mengerjakan hingga lima festival kuliner, baik di Jakarta atau di luar kota. Selain mengerjakan proyek sendiri, mereka juga menangani perhelatan serupa yang digagas korporasi.

Senada dengan Arief, Johannes Mardjuki, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk, menyebutkan, peluang festival ini sangat besar. “Acara ini ampuh mendatangkan pengunjung. Pengunjung mal Summarecon selalu bertambah setiap ada food festival,” ujar dia.

Arief pun menjelaskan, permintaan penyelenggaraan pamer kuliner banyak datang dari perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods dan produsen makanan. Namun, “Belakangan, saya melihat perbankan juga tertarik menggelar acara serupa,” kata dia.

Akhir Mei 2013 ini pun, Level 7 akan menjadi event organizer untuk Mandiri Karnaval Nusantara. Di dalam hajatan itu, selain Mandiri Run 10K, juga terdapat festival kuliner nusantara.

Sejauh ini, kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung, masih menjadi kota utama penyelenggaran festival kuliner. Ya,masyarakat di kota besar memang cenderung memiliki ketertarikan dengan pameran kuliner. Apalagi, jika mereka menjadikan ini sebagai acara rekreasi bagi keluarga.

Selain itu, pelaku kuliner yang beragam juga hanya ada di kota besar. Pebisnis kuliner pun sering menunggu festival untuk mendongkrak penjualannya. “Jika dihitung secara tahunan, penjualan dari festival kuliner saja hampir mencapai 50% dari total omzet setahun,” kata Wieke Anggarini, pemilik gerai Tahu Petis Yudisthira.

Lantaran mampu menarik ribuan hingga ratusan ribu pengunjung, keuntungan dari penyelenggaran festival kuliner cukup lumayan. Arief bilang, untuk setiap event, keuntungan bersih dari bisnis ini berkisar 15% hingga 20% dari nilai penyelenggaraan event. Tentu, jika diadakan sendiri oleh event organizer, keuntungan akan semakin besar jika berhasil menggandeng banyak sponsor.

Sebab, dengan menggandeng sponsor, mereka bisa mengalihkan beberapa biaya penyelenggaraan kepada sponsor. Alhasil, event organizer pun bisa menumpuk pundi-pundi keuntungan yang makin banyak. Anda tertarik?


Konsep jelas

Seperti penyelenggaraan acara lainnya, konsep yang matang menjadi hal terpenting untuk mempersiapkan festival kuliner ini. Dalam konsep, event organizer bisa memilih skema penyelenggaraan festival ini.

Pertama, konsep kontrak putus dengan pelaku kuliner yang merupakan pemilik rumah makan atau resto. Dengan skema ini, biasanya penyelenggara akan menawarkan booth untuk disewakan para pelaku restoran dalam sebuah acara pameran.

Kedua, adalah bagi hasil atau profit sharing. Pihak penyelenggara tidak memungut biaya sewa booth, tapi berbagi keuntungan dari pendapatan para pelaku kuliner.

Skema ketiga adalah merangkul kerjasama dengan perusahaan. Biasanya, pada skema ini, perusahaan akan menjadi sponsor dan membayar seluruh biaya penyelenggaraan. “Event organizer hanya sebagai pelaksana,” kata Arief.

Salah satu kunci kesuksesan festival kuliner ini, menurut pendapat Johannes terletak pada tema dan kualitas kuliner yang menjadi peserta. Tentu saja, cita rasa dan keunikan makanan menjadi faktor penentu sebuah kuliner ikut dalam festival kuliner. “Kualitas kuliner itu harus terbukti dengan mempunyai banyak pelanggan,” jelas Johannes.

Oleh karena itu, wawasan tentang kuliner, tren yang sedang berkembang, serta potensi pasar kuliner di suatu daerah menjadi informasi penting bagievent organizer. Untuk saat ini, makanan lokal dan tradisional masih menjadi favorit.

Selebihnya, jalinan relasi yang baik dengan sebanyak-banyaknya pemilik restoran juga penting, khususnya kedai-kedai yang telah melegenda.

“Sebab, pada dasarnya dalam setiap pameran kami akan membutuhkan mereka. Tidak jarang saya riset pelaku kuliner hingga luar Jakarta dan berani mendatangkan mereka jika ada acara di Jakarta,” jelas Arief.

Namun, bukan perkara yang gampang untuk menggaet gerai makanan yang sudah punya nama besar. Arief pun melakukan berbagai pendekatan untuk menggandeng mereka.

Pendekatan bisa dilakukan dengan menjabarkan potensi jumlah pengunjung acara dan keuntungan yang melebihi dari penghasilan sehari-hari.“Banyak klien restoran yang enggan ikut pameran karena takut tak bisa meraih ozmet seperti hari biasa,” kata dia.

Oleh karena itu, Anda juga harus pintar mengemas konsep kerjasama dengan pihak sponsor demi menyemarakkan festival kuliner. Konsep yang jelas ini juga menjadi senjata bagi Anda untuk menggandeng sponsor. “Konsep bisa dikaitkan dengan produk mereka. Misal, pengunjung akan mendapat diskon bila menggunakan kartu Mandiri,” kata Arief.

Selain itu, dalam konsep juga harus disebutkan target jumlah pengunjung. Akan lebih baik, apabila acara itu digabungkan dengan event lainnya yang mampu menyedot banyak pengunjung. Seperti Summarecon yang menggelar festival kuliner bersamaan dengan pameran fashion bertajuk Jakarta Fashion dan Food Festival.

Kreativitas memilih tempat atau venue juga wajib menjadi perhatian Anda. Karena pameran kuliner biasanya mengambil venue outdoor, Anda perlu mengantongi beberapa informasi terkait dengan venue yang nyaman dan aman. Oh ya, jangan lupa, dalam venue ini Anda juga mempertimbangkan kemudahan untuk mendapatkan air bersih. Selain itu, keamanan dalam penggunaan api, yang biasanya dipakai untuk memasak, juga tak boleh luput dari perhatian event organizer.

Dalam sebuah proyek festival kuliner, pengadaan venue ini memakan porsi cukup besar dari anggaran biaya. Tempat berlangsungnya event ini juga tergantung pada jumlah gerai peserta serta jumlah pengunjung yang menjadi target acara. “Biaya untuk tempat ini biasanya 15% dari total anggaran,” kata Arief.

Asal tahu saja, Arif bilang, festival kuliner yang menarget 9.000 pengunjung bisa menelan biaya hingga ratusan juta. Sedangkan, untuk target pengunjung 30.000 pengunjung bisa mencapai miliaran.

Jika konsep festival kuliner ini sudah tertata rapi, Anda pun perlu melakukan promosi karena promosi menjadi bagian terpenting untuk menarik pengunjung datang. Dalam promosi ini jangan sampai kelewatan menyebut gerai-gerai andalan yang berpotensi memikat banyak pengunjung.

Wieke pun menyebut, kunci sukses penyelenggaran festival kuliner ada di agenda promosi. “Promosi yang gencar di berbagai media massa terbukti efektif untuk menyedot pengunjung datang ke event tersebut,” kata Wieke. Dengan menggandeng pihak sponsor, urusan promosi bisa dilakukan bersama dengan perusahaan sponsor.

Terakhir, untuk menyemarakkan acara, Anda juga bisa mendatangkan selebriti. Tentu saja, siapa yang akan diundang dan seberapa banyak undangan akan bergantung pada konsep yang Anda miliki.

Ingin mencoba?

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 32 - XVII, 2013 Usaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×