kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok kerajinan sulam di Banjar (1)


Kamis, 26 November 2015 / 15:03 WIB
Menengok kerajinan sulam di Banjar (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan memiliki banyak komoditas kerajinan industri berskala rumah tangga. Contohnya kerajinan sulam arguci dan sulam manik. Salah satu sentra kerajinan arguci dan sulam manik berada di Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka Banjarbaru. Omzet perajin bisa  Rp 30 juta per bulan.

Kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan banyak sumber daya alam di bidang pertambangan, kehutanan dan perkebunan. Tak salah, jika di Pulau Borneo banyak terdapat komoditi kerajinan industri skala rumah tangga.

Salah satunya kerajinan sulam arguci dan sulam manik. Arguci adalah hiasan dinding yang terbuat dari kain dengan desain tulisan Arab yang dibuat dari manik-manik. Sementara sulam manik digunakan sebagai hiasan untuk tas, dompet, kotak tisu dan lain-lain.

Nah, salah satu sentra pembuatan kerajinan arguci dan sulam manik ini berada di Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Lokasi persis sentra kerajinan arguci dan manik ini berada di Jalan Cokrokusumo. Tak sulit mencapai lokasi sentra ini. Dari pusat kota Banjarmasin, butuh waktu 1,5 jam menggunakan mobil. Setibanya di Jalan Cokrokusumo, Anda akan menemukan rumah-rumah penduduk yang jadi tempat produksi arguci dan manik.

Hampir 80%  para wanita di Banjarbaru, baik ibu rumahtangga maupun remaja putri, berprofesi sebagai penganyam arguci dan manik. Mereka menjalankan profesi ini secara turun temurun.  

Salah satu perajin arguci adalah Putri Masyumi. Wanita berusia 40 tahun ini sudah menjadi perajin arguci sejak sepuluh tahun lalu. Menurut Putri, kerajinan sulam dari arguci dan manik di Banjarbaru sudah sejak puluhan tahun lalu.

Putri mengaku sebagai generasi kedua dari usaha guci yang dijalankan orangtuanya. Namun, usaha kerajinan arguci dan manik yang digelutinya sudah jauh lebih berkembang ketimbang masih dikelola orangtuanya.

Dibantu anak-anaknya dan dua orang karyawan, dalam sehari Putri mampu membuat 7-10 kerajinan arguci yang terdiri kotak pensil, gantungan kunci, sajadah, hingga hiasan dinding. Tapi, khusus sajadah dan kaligrafi hiasan dinding ukuran besar, Putri hanya mampu memproduksi dua buah per minggu.

Untuk kerajinan sulaman arguci, Putri membanderol produknya Rp 25.000-Rp 400.000. Selama ini, ia memasarkan hasil kerajinannya melalui berbagai event pameran di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dari usahanya ini, Putri mengaku bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta per bulan.

Perajin arguci dan manik lainnya di Banjarbaru adalah Herdiana. Ia sudah menjalani usaha ini sejak tahun 1993. Awalnya ia hanya coba-coba membuat cenderamata untuk acara pernikahan. "Karena sambutan pasar positif, saya melanjutkan kerajinan arguci sampai sekarang," katanya.

Kini, Herdiana dibantu saudara-saudaranya yang masih belajar di bangku sekolah menengah atas (SMA). Dalam sebulan, ia mampu menjual 20 produk-30 produk arguci ke toko oleh-oleh di sekitar Banjarmasin dan Martapura. Dari usahanya ini, Herdiana mengaku bisa meraup omzet Rp 15 juta per bulan.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×