kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok produksi sepatu Pijak Bumi dari Bandung yang kini tenar di Italia


Jumat, 25 September 2020 / 10:43 WIB
Menengok produksi sepatu Pijak Bumi dari Bandung yang kini tenar di Italia
ILUSTRASI. Menengok produksi sepatu Pijak Bumi dari Bandung yang kini tenar di Italia


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sepatu Pijak Bumi yang dibuat handmade di Bandung, Jawa Barat kini semakin terkenal. Desainer sepatu Pijak Bumi mendapatkan penghargaan dalam pameran alas kaki terbesar di dunia yang berlangsung di Milan, Italia, 20-23 September 2020.

Bagaimana sepatu Pijak Bumi bisa semakin terkenal. Berikut hasil liputan KONTAN dengan Rowland Asfales, Chief Executive Officer (CEO) sepatu Pijak Bumi, Maret 2020.

Sepatu, kini, menjadi salah satu produk fesyen yang paling digemari oleh banyak kalangan. Apalagi bila model atau bahan baku alas kaki tersebut lain daripada yang lain. Misalnya saja terbuat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan.

Inilah yang menjadi ciri khas Pijak Bumi, marketplace ragam produk alas kaki dengan bahan baku yang ramah lingkungan. Aplikasi ini sudah aktif sejak 2016. Dengan kekhususan itu, mulai banyak pasar yang melirik produk spesial tersebut. Tak cuma dari dalam negeri tapi juga luar negeri. 

Rowland Asfales, Chief Executive Officer (CEO) Pijak Bumi, Kamis (5/3), menjelaskan ,untuk saat ini saja, dirinya sudah menyiapkan koleksi sepatu sebanyak 20-25 stock-keeping unit (SKU). Adapun rata-rata produksi sepatu Pijak Bumi ini saban bulannya adalah sebanyak 1.500 pasang. Hebatnya, setiap produksi sepatu itu tandas terjual.

Baca Juga: Ini cara membedakan batuk musim kemarau dengan batuk gejala Covid-19

"Untuk permintaan setiap bulan, kurang lebih sama dengan produksi dan saat ini kami tengah mengalami permintaan yang berlebih, karena terkadang ada masalah produksi dan tertunda," katanya kepada KONTAN.

Untuk membuat sepatu ini, sepatu Pijak Bumi memakai beberapa bahan baku lokal berupa kulit samak nabati dari Pekalongan, kemudian ada katun organik, serta kulit kelapa atau coconut leather yang terbuat dari batok kelapa yang sudah dilebur menjadi bubuk dan kemudian dicetak menjadi kain.

Dari beragam bahan baku tersebut, produsen sepatu Pijak Bumi langsung mendesain dan membuat sepatu secara mandiri. Harga sepatu ramah lingkungan ini dipatok mulai dari Rp 375.000 per pasang sampai Rp 1,8 juta per pasang.

Untuk mempermudah proses produksi sepatu, Pijak Bumi sudah bermitra dengan 50 perajin sampai 60 perajin. Mereka juga menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan manufakur besar untuk membantu proses pembuatan sepatu kulit. "Tempat produksi kebanyakan di Bandung dan Tangerang," tuturnya.

Melihat respon pasar yang positif, produsen sepatu Pijak Bumi menargetkan bisa meraup pertumbuhan penjualan hingga 40% di akhir tahun ini. Untuk bisa menggapai target tersebut, start up ini baru saja melansir produk anyar dan, kalau tidak ada halangan, bakal dipamerkan di Micam Milano 2020 yang akan berlangsung pada April 2020 mendatang.

Acara ini adalah salah satu pameran dagang internasional khusus sepatu yang berlangsung dua setiap tahun sekali. Kebetulan, tahun ini fokus perhatian sepatu Pijak Bumi adalah menyasar pasar Eropa.

Sepatu Pijak Bumi mendapatkan penghargaan di pameran alas kaki di Milan, Italia

Rencana ekspansi lainnnya yang sudah masuk agenda adalah produsen sepatu Pijak Bumi tidak hanya menjual produk sepatu saja tapi juga produk fesyen dari atas kepala hingga ujung kaki alias head to toe yang ramah bumi.

Baca juga: Registrasi lowongan kerja D3 PT Taspen mulai dibuka hari ini, berikut linknya

Tak cuma produk yang bertambah, jangkauan pasar sepatu Pijak Bumi juga diharapkan semakin luas. Misalnya menyasar pasar Asia seperti Jepang dan Hong Kong. "Kami mendapatkan kesempatan untuk ekspansi ke negara tersebut," katanya. 

Meski bisnisnya sudah berkembang, sejauh ini, dana ekspansi start up marketplace sepatu Pijak Bumi ini masih dilakukan secara  mandiri. Namun start up ini tengah negosiasi dengan beberapa calon investor untuk pengembangan bisnis.

Selanjutnya: Jumlah kamp penahanan muslim Uighur di China ternyata banyak sekali & terus diperluas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×