kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,31   1,67   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok pusat batik legendaris di Wonogiri (2)


Sabtu, 23 Juni 2018 / 09:15 WIB
Menengok pusat batik legendaris di Wonogiri (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Siang itu, sepanjang jalan di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah nampak sepi. Hanya beberapa penduduk berlalu-lalang dan berkegiatan di sekitar rumahnya.

Sri Lestari, perajin batik sekaligus pemilik Batik TSP mengatakan proses pembuatan batik biasanya berlangsung sejak pagi, mulai pukul 08.00 sampai sekitar pukul 17.00. Tiap gerai batik biasanya memiliki tempat produksi, terletak di bagian belakang gerai atau ada tempat khusus terpisah yang letaknya tidak jauh dari gerai. Menjelang siang hari, para perajin mulai menjemur kain batik yang sudah dicelup.

"Kalau hari biasa, kami mulai produksi pagi sampai sore, bahkan kadang sampai menjelang magrib. Karena sedang bulan puasa, jadi selesainya lebih cepat. Ini nanti sekitar jam 3 sore sudah selesai," ujar Sri.

Menurut penuturan Sri, sentra produksi batik wonogiren di Tirtomoyo sempat redup dan vakum sejak tahun 1975 sampai tahun 1990-an. Dalam rentang waktu tersebut, Sri bilang banyak perajin batik wonogiren menutup usaha produksi batiknya. Bisa dikatakan, motif batik wonogiren tidak mampu bertahan di tengah persaingan dengan motif batik dari daerah lain, seperti Solo, Pekalongan dan Yogyakarta.   

"Sampai sekarang, hanya tempat produksi batik milik orangtua saya ini yang masih bertahan. Dulu, hampir setiap rumah di sini produksi batik sendiri, dari yang kecil-kecilan, sampai yang besar. Sebagian besar penduduk Tirtomoyo dulunya perajin batik, makin ke sini, makin habis," tutur Sri.

Hal senada juga diungkapkan oleh Daryono, perajin batik sekaligus pemilik Rifky Batik. Ia mengungkapkan para perajin batik wonogiren kembali bermunculan sejak awal tahun 2000-an. Ia bilang, kebanyakan perajin batik wonogiren sebelumnya pernah belajar beragam motif batik di kota Solo.     

"Saya tau ada motif batik wonogiren justru waktu dulu jadi perajin di Solo. Waktu itu, saya masih kerja di tempat produksi batik punya orang lain," ujarnya. Daryono memberikan sedikit penjelasan soal ciri khas motif dari batik wonogiren.

Menurut penjelasan Daryono, batik wonogiren punya motif menyerupai retakan. Ada pula beberapa gambar khas seperti aneka bunga, jambu mete, daun, dan panah. Antara satu gambar dengan gambar lain letaknya agak berjauhan. Warna yang digunakan untuk kain batik wonogiren cenderung warna-warna cerah seperti putih, kuning, biru muda, dan sebagainya.   

Daryono mengatakan setiap perajin batik wonogiren memiliki motif unggulan masing-masing. Motif yang ada di gerainya belum tentu dapat ditemui di gerai lain, begitu pula sebaliknya. Sehingga, soal persaingan ia mengatakan berjalan secara sehat karena dikembalikan pada selera pasar. "Bahkan kami, antara perajin saling kerjasama, mulai dari proses produksi sampai penjualan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×