kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meneropong peluang bisnis Thai Tea Mekong


Jumat, 14 Juli 2017 / 08:05 WIB
Meneropong peluang bisnis Thai Tea Mekong


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Johana K.

Selain Jepang dan Korea ikut menyerbu pasar kuliner Indonesia, kudapan asal Thailand juga ikut unjuk gigi di negeri ini. Beragam makanan asal negeri gajah putih Thailand kini tampaknya sedang digemari pecinta kuliner dalam negeri. Baik itu makanan utama, dessert, maupun beragam minuman. Salah satu yang belakangan ramai di buru adalah menu thai tea.

Memanfaatkan momen ini, banyak pelaku usaha thai tea bermunculan di Indonesia. Seperti merek Thai Tea Mekong yang didirikan oleh Cepih Faisal Achyar pada Januari 2017. Mendirikan gerainya di Depok, Jawa Barat, Mekong tak luput dari buruan konsumen. Permintaan bermitra pun mulai berdatangan.

Sejak Juli 2017, Faisal membuka tawaran kemitraan. Hanya ada satu jenis paket investasi yang ditawarkan. Paket tersebut bernilai Rp 10,5 juta. “Saat ini ada promo, jadinya Rp 8,5 juta. Sudah ada tiga mitra yang isi, kuota untuk paket promosi tinggal dua,” tutur Faisal.

Paket investasi yang ditawarkan sudah mencakup fasilitas lengkap penjualan thai tea. Lebih rinci fasilitas tersebut antara lain terdiri dari booth, peralatan penyajian, media promosi, bahan baku awal, dan training. “Biasanya setiap tahun kami ada kenaikan harga untuk paket investasi,” tegas Faisal.

Bahan baku thai tea yang akan didapatkan mitra di awal adalah sebanyak 100 porsi minuman. Sebelum gerai buka, mitra juga akan dibekali training. Faisal bilang, training dapat dilakukan di gerai pusat maupun di gerai mitra.

Setiap gerai Thai Tea Mekong menjual lima varian menu thai tea. Satu gelas thai tea dijual dengan harga Rp 8.000. Faisal memperkirakan mitra dapat menjual 50-100 porsi minuman setiap harinya. Dengan demikian, mitra dapat balik modal dalam waktu dua hingga tiga bulan.

Sistem kemitraan yang dibuat Faisal mewajibkan mitra memasok bahan baku dari pusat. Selain untuk bahan baku, setiap bulannya mitra harus menanggung biaya operasional sendiri. Hanya saja, dalam kemitraan ini mitra tak lagi dibebankan dengan biaya royalti.

“Kita ambil untung hanya dari penjualan bahan baku saja,” jelas Faisal. Selain itu, ia juga tak membatasi masa kontrak kerjasama dengan mitra. Selama mitra masih berbelanja rutin bahan baku dari pusat, artinya kerjasama masih berlangsung, dan mitra masih diperkenankan menggunakan merek Thai Tea Mekong.

Beriringan dengan munculnya tren thai tea, sudah banyak pelaku usaha thai tea yang bermunculan. Meski demikian, Faisal tak takut bersaing. Menurutnya Thai Tea Mekong punya kelebihan dalam soal harga. Ia juga sudah menyiapkan varian rasa yang berbeda dengan yang lain.

“Kami punya rasa dan kemasan yang tak jauh beda dengan thai tea lain. Tapi kita punya harga lebih murah,” jelas Faisal. Soal varian rasa, Thai Tea Mekong memiliki varian rasa hazelnut dan caramel machiato sebagai varian thai tea yang diunggulkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×