kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengail ikan manfish di Kota Kediri (1)


Rabu, 10 September 2014 / 14:24 WIB
Mengail ikan manfish di Kota Kediri (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Selain terkenal dengan produk tahu dan Monumen Simpang Lima Gumul, Kota Kediri mempunyai sejumlah lokasi pembudidayaan ikan hias. Salah satunya adalah pusat pembudidayaan ikan manfish.

Ada empat kelurahan di kota ini yang diberdayakan sebagai sentra pembudidayaan ikan hias manfish, yaitu Kelurahan Ketami, Pesantren, Tempurejo, dan Jamsaren. KONTAN sempat menyambangi salah satu sentra budidaya ikan manfish tersebut yang berlokasi di kelurahan Jamsaren, Kediri.

Untuk sampai ke lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar empat jam dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang hingga melalui Terminal Dinoyo. Meski waktu tempuh cukup lama, pemandangan di sepanjang jalan cukup indah. Banyaknya hutan alam ditambah kicauan burung membuat perjalanan tidak terasa membosankan.

Sentra ini cukup dekat dari Monumen Simpang Lima Gumul. Dari sana ambil jalan arah menuju Tulungagung. Dari gapura selamat datang di Kabupaten Kediri, lokasi sentra ini terletak sekitar 300 meter (m).

Memasuki lokasi pembudidayaan ikan manfish, terlihat hampir di setiap halaman rumah terdapat jajaran kolam ikan. Mahfud, salah satu pembudidaya ikan hias di sentra ini, bercerita, Kelurahan Jamsaren sudah dikenal sebagai sentra ikan hias sekitar tahun 1970-an. Mahfud sendiri sudah menekuni bidang ini sejak tahun 1985, tepatnya saat dia masih remaja.

Total pembudidaya ikan hias di sini ada sekitar 50 petani. Dulunya, kampung ini terkenal sebagai tempat pembudidayaan ikan cupang. Namun lantaran harga jual ikan yang sering dijadikan aduan ini tidak menentu, akhirnya para petani beralih membudidayakan ikan oscar. Eh, ternyata perkembangan usaha ikan oscar tidak juga berjalan mulus.

Pada akhirnya para petani beralih usaha, mengembangkan ikan manfish. Mahfud mengatakan, harga jual ikan berbentuk pipih ini terbilang cukup tinggi dan tingkat permintaan selalu tinggi.

Dia mempunyai sekitar 276 kolam ikan berukuran 60 sentimeter (cm) x 70 cm untuk membiakkan ikan hias ini. Laki-laki berkulit gelap ini hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk memanen ikan. Maklum saja, Mahfud hanya melakukan pembibitan, tidak sampai memelihara ikan sampai berusia dewasa.

Sementara, Rohana, petani ikan lainnya, baru dua tahun lalu menggeluti profesi sebagai pembudidaya ikan manfish. Awalnya, dia  seorang ibu rumahtangga pada umumnya. Namun setelah melihat para tetangga lainnya sukses menjadi pengusaha ikan, dia akhirnya ikut menekuni pekerjaan ini.

Saat ini, dia baru mempunyai tiga kolam ikan untuk pembesaran bibit  manfish. Dia mendapatkan bibit ikan tersebut dari Mahfud yang juga tetangganya. Dalam operasionalnya, dia dibantu dua anaknya untuk merawat seluruh ikan yang dia miliki.  

Awal menjalani profesi sebagai pembudidaya, Rohana membeli bibit manfish seharga Rp 400 per ekor dari Mahfud. Modal awal menjalani usaha ini sekitar Rp 2,4 juta untuk membeli sekitar 600 ekor ikan manfish.           n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×