kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengais untung dari penjualan dan pengumpulan sampah


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 11:05 WIB
Mengais untung dari penjualan dan pengumpulan sampah


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persoalan sampah memang menjadi polemik di hampir setiap kota besar. Tidak cuma Jakarta saja tapi juga Medan. Namun di tangan Abdul Latif Nasution, ia mencoba mengubah persoalan sampah di kota Medan menjadi hal yang bermanfaat dan menguntungkan.

Bersama tim, ia pun membuat Kepul. Ini adalah aplikasi cara mudah pengguna membuang sampah dan bisa menjual sampah. Maklum, di aplikasi tersebut terdapat dua layanan. Yakni jual sampah dan beli sampah.

Baca Juga: Margalarva mengambil untung dari larva lalat hitam

Nah, kalau ada konsumen yang ingin membuang sampah, bisa menghubungi aplikasi Kepul di situs atau via media sosial serta WhatsApp. Setelah mendapat pesanan, para pengepul yang sudah bermitra dengan Kepul akan menjemput sampah-sampah yang siap dijual.

Aplikasi yang sudah berjalan sejak Maret 2018 ini menurut Abdul Latif, masih terus tahap pengembangan. "Aplikasi belum berjalan penuh, karena masih menggunakan WhatsApp dan sejenisnya untuk tahu alamat dan jenis sampah, lantas kami informasikan kepada pengemudi terdekat untuk diambil," kata pendiri Kepul tersebut ke KONTAN.

Baca Juga: Start up layanan sampah masih punya potensi yang menjanjikan

Hingga kini, Kepul sudah bermitra dengan 20 pengemudi sebagai pengepul yang siap mengambil sampah di sekitar kota Medan, Sumatra Utara. Boleh dibilang, Kepul menjadi perantara antara pengepul dengan masyarakat dalam pengadaan sampah.

"Di Medan sendiri ada sekitar 5.000 pengepul dan kami ingin berdayakan," kata Abdul. Ia menyebut layanan Kepul untuk sementara masih di sekitar Medan.

Untuk jenis sampah yang bisa dibeli oleh Kepul sudah ada daftarnya di aplikasi tersebut dengan kisaran harga Rp 100 per kg sampai Rp 55.000 per kg. Jenisnya mulai dari kemasan plastik, kertas, kardus, perabotan rumah tangga bekas, kuningan, ponsel bekas, hingga tembaga.

Baca Juga: Buang sampah lewat Angkuts saja!

Dari setiap transaksi, Kepul mematok fee sebesar Rp 2.000. Baik itu untuk penjualan sampah maupun jasa pembuangan sampah. Jenis pembayaran sendiri masih berbentuk tunai.

Saat ini, Kepul sudah bisa melakukan transaksi rata-rata 200 transaksi per bulan, baik itu untuk jual sampah maupun buang sampah. Sampah terbanyak yang dijual adalah kertas kardus, besi tua dan perabotan rumah tangga.

Baca Juga: Pemulung sampah luar angkasa

Melihat hasil tersebut, Abdul berencana terus memoles aplikasi Kepul supaya secara penuh berfungsi. Ia berupaya memperbaiki dari sisi pemesanan oleh pengguna, maupun pembayaran. Makanya saat ini pihaknya tengah gencar mencari investor untuk bisa merealisasikan rencana itu.

Soalnya Kepul akhir tahun ini punya target tambah gudang sampah dari kapasitas sekarang 37 ton, perbanyak mitra pengepul dan ekspansi keluar Medan. "Kami tengah negosiasi dengan investor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×