kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengajari orang melayang di udara


Senin, 23 Agustus 2010 / 11:51 WIB
Mengajari orang melayang di udara


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Prospek profesi instruktur paralayang di Indonesia mulai cerah seiring semakin populernya olah raga udara ini. Banyak orang yang ingin merasakan sensasi terbang bebas lepas di langit biru. Untuk belajar paralayang, hubungi instruktur berpengalaman. Jumlah instruktur di sini baru 15 orang.

Belajarlah dari ahlinya. Kalimat ini cocok di semua jenis pelatihan, termasuk berlatih paralayang. Apalagi kegiatan ini mengutamakan keselamatan. Makin senior dan tinggi jam terbang instruktur, rasa percaya diri anak didik semakin besar.

Untuk menjadi instruktur paralayang, seseorang harus memenuhi persyaratan. Salah satunya lulus dari pendidikan level Penerbang Lanjut 3 (PL3) dan memiliki minimal 500 penerbangan. Setelah itu, calon instruktur harus magang di dua sekolah paralayang dan menamatkan sekitar 30 siswa di level PL1. Lalu, calon instruktur harus meraih sertifikat dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Memang butuh waktu untuk menjadi instruktur paralayang. Lilik Darmono dari Mega Raya Paragliding Indonesia (Merapi) menghabsikan waktu empat tahun untuk menjadi instruktur madya di 1996.

Periode yang sama juga dilakoni instruktur paralayang lain, Idon A. Ramadhan dari Papatong Fly & Play. Ia mulai mengajar di tahun 2000 setelah memulai belajar paralayang tahun 1994.

Menurut Idon, tantangan terberat dalam mengajar paralayang adalah masalah keselamatan. Instruktur harus benar-benar memperhatikan kondisi cuaca, serta faktor keamanan dan keselamatan anak didiknya. Apalagi, perusahaan asuransi masih menganggap paralayang sebagai olahraga ekstrim. "Padahal di luar negeri biasanya sudah ada asuransinya," kata Idon.

Kini, kata Lilik, sistem pengajaran paralayang lebih tertata. Dulu, belum ada silabus dan visual untuk pengajaran mencapai terbang yang aman dan benar. "Sistem yang baik membuat waktu belajar lebih cepat," kata Lilik.

Jumlah instruktur di 1996 baru lima orang. Kini jumlahnya sudah bertambah menjadi 15 orang. Namun tentu, jumlah ini masih tergolong sangat sedikit. Ini membuat instruktur paralayang menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Apa lagi, peminat paralayang terus bertambah karena lebih praktis daripada olah raga udara lain. "Populasi penyuka paralayang yang tercatat sekarang hampir 1.000 orang," kata Lilik.

Pelatihan paralayang tergantung cuaca. Terbang paralayang membutuhkan cuaca cerah dan biasanya dilakukan di musim kemarau. Di musim hujan, biasanya kegiatan dan pelatihan paralayang lebih sepi.

Idon membuka kelas dua bulan sekali. Pesertanya tiga hingga lima orang, atau sesekali bisa mencapai puluhan orang. Biaya berlatih paralayang Rp 6,5 juta per orang. "Fee buat instruktur itu 50% dari biaya," kata Idon.

Idon dan Lilik menggantungkan hidup menjalani profesi pelatih paralayang. Mereka juga menjadi pilot tandem. "Banyak orang ingin terbang tapi tak mau repot latihan," kata Lilik.

Di musim panas, tiap bulan, ada sekitar 30 orang yang ingin tandem. Dengan ongkos terbang tandem Rp 300.000 per orang, para pilot tandem ini menerima fee Rp 100.000 per orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×