kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengalap berkah pengunjung Sekaten


Sabtu, 24 November 2018 / 06:45 WIB
Mengalap berkah pengunjung Sekaten


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Selain menjadi tempat tujuan wisata, Yogyakarta juga menawarkan sejumlah pagelaran dan seni tradisional yang menarik pelancong. Nah, saat ini, pelancong di kota gudeg bisa menyaksikan perayaan Sekaten.

Ini merupakan pesta rakyat khas Yogyakarta yang digelar rutin tiap tahun. Sekaten menjadi bagian dari rangkaian perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Pesta ini digelar di kawasan Alun-alun Utara, Yogyakarta, dimeriahkan dengan adanya pasar malam dan aneka jajanan.

Ajang itulah yang menjadi bekah bagi sejumlah pedagang. Mulai dari pedagang makanan, pakaian, sampai permainan ala pasar malam. Beragam pedagang makanan ditawarkan sejak awal Sekaten dibuka.

Salah satu jajanan khas pasar malam yang cukup laris adalah arum manis atau gulali. Sri Sumarti, salah satu pedagang arum manis di pasar Sekaten mengatakan, khusus tahun ini, ia membuat arum manis ukuran besar. 

"Sengaja dibuat ukuran besar, untuk menarik perhatian pembeli. Bentuknya ada yang biasa, ada yang karakter kartun," tuturnya.

Ia membanderol, arum manis kekinian tersebut dengan banderol Rp 20.000 sampai Rp 40.000 per bungkus. Ada empat varian rasa yang ia tawarkan, yakni rasa jeruk, stroberi, sirsak, dan jambu biji. Serta ragam karakter kartun,  seperti minion, angry bird, hello kitty, dan sebagainya.

Menurut pengakuannya, peminat arum manis racikannya melonjak dari tahun sebelumnya. Di acara tersebut, ia bisa mengantongi omzet antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hari. Banyak kalangan pelajar yang membeli arum manis racikan wanita asal Boyolali tersebut. "Mungkin karena ada libur panjang juga nih," tandasnya.

Tak hanya pedagang makanan, pedagang pakaian bekas impor layak pakai juga kebanjiran konsumen selama acara tersebut. Pakaian bekas impor layak pakai atau yang  sering disebut awul-awul banyak diburu pengunjung Sekaten dari berbagai kalangan.

Mereka bisa mendapatkan aneka jenis pakaian bekas layak pakai asal Eropa dengan harga terjangkau. Nur Soleh, salah satu pedagang awul-awul mengatakan, dalam sehari ia bisa mengantongi omzet  Rp 4 juta-Rp 5 juta selama Sekaten.

Nominal tersebut meningkat tiga kali lipat dibanding hari biasa. Dirinya memang sehari-hari menjual produk awul-awul. Saat acara tersebut, ia menjajakan produk dagangannya di sekitar Pathuk.

Ia akui, acara Sekaten selalu ramai pengunjung. Tapi berbeda dengan pebisnis makanan, ia menilai hasil penjualan produk pakaian bekasnya tidak seramai tahun lalu. "Omzet kami tahun ini turun dari tahun lalu yang  bisa mencapai Rp 10 juta per hari," tandasnya.

Ia membanderol pakaian bekas tersebut mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 150.000 dengan kondisi pakaian dan bahan yang layak.      

Menjadi perayaan yang dinanti warga dan wisatawan Asing

Sebagai pesta rakyat, sekaten tak hanya sekadar pagelaran tahunan, tapi juga menjadi alternatif hiburan murah meriah bagi warga Yogya maupun para wisatawan.

Sebab, tak hanya hiburan, Sekaten juga dimeriahkan oleh pasar malam. Berbagai permainan khas pasar malam ditawarkan dalam pagelaran sekaten.

Para pengunjung tidak hanya dimanjakan dengan aneka jajanan dan pakaian murah, mereka juga bisa mencoba aneka wahana permainan ala pasar malam. Beberapa permainan menjadi wahana andalan yang banyak menarik minat pengunjung. Seperti kora-kora, tong setan, bianglala, ombak banyu, rumah hantu dan komidi putar.

Tiket aneka wahana permainan dijual mulai Rp 10.000-Rp 20.000 untuk sekali main. Berdasarkan pantauan KONTAN, sekaten banyak dikunjungi kalangan anak muda maupun keluarga. Bahkan, bagi sebagian besar pengunjung, sekaten selalu ditunggu-tunggu.

"Saya lumayan sering ke Yogya buat liburan. Ini karena long weekend, jadi saya ke Jogja, kebetulan ada sekaten juga. Senang bisa ikut sekaten, tahun-tahun sebelumnya belum pernah," kata Fajar Dwi, salah satu pengunjung sekaten asal Bogor, Jawa Barat.

Fajar membawa serta dua anak dan istrinya. Menurutnya, sekaten bisa menambah sensasi liburan yang berbeda. Selain bisa menikmati aneka jajanan dan wahana permainan, Fajar mengatakan, dirinya juga bisa menyaksikan sejumlah hiburan tradisional gratis seperti karawitan dan ketoprak yang tidak bisa ia temui di Bogor.

Meski sekaten tahun ini berlangsung meriah dan ramai pengunjung seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah pedagang mengeluhkan jika waktu penyelenggaraan sekaten sangat singkat. Nur Soleh, pedagang awul-awul yang rutin membuka stan sejak 2008 lalu mengatakan, sekaten tahun ini merupakan yang tersingkat.

"Selama saya ikut sekaten, kayaknya tahun ini yang paling singkat. Soalnya biasanya sekaten bisa sampai 1,5 bulan. Tahun ini cuma 18 hari," keluhnya.

Ia mengungkapkan, tahun sebelumnya, sekaten digelar sampai libur Natal dan Tahun Baru. Menurut Soleh, singkatnya gelaran sekaten ini berpengaruh pada omzet para pedagang.

Ia bilang, di tahun-tahun sebelumnya, ia bisa meraup omzet sampai Rp 10 juta per hari dari berdagang awul-awul. Tahun ini hanya mendapat Rp 4 juta per hari.

Sri Sumarti, pedagang arum manis asal Boyolali juga melontarkan hal serupa. Ia rutin berjualan di sekaten sejak lima tahun lalu. Tahun ini merupakan yang tersingkat. "Biasanya paling sebentar itu sebulan. Tahun ini malah nggak nyampe sebulan," ujarnya.

Meski tak selama tahun-tahun sebelumnya, Sri mengatakan jika arum manis raksasa tetap bisa menarik para pengunjung. "Omzet otomatis turun, tapi arum manis saya masih banyak yang suka," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×