kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.617   18,00   0,11%
  • IDX 6.944   111,51   1,63%
  • KOMPAS100 1.006   18,50   1,87%
  • LQ45 779   14,10   1,84%
  • ISSI 221   2,67   1,22%
  • IDX30 404   6,95   1,75%
  • IDXHIDIV20 476   8,92   1,91%
  • IDX80 113   1,73   1,55%
  • IDXV30 116   1,67   1,46%
  • IDXQ30 132   2,70   2,09%

Menganyam peruntungan pot keranjang tanaman


Jumat, 26 Januari 2018 / 10:10 WIB
Menganyam peruntungan pot keranjang tanaman


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Di sebuah sudut teras, terlihat pemandangan apik dari beberapa tanaman yang ditaruh dalam keranjang anyaman. Selain tampak asri, tampilan sudut dengan tanaman itu terkesan bersih dan rapi. Dekorasi tanaman dalam keranjang pun kini banyak dijumpai untuk mempercantik sebuah hunian.  

Keranjang anyaman yang tadinya kerap difungsikan sebagai tempat menaruh barang atau tas belanja, kini mulai beralih fungsi menjadi tempat tanaman alias pot sekaligus pernak-pernik dekorasi rumah. Asal tahu saja, jenis tanaman yang ditempatkan di wadah ini adalah tanaman dalam ruangan (indoor).

Ambar Koesoemo Astari, pemilik Keranjang Cantik asal Yogyakarta menjelaskan,  alih fungsi keranjang anyaman ini berawal dari komunitas decor homeliving. Komunitas ini menganggap keranjang anyaman unik menjadi ornamen dekorasi ruangan, dipadu-padankan dengan tanaman.

Sebelumnya, konsep ini sudah lebih dulu tenar di luar negeri. Sedangkan, untuk di dalam negeri mulai ramai digunakan dan naik daun sekitar akhir tahun lalu.

Ambar mengatakan,  sampai sekarang permintaan pasar masih terus tinggi. Bahkan, dia kerap kehabisan stok sehingga mau tidak mau dia menggunakan sistem pre-order (PO) dengan masa tunggu sampai satu hingga dua minggu.

Dalam sebulan, dia bisa menangguk penjualan lebih dari 100 set keranjang anyaman. Harganya dipatok mulai dari Rp 130.000 sampai Rp 270.000 per set (isi tiga).

Konsumennya, tidak hanya berasal dari sekitar Pulau Jawa, melainkan merata dari Sabang hingga Merauke. Bahkan, dia sempat mendapatkan pesanan dari negara tetangga, Malaysia. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasar, Ambar bekerjasama dengan satu workshop asal Kulon Progo, Jawa Tengah.

Pemain lainnya adalah Anggita Paramita, pemilik Summer_Homeliving, asal Tangerang Selatan, Banten. Menurutnya, alih fungsi keranjang anyaman yang sekarang ini banyak dipakai untuk tempat meletakkan pot tanaman sudah terasa sejak dua tahun lalu.

Meski sudah lama, Anggita menyatakan, permintaan pasar tetap tinggi. Dalam sebulan dia bisa menjual puluhan unit keranjang anyaman. "Jumlah barang yang saya ambil dari para perajin terus naik hingga dua kali lipat saat masuk bulan ketiga," katanya kepada KONTAN.

Bahkan, saat menjelang hari raya, seperti Idul Fitri dan Natal serta momen akhir tahun penjualannya naik sekitar 50% dari biasanya.

Anggita mematok harga keranjang anyamannya ini mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 200.000 per unit. Dia menjalin kerjasama dengan dua orang perajin yang berada di wilayah Klaten, Jawa Tengah dan Kalimantan. Sekedar info, ada dua jenis keranjang anyaman yang disediakan yaitu eceng gondok dan purun.       

Berkeranjang-keranjang potensi keranjang anyaman

Mempercantik rumah bisa dengan berbagai cara. Namun, kini banyak pemilik rumah memakai keranjang anyaman untuk memberi sentuhan alami pada huniannya. Penampilannya pun kian segar dengan adanya tanaman yang mengisi keranjang tersebut.  

Tren wadah pot tanaman dari keranjang anyaman ini diperkirakan bakal awet hingga dua sampai tiga tahun mendatang. Selain bentuknya yang unik, produk ini tergolong ramah lingkungan karena terbuat dari eceng gondok atau tanaman lainnya.

Anggita Paramita, pemilik Summer_homeliving asal Tangerang Selatan, Banten, mengatakan bila potensi usaha ini masih bakal cerah untuk beberapa tahun mendatang. Sebab, sampai kini, pesanan yang datang kepadanya tak pernah berhenti. "Produk anyaman memang sudah lama tapi sekarang seolah kembali bangkit dan menjadi tren," katanya pada KONTAN.

Tingginya permintaan akan keranjang anyaman ini membuatnya tidak perlu banyak-banyak menggunakan jaringan penjualan. Anggie mengaku, hanya mengandalkan promosi dan penjualan melalui media sosial, Instagram, itu pun penjualan terus meningkat saban bulannya.

Dianggap menguntungkan, banyak pemain baru yang mulai menjajal peruntungannya di sektor ini. Alhasil, persaingannya cukup ketat.

Untuk mempertahankan usaha tetap eksis, Anggi terus menjaga kualitas, inovasi desain, serta mempertahankan ciri khas Summer_homeliving, yakni dengan menyajikan produk berkonsep natural dan original tanpa terlalu banyak bumbu ornamen tambahan pada keranjang tersebut.  

Kendala yang kerap dia hadapi adalah desain keranjang yang terbatas. Maklum, dengan pasar yang ada sekarang, dia harus rajin untuk mengganti stok produknya supaya penjualan terus mengalir. "Kami biasanya juga membuat desain produk dan mengkomunikasikannya kepada perajin," tambahnya.

Ambar Koesoemo Astari, pemilik Keranjang Cantik asal Yogyakarta mengamini bila persaingan saat ini sudah cukup ketat. Tidak sedikit pemain yang sengaja mematok harga dibawah standar untuk mendapatkan perhatian konsumen.

Namun, Ambar mengaku memilih untuk menjaga kualitas serta detail pengerjaan daripada ikut dalam perang harga yang terjadi. Sebab, selama ini pelanggan cukup puas dengan produknya.

Sayang, cuaca yang tidak menentu membuat para perajinnya sulit memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu. Alhasil, para pelanggan harus bersabar selama satu hingga dua minggu untuk mendapatkan barang pesanannya.

Ke depan, dia berharap bisa  membuka pasar baru dengan mengikuti ajang pameran kerajinan skala nasional. Sampai sekarang, Ambar hanya menggunakan media sosial, Instagram untuk memperkenalkan keranjang anyamannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×