Reporter: Yulianna Fauzi | Editor: Hendra Gunawan
MAGELANG. Kehadiran objek wisata rupanya mampu menciptakan ladang bisnis yang beragam untuk masyarakat sekitarnya. Salah satunya usaha jasa andong yang berkembang di sekitar kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ini menjadi salah satu jasa yang ditawarkan masyarakat untuk menarik wisatawan di sekitar Candi Borobudur.
Ketika KONTAN mendatangi tempat wisata ini, sejumlah kusir andong di lokasi wisata ini mengatakan bahwa pekerjaan ini mereka jadikan sebagian mata pencaharian utama. Sejak tahun 1989, berdiri sebuah paguyuban para kusir andong di tempat ini. Sekarang terdapat lebih dari 60 kusir andong yang aktif beroperasi khusus di daerah Candi Borobudur.
Salah satunya adalah Oji yang menawarkan jasa wisata andong sejak 2003. Sebelum bisa menawarkan jasa andong, Oji terlebih dahulu belajar merawat kuda.
Saat ini, Oji memiliki tiga kuda untuk digunakan bergantian menarik andong. Menurut Oji, kuda berusia dua tahun sudah bisa untuk dilatih untuk menarik andong. Jika kuda jinak, dalam waktu 10 hari saja sudah bisa digunakan. Namun, untuk kuda yang tergolong liar diperlukan waktu sekitar dua bulan hingga jinak dan bisa menarik andong.
Biasanya, Oji memasang tarif sekitar Rp 15.000-Rp 20.000 untuk sekali antar dari Terminal Borobudur menuju Candi Borobudur. Namun, bila penumpang ingin sekaligus masuk ke area Candi Borobudur dan berkeliling di dalamnya, Oji mematok tarif Rp 50.000 sekali naik per tiap pengunjung.
Tak hanya itu, Oji kerap menerima kerjasama dari penginapan yang turut mempromosikan jasa andongnya. Biasanya paket yang ditawarkan ialah mengejar momen matahari terbit ke atas bukit Puthuk Setumbu yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan-jalan keliling desa mengunjungi berbagai kerajinan di Desa Borobudur. Paket ini senilai Rp 250.000 sekali jalan.
Oji mengaku mampu meraih omzet sekitar Rp 100.000 ribu per hari jika sedang sepi pengunjung. Namun, ketika musim liburan tiba Oji mengaku bisa mendapatkan penghasilan hingga empat kali lipat dalam sehari. "Ketika hari Waisak, saya bisa dapat omzet sampai Rp 1,2 juta sehari karena pengunjung membeludak," ungkap Oji kepada KONTAN.
Penyedia jasa andong wisata lainnya adalah Tenggoro atau yang akrab disapa Ateng. Meski baru tiga bulan menjajakan jasa andong, Ateng merasa usaha ini cukup menjanjikan. Sebelumnya Ateng adalah calo jual-beli kuda. Tapi karena dia punya kuda sendiri sehingga sekalian menjalankan jasa andong wisata. "Waktu kerjanya juga bisa diatur," ungkap Ateng.
Dalam sehari Ateng mampu meraih omzet Rp 75.000 hingga Rp 300.000 per hari. Dia masih dapat untung setelah dikurang pakan kuda senilai Rp 30.000 per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News