Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri
Di usianya yang masih relatif muda, Andika Kairuliawan (23 tahun) sukses menjadi pengusaha bengkal modifikasi motor. Namun, ia tidak ingin meninggalkan pengabdiannya sebagai dosen di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).
Maklum saja, Andika sudah aktif mengajar sebagai asisten dosen di UTY semenjak duduk di semester dua. Meski bebitu, keinginan berwirausaha sudah timbul ketika masih menjadi mahasiswa Teknik Informatika UTY.
Melalui dukungan dan motivasi yang diberikan kampusnya, Andika pun bersemangat menekuni bisnis otomotif. Meskipun tidak nyambung dengan latar belakang kuliahnya, ia mengaku bahwa kampusnya berjasa dalam membentuk dia menjadi seorang wirausahawan.
Makanya, semenjak menjadi dosen di UTY, Andika kembali menanamkan semangat wirausaha pada mahasiswanya. "Saya bersyukur karena UTY yang pertama kali menanamkan pola pikir berwirausaha pada saya," kata dia.
Pekerjaan sebagai dosen juga membantu Andika dalam bisnisnya. Tidak jarang, ia harus mengajar mahasiswa yang usianya lebih tua dari dia. Dari situ, ia belajar untuk berkomunikasi dengan pelanggan yang usianya melebihi Andika.
Selain melanjutkan pengabdian menjadi dosen, Andika pun ingin produknya lebih dikenal lagi oleh masyarakat. Salah satunya ialah dengan mengikuti kompetisi. Misalnya saja, kompetisi Wirausaha Muda Mandiri. Kini, ia sudah berada di jajaran finalis.
Ia berharap dengan ikut kompetisi itu, kepala motor berbahan fiber glass yang ia produksi makin populer. Tidak hanya itu, Andika berupaya terus berinovasi pada produksi kepala motor buatannya.
Tahun ini rencananya, semakin banyak karakter yang akan dijadikan model kepala motor di Balu Oto Work. Ia juga mendandani pengendara motor dengan berbagai aksesori. Di antaranya dengan memproduksi sarung tangan dan rompi.
Mimpi Andika tidak berhenti di situ. Tahun ini, ia akan membangun 26 diler di beberapa provinsi di Indonesia, serta lima diler resmi di luar negeri, seperti Filipina dan India.
Hal ini untuk memudahkan Andika untuk memasarkan produknya. Pasalnya, selama ini ia sendiri yang menangani urusan pemasaran. Padahal, orderan datang dari berbagai daerah.
Andika juga berusaha membuat pelanggannya merasa istimewa. Di bengkel seluas 1.000 meter persegi, ia selalu berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan.
Jika ada pelanggan yang ingin tubuh motornya dimodifikasi, ia menggunakan tanah liat sebagai medium cetakan awal. Jika sudah selesai, ia selalu membuang cetakan itu agar tidak ada yang menyamai.
Untuk membuktikan bahwa kepuasan pelanggan jadi nomor satu baginya, Andika memberikan jaminan produk. "Kalau ada keretakan sedikit pun, apalagi ketika dipasang, saya akan ganti tanpa tambahan biaya," ujarnya.
Andika juga tidak membedakan pelanggan yang memesan eceran maupun dalam partai besar. Semua dilayani dengan maksimal. Baginya, cara ini menjadi kunci sukses pemasaran, khususnya promosi getok tular. Ia sadar, pembeli adalah raja.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News