Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tantangan perekonomian saat ini industri kreatif Indonesia menyimpan optimisme. Ada beberapa peluang yang mendasari optimisme tersebut.
Strategic Partner & Chief of Commercial Officer PT Bumilangit Entertainment Corpora, Otis Hahijary melihat, arah baru ekosistem hiburan Indonesia, dalam hal ini industri kreatif, memiliki peluang besar berkembang dari nasional menuju panggung internasional melalui kekayaan intelektual alias intellectual property.
Otis mencontohkan, karakter lokal seperti Gundala, Sri Asih dan Virgo menuju level global melalui lisensi karakter, kolaborasi internasional, dan penetrasi multiplatform. “Indonesia tidak kekurangan cerita, tidak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah ekosistem dan keberanian untuk melompat,” ujar Otis, Kamis (24/7).
Bumilangit Entertainment Corpora yang selama ini dikenal sebagai rumah dari karakter superhero lokal. Rumah produksi tersebut terbilang cukup berhasil mengusung pendekatan multiplatform untuk menjangkau pasar yang luas. Otis menegaskan konsistensi distribusi konten di berbagai platform menjadi kunci dalam membangun keterikatan emosional dengan audiens.
Sejak tahun 2020 hingga 2024, melalui kekayaan intelektual, Jagat Sinema Bumilangit telah berhasil menjangkau lebih dari 15 juta penonton di layar kaca. Termasuk melalui penayangan di televisi maupun platform over the top (OTT), seperti Netflix dan Disney+.
Baca Juga: Dana Rp5 Triliun Diluncurkan untuk Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
Film Gundala (2019) mencatat 1,7 juta penonton bioskop dan menjadi pemantik lahirnya ikon hero sinematik lokal. Data tahun 2024 juga mencatatkan rekor baru. Sebanyak 80,21 juta penonton Indonesia memilih menonton film lokal di bioskop. Hitungannya produk dalam negeri yang kini mencapai 65% pangsa pasar.
Melihat peluang tersebut, Jagat Sinema Bumilangit menggandeng HB Entertainment (Korea Selatan) dan Teddy Park dari YG Entertainment. Karakter Virgo and The Sparklings meurut rencana akan diadaptasi menjadi serial K-Drama internasional,
Bumilangit Entertainment Corpora kini juga aktif mengembangkan karakter iko, seperti Si Bulan dan Gundala & Friends, ke dalam ranah edukasi, merchandise, animasi, hingga game. Karakter Si Bulan bahkan telah mencetak lebih dari 510 juta views organik di YouTube dalam 12 bulan terakhir.
Terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam industri kreatif, menurut dia, bisa menjadi alat bantu produktivitas. "Tapi yang tak bisa digantikan adalah rasa, konteks budaya, dan jiwa dari sebuah karakter lokal. AI hanya memperkuat, bukan menggantikan,” tegasnya.
Selanjutnya: Rano Karno Sebut Tawuran di Jakarta Kadang Disetting dan Dibiayai
Menarik Dibaca: Apa Itu Cysteamine? Ini Manfaat Cysteamine untuk Kulit dan Cara Menggunakannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News