kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menggaet modal budidaya ikan dengan berkelompok (4)


Jumat, 20 Agustus 2010 / 10:00 WIB
Menggaet modal budidaya ikan dengan berkelompok (4)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Biasanya, satu kelompok itu memiliki anggota antara 15 hingga 22 pembudidaya ikan. Kedekatan lokasi membuat kelompok ini tak perlu menggelar pertemuan-pertemuan rutin setiap saat.

Jadi, anggota kelompok tinggal mendatangi rumah tetangganya jika memerlukan bantuan atau pinjam-meminjam alat operasional. Maklum, dalam satu kelompok tani saling bantu, terutama peminjaman alat operasional sehari-hari. "Sebulan sekali kami pertemuan rutin," kata Rosidih yang menjadi ketua kelompok tani Family Jaya 6 di Duren Mekar.

Kelompok-kelompok tersebut merupakan organisasi pembudidaya terkecil. Kelompok ini juga berfungsi mempermudah penyaluran bantuan di antara mereka.

Sebagai sentra budidaya yang cukup terkenal, pembudidaya ikan di Duren Mekar dan sekitarnya pernah menerima bantuan dari Pemerintah Kota Depok untuk pengembangan usaha. "Pernah ada bantuan Rp 200 juta untuk penguatan modal," kata Nahrowi, Ketua Kelompok Tani Family Jaya 1.

Namanya bantuan, tentu hanya bersifat sekadarnya. "Dibilang cukup juga tidak," kata Rosidih. Maklum, bantuan dana itu dibagi untuk seluruh pembudidaya ikan di seluruh kota Depok.

Selain bantuan duit, Pemerintah Kota Depok juga memberi bantuan fasilitas dan bantuan benih. Terakhir, pemerintah kota bakal membangun fasilitas Balai Benih Ikan di lahan seluas 21 hektare. Balai ini masih dalam proses pembangunan.

Permodalan memang menjadi masalah penting pada sentra budidaya ikan ini. Dengan modal yang lebih besar, pembudidaya bisa memelihara lebih banyak ikan yang akan memberi hasil panen lebih banyak.

Para pembudidaya ikan di Duren Mekar juga mulai mengakses permodalan dari perbankan. "Ada Kredit Usaha Rakyat dari BRI Pamulang Rp 500 juta," kata Nahrowi. Kredit ini sudah tersalur ke 100 pembudidaya ikan. Selanjutnya, kelompok-kelompok ini berupaya mendapatkan KUR lagi dengan jumlah yang sama.

Selain bantuan dari pemerintah, selama ini para pembudidaya ikan juga mengumpulkan modal sendiri. Modal ini dikumpulkan dari setiap penjualan benih ikan yang dilakukan para pembudidaya.

Salah satu bentuk organisasi usaha yang pernah dicoba masyarakat pembudidaya ikan di Duren Mekar adalah koperasi. Nahrowi mengatakan, pernah ada upaya membentuk koperasi sebagai wadah pemasaran bagi para pembudidaya ikan.

Namun, upaya itu tidak berjalan. Rencana awalnya, koperasi bertujuan agar masyarakat bisa menjual ikannya lewat satu pintu. "Masyarakat sini sudah tahu pasarnya sendiri, jadi susah menyiapkan model satu pintu," ujar Nahrowi.

Ia menambahkan, koperasi memang selama ini banyak dipakai untuk para pembudidaya yang belum memiliki pasarnya sendiri. Masyarakat pembudidaya ikan di Duren Mekar sudah turun-temurun melakoni usaha menjual benih ikan.

Mereka pun sudah memiliki banyak pembeli yang selalu siap menampung hasil budidaya lele dan gurame Duren Mekar. Meski begitu, Nahrowi mengatakan, akan tetap berupaya membentuk kembali koperasi di sentra usaha Duren Mekar ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×