kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggiring warna-warni cuan si bebek nan anggun


Sabtu, 10 November 2018 / 06:15 WIB
Menggiring warna-warni cuan si bebek nan anggun


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Selain diambil telurnya, bebek juga diternakkan sebagai bebek pedaging. Namun, kini, ada pula bebek yang menjadi hewan peliharaan lantaran warna bulunya yang cantik dan ukurannya yang mungil, seperti yang terlihat pada jenis bebek mandarin.  

Berbeda dengan jenis bebek lainnya, bebek asal Tiongkok ini lebih senang berlama-lama di kolam. Ukuran sayap yang besar membuat unggas ini lebih cekatan untuk terbang saat ada bahaya mengintai di kolam.

Area pepohonan yang tinggi dengan kolam atau rawa-rawa menjadi habitat unggus yang bernama latin Aix Galericulata ini. Bebek ini hidup berkelompok dan aktif dalam siang hari.

Berdasarkan riset KONTAN, bebek mandarin ini tidak dikonsumsi karena rasa dagingnya yang kurang enak. Bebek ini mempunyai umur yang cukup panjang sampai lebih dari 20 tahun.

Meski berasal dari negeri tirai bambu, bebek berbulu indah ini juga banyak ditemui di beberapa negara lain seperti Jepang, Korea, dan sebagain negara Eropa seperti Inggris dan Rusia.

Belakangan, para penggemar binatang di Indonesia pun mulai melirik unggas ini menjadi peliharaan. Bila sebelumnya mereka membeli dari importir, belakangan bebek ini mulai dikembangbiakkan oleh peternak lokal.

Salah satunya adalah Bambang Retno Saputro asal Magelang, Jawa Tengah. Dia mulai mengembangbiakkan bebek mandarin ini sejak tiga tahun lalu. Baru dua tahun terakhir dia menuai hasilnya.

Laki-laki 38 tahun ini bilang, bebek ini hanya disukai para penggemar dari kelas menengah atas karena harga jualnya yang cukup mahal. Bambang sendiri mematok harga bebek mandarinnya sekitar Rp 5 juta per pasang (anakan umur dua bulan) dan Rp 9 juta sampai Rp 10 juta per pasang (indukan umur delapan bulan).

Dalam satu bulan, Bambang bisa melego lima pasang bebek mandarin. Konsumennya datang dari berbagai daerah di nusantara seperti Jawa Barat, Kalimatan, Sumatra dan lainnya.

Nanang Julianto, pemilik Hobiternak.com asal Ngawi, Jawa Timur mengaku hewan ini memang banyak diburu oleh pehobi untuk dijadikan hiasan dalam kolam. Meski sudah lama populer, permintaan konsumen masih cukup tinggi. Rata-rata penjualan dalam satu minggu mencapai tiga pasang.

Nanang mematok bebek mandarin senilai Rp 8 juta- Rp 9 juta per pasang (umur satu tahun). Konsumennya pun banyak berasal dari Aceh, Palembang, dan Makassar.

Konsumen banyak mencari bebek mandarin dengan umur lebih dari setahun. Sebab, pada umur itu, warna-warna bulunya sudah muncul sehingga akan terlihat bagus saat berenang di kolam.      

Telur sulit dibuahi, harga bebek mandarin melesat

Harga tinggi untuk bebek mandarin bukan lantaran warna indah bulunya. Namun, juga soal sulitnya pengembangbiakkan bebek jenis ini karena perbedaan iklim dan tingkat kesuburannya rendah.  

Bambang Retno Saputro, peternak asal Magelang, Jawa Tengah sekaligus pemilik Bams Breeder mengamini hal tersebut. Apalagi, musim kawin unggas asal Tiongkok ini hanya terjadi setahun sekali saat musim hujan.  

"Mengawinkan bebek ini sulit karena susah menentukan masa kesuburannya. Dan, bebek yang sayapnya dipotong pasti akan susah kawin," jelasnya. Maklum, bebek yang didatangkan dari luar negeri ini akan dipotong sayapnya supaya tak terbang selama proses pengiriman.

Untuk mendapatkan bebek dengan bentuk utuh tanpa cacat, Bambang pun meminta importir untuk tidak memotong sayapnya. Dari indukan itulah, dia berhasil mengembangbiakkan hewan dengan nama latin Aix Galericulata.

Saat bertelur pun, belum tentu dapat ditetaskan 100% karena sebagian telur kosong alias tidak ada bakal anakan didalamnya. Bambang memilih untuk menggunakan alat penghangat guna memastikan suhu yang pas untuk penetasan telur.

Selama proses pengeraman, bulu indukan jantan dan betina akan rontok dan terlihat seperti bebek pada umumnya. Namun, setelah tiga bulan bulu-bulu cantik bebek ini akan kembali seperti semula.

Agar bebek cantik ini dapat tumbuh maksimal, kandangnya juga harus dibuat layaknya habitat asli, yaitu kolam dan sarang yang berada di tempat tinggi. Menurut Bambang, sekitar 80% aktivitas bebek ini dilakukan dikolam. Bahkan pada proses kawin.

Untuk pakannya, dapat diberikan voer dan dipastikan selalu tersedia di dalam  kandang. Hewan ini tergolong tahan penyakit, asalkan kandang selalu bersih, sirkulasi udara dan sinar matahari juga cukup baik.  

Nanang Julianto, pemilik Hobiternak.com asal Ngawi, Jawa Timur menegaskan poin penting pemeliharaan bebek mandarin adalah menyediakan kandang dengan kolam didalamnya. Sebab, bebek ini sangat suka berenang.

Untuk pakannya, ia memberi campuran beras merah, jagung giling dan foer dengan komposisi 1:1:1. " Makanan ini harus selalu tersedia dalam kandang agar mereka dapat makan sewaktu-waktu," terangnya.

Untuk minumannya, biasanya mereka meminum air kolam.Oleh karena itu, kolam harus dibersihkan dua sampai tiga hari sekali untuk menghindari munculnya bakteri dan virus.

Biasanya, bebek mandarin dikawinkan saat berumur dua tahun. Saat itu, mereka sudah siap untuk dibuahi dan bertelur.

Karena tidak bisa mengetahui bebek mana yang sedang masa subur, biasanya Nanang menempatkan 10 pasang bebek dalam satu kandang. "Meski nanti ada yang bertelur, belum tentu bisa menetas karena telur kosong, memang susah sekali untuk berternak bebek ini," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×