kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggores laba di setiap guratan kaos lukis (bagian 2)


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 10:15 WIB
Menggores laba di setiap guratan kaos lukis (bagian 2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memproduksi lukisan di atas sebuah kaos ternyata punya cara yang berbeda diantara satu pembuat dengan yang lainnya. Hal ini tidak seperti produksi kaos sablon yang punya cara membuat yang relatif sama, baik itu dengan cara konvensional atau digital.

Ambil contoh Tarjono, pemilik Arut Kaso Lukis Etnis asal Kalimantan Tengah. Dalam gambaran awam, pasti kita mengibaratkan si pembuat kaos lukisan ini memakai cara yang sama seperti yang dilakukan oleh pelukis dengan memakai kuas dan pewarna.

Ternyata Tarjono memakai ramuan khusus yang berasal dari campuran cairan kimia untuk melunturkan warna kaos yang keseluruhannya berwarna hitam. "Teknis lukis saya adalah dengan memakai kaos hitam dan melukis pakai cairan kimia. Dan cairan ini bisa membuat warna kaos luntur menjadi kecoklatan," jelas pria berambut gondrong ini kepada KONTAN.

Lain cerita dengan Daniel Richo Ade Arvian, pemilik Daniels Clothing asal Yogyakarta. Ia memilih menggunakan teknik melukis secara umum. Hanya saja untuk proses pewarnaannya, ia menggunakan pewarna batik yang lebih tahan lama dan tidak luntur.

Tahap pengerjaanya relatif sama dengan cara membatik. Namun, motif yang ia buat lebih modern dan beragam.

"Jadi awalnya melukis lalu menjemur, setelah itu mengunci warna dan dicuci kembali kemudian dijemur hingga kering," kata Daniel kepada KONTAN.

Selain cara pembuatan yang lain, motif dari kedua pelukis kaos ini juga tak sama. Kaos lukis karya tangan Tarjono sebagian besar mengangkat motif khas Kalimantan.

Motif khas Kalimantan tersebut dituangkan lewat gambar ikonik, seperti orangutan, suku Dayak, burung Enggang atau Rangkong (burung endemik Kalimantan), alat musik khas Kalimantan dan sebagainya.

"Saya sengaja pakai ikon Kalimantan supaya konsumen jadi lebih mengenal budaya Kalimantan," kata Tarjono.

Sedangkan Daniel lebih memilih motif lukis abstrak. Ada pula lukis wajah, ombre, dan tie dye. "Pada dasarnya, saya terima motif custom sesuai keinginan konsumen. Jadi antara satu kaos dengan kaos lainnya pasti beda dan eksklusif," tuturnya.

Ia menjelaskan jika kaos lukis custom perlu waktu untuk menggarapnya. Tidak seperti kaos printing yang relatif lebih cepat karena menggunakan mesin. Rata-rata ia butuh waktu antara tiga hari sampai lima hari per pesanan kaos.

Tarjono juga menerima motif khusus dari konsumen. Hanya saja, konsumen yang memesan tidak bisa langsung menerima barang saat itu juga. Butuh waktu pengerjaan sekitar dua hari - tiga hari untuk memproduksi kaos lukis custom. Itupun masih tergantung dari tingkat kesulitan dalam memproduksi kaos lukis. "Untuk harga relatif sama, tapi harus nunggu lama," katanya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×