kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menghirup wangi cuan dari bisnis minuman kopi


Kamis, 03 April 2014 / 15:03 WIB
Menghirup wangi cuan dari bisnis minuman kopi
ILUSTRASI. Ide nama kucing lucu.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Minuman berwarna hitam pekat dan identik dengan rasa pahit ini sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia. Selain sebagai penghalau kantuk, kopi biasa diminum sebagai teman mengonsumsi camilan setiap pagi maupun di sore hari.

Jadi, tak heran bila permintaan minuman ini tetap tinggi. Ini yang membuat Dhavidz Putra memilih untuk membuka usaha minuman kopi dengan brand Black Rose Coffee pada 2012 di Yogyakarta. Namun, lantaran persaingan di daerah ini ternyata cukup ketat, pria yang kerap dipanggil Putra ini akhirnya memilih untuk memindahkan usahanya ke Magelang.

Hingga saat ini, Putra telah memiliki dua gerai pribadi di Magelang. Agar usahanya terus berkembang, Putra memutuskan untuk menawarkan kemitraan pada 2013. Saat ini dia telah memiliki delapan mitra yang tersebar di Semarang dan Magelang.

Jika Anda tertarik menjadi mitra, Anda hanya harus merogoh kocek sebesar Rp 6 juta. Dari investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan booth, perlengkapan membuat kopi, branding, pelatihan karyawan, dan perlengkapan tambahan lainnya. "Sehingga mitra hanya perlu menyiapkan tempat berjualan seluas 3 m x 4 m dan satu karyawan," ujar Putra.

Harga jual kopi ini berkisar Rp 12.000−Rp 16.000 per gelas. Agar rasa dan kualitas kopi tetap terjaga, Putra mengharuskan mitranya untuk membeli bahan baku kopi dari pusat. Putra mengklaim, rasa dan aroma kopi miliknya lain dari yang ada pada umumnya. Kopi miliknya lebih kental dan biji kopi yang digunakan bermerek Bel Canto yang diimpor dari luar negeri.

Menurut hitung-hitungan Putra, omzet per gerai dalam satu bulan bisa mencapai sekitar Rp 8 juta. Setelah dipotong pengeluaran seperti gaji karyawan, biaya pembelian bahan baku dan sewa tempat serta biaya operasional, laba bersih yang didapat sekitar 25% dari omzet. Sehingga, dalam waktu sekitar 3 bulan mitra sudah bisa balik modal. "Asalkan, mitra mengikuti saran penjualan dan mempunyai lokasi yang strategis," ujar Putra.

Sepanjang tahun ini, Putra ingin mendapatkan sebanyak mungkin mitra baru. Salah satu usaha untuk meraih target tersebut adalah dengan lebih gencar melakukan promosi seperti memasang iklan di media digital dan membagikan brosur.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×