kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menghitung untung rugi usaha bengkel


Kamis, 14 Agustus 2014 / 14:47 WIB
Menghitung untung rugi usaha bengkel
ILUSTRASI. Keramat 2: Caruban Larang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri

Pengguna sepeda motor di Indonesia kian hari terus meningkat. Seiring dengan itu, bisnis yang berkaitan dengan sepeda motor pun ikut menggeliat, salah satunya bisnis bengkel motor.

Sebab, pengendara motor memang harus melakukan pemeliharaan dan perbaikan sepeda motor. Tak heran, usaha bengkel motor pun terus bermunculan. Semakin berkibarnya bisnis bengkel motor tak lepas dari banyaknya pengusaha bengkel menawarkan kemitraan.

Salah satunya datang dari Bengkel R3 Plus di Jakarta Timur. Usaha milik Wisnu Murti ini berdiri sejak tahun 2012 dan mulai menawarkan kemitraan pada 2013 dengan mengusung konsep bagi hasil.

Wisnu bilang, tujuan awal mengembangkan kemitraan dengan konsep tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan montir. Selain itu juga dapat mendatangkan profit baik bagi mitra maupun pusat sebagai pengelola.

Kini, bengkel R3 Plus telah memiliki 10 bengkel yang tersebar di Jakarta, Bekasi dan Jawa Timur.  Hanya satu di antaranya milik pusat, sisanya bengkel milik mitra.

Bagi yang berminat bergabung menjadi mitra, Bengkel R3 Plus menawarkan paket investasi minimal Rp 80 juta untuk luas usaha minimal 3 meter (m) x 5 m. Kerjasama ini berlaku selamanya.  “Namun jika luas tempat usaha lebih besar maka investasi akan disesuaikan,” kata Wisnu.  

Balik modal terlalu lama

Dengan investasi tersebut, pusat akan memasok semua peralatan dan perlengkapan bengkel dan menyediakan tenaga kerja atau montir. Mitra cukup menyediakan tempat usaha yang sebelumnya akan di survei oleh manajemen pusat terlebih dahulu.

Mitra bisa memilih akan menjadi mitra pasif atau aktif. Bagi mitra pasif, semua pengelolaan bengkel akan diserahkan pada manajemen pusat dengan sistem bagi hasil 40% untuk mitra dan 60% untuk pusat.

Sementara mitra aktif akan ikut memantau operasional seperti audit kas dan barang serta mengawasi kinerja karyawan. “Pada mitra aktif, pola bagi hasilnya 50:50,” kata Wisnu.

Wisnu menghitung, satu bengkel bisa meraup omzet Rp 60 juta setiap bulan. Lantaran bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan montir, profit pemilik usaha tidak akan besar. Satu bengkel akan menghasilkan profit sekitar 24% sebulan.

Dengan konsep bagi hasil, mitra bisa mengantongi laba bersih sekitar 10%-12% dan balik modal satu tahun sampai dua tahun. “Memang balik modalnya cukup lama tapi kerjasama ini berlaku selamanya dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi mitra,” kata dia.

Hingga akhir tahun 2016, Wisnu menargetkan bengkel R3 Plus bisa memiliki 100 gerai. Erwin Halim, pengamat waralaba menilai, pemilik usaha bengkel harus mencari berbagai inovasi agar bisa bertahan di tengah persaingan ketat.

Dia menilai tawaran R3 Plus tidak terlalu menarik lantaran perkiraan balik modal cukup lama. Biasanya investor lebih tertarik pada usaha yang bisa kembali modal dalam waktu cepat.  

Bengkel R3 Plus      
Jln. Rawa Kuning H.Ta'ing No 67, Pulogebang, Cakung Jakarta Timur
Telp: 0214800748/ 08999111946

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×