kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.620   158,00   0,94%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Mengikat fulus dari ikat pinggang khusus perempuan


Senin, 16 Agustus 2010 / 10:41 WIB
Mengikat fulus dari ikat pinggang khusus perempuan


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Ikat pinggang khusus wanita yang berbahan baku mote, hingga kini masih laris. Buktinya, setiap produsen bisa menjual ratusan ikat pinggang mote saban bulan.

Ni Wayan Hermalini, pemilik Infobali Souvenir, bilang, penjualannya tidak pernah kurang dari 300 ikat pinggang. Padahal, saat ini persaingan usaha ini sudah sangat ketat.

Bahkan, khusus di bulan Agustus ini, penjualannya bakal menembus 1.000 ikat pinggang berkat pesanan khusus. Selain dari Bali, Hermalini mendapat order dari Jakarta dan Medan, Sumatera Utara.

Dia menjual satu ikat pinggang mote seharga Rp 20.000-Rp 25.000. Pengecer menjual lagi ikat pinggang ini dengan harga Rp 35.000 ke konsumen akhir.

Desain ikat pinggang mote yang paling laris saat ini adalah perpaduan mote dengan batok kelapa dan bebatuan. Jadi, selain tertempel mote, di sepanjang ikat pinggang juga diselingi dengan hiasan batok kelapa ataupun batu-batuan.

Desain ini membuat harga ikat pinggang menjadi lebih mahal. Harga ikat pinggang mote bertabur batok kelapa mencapai Rp 35.000. Adapun harga ikat pinggang mote bercampur bebatuan mencapai Rp 55.000.

Kehadiran desain ikat pinggang baru tak membuat desain lama kehilangan peminat. Hermalini bilang, ikat pinggang mote memiliki penggemar tersendiri. Maklum, model ikat pinggang terbaru belum tentu cocok buat semua orang. "Selain itu, ikat pinggang juga harus cocok dengan baju pemakainya," imbuh dia.

Langkah lebih maju dalam berjualan ikat pinggang mote sudah dilakukan Danny AW, pemilik Inacraft Gallery. Jika Hermalini hanya menjual produknya di pasar lokal, Danny justru sebaliknya. Ia fokus berjualan ikat pinggang mote untuk pasar ekspor. Ia telah menjual produknya ke Singapura, Australia, dan Hongkong.

Meski begitu, Danny mengaku penjualan ikat pinggangnya secara keseluruhan di pasar ekspor belum terlalu banyak. Hanya sekitar 500 buah tiap bulan. Belum lama ini, dia mengirimkan 200 ikat pinggang mote ke Singapura. "Biasanya mereka baru pesan kalau stok di butik mereka sudah habis," kata Danny.

Karena menyasar pasar ekspor, dia membanderol harga jual ikat pinggang mote jauh lebih mahal. Yaitu US$ 6,5 atau sekitar Rp 60.000 per ikat pinggang. Jadi, Danny mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta.

Adapun untuk motif, dia mengatakan, tidak jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh Hermalini. Saat ini ikat pinggang yang sedang laris di pasaran menggunakan bahan batok kelapa. Konsumen terpikat dengan keunikan tekstur batok kelapa. Selain itu, "Untuk membuat satu ikat pinggang bisa membutuhkan sekitar 20 batok kelapa," kata Danny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×