Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri
Usaha makanan memang menggiurkan. Banyak orang sukses meraup cuan di bisnis. Salah satunya adalah Muhammad Burhanuddin Rusli asal Surabaya, Jawa Timur. Merintis usaha pada 2007, kini Rusli sukses menjadi pengusaha kacang dengan merek Kacang Brusli.
Produk kacangnya sudah banyak dijual di gerai oleh-oleh di beberapa kota di Jawa Timur. Sebelum terjun ke usaha ini, Rusli berprofesi sebagai seorang guru di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Surabaya. Karena keinginan yang kuat menjadi seorang pengusaha, ia lalu memutuskan berhenti dari profesi tersebut.
Keputusannya menekuni usaha pembuatan kacang juga bukan tanpa kebetulan. Sejak lama ia biasa membantu sang ibu membuat kacang bawang. Sejak ia kecil, ibunya sudah menekuni usaha pembuatan kacang bawang. Namun, beda dengan ibunya, ia memilih memproduksi kacang oven.
"Saya sengaja membuat kacang oven karena proses kemasannya lebih praktis, kalau kacang bawang banyak mengandung minyak sehingga nanti proses pengemasannya lebih repot,” jelasnya pada KONTAN.
Kacang Brusli sudah cukup tersohor di Surabaya. Banyak pelancong yang membeli Kacang Brusli sebagai oleh-oleh. Bukan hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga banyak berburu kacang Brusli.
Selain di kota asalnya, Kacang Brusli kini dipasarkan juga di beberapa kota lainnya di Indonesia, di antaranya Jakarta, Balikpapan, Malang, dan kota-kota lainnya. Bahkan, bapak dua anak ini mengaku produk kacangnya juga sudah sampai ke Malaysia, Dubai, Hong Kong, dan lainnya.
Distribusi kacangnya cukup luas karena Rusli menggunakan sistem keagenan dan menjualnya secara online. Hingga saat ini, dia sudah menjalin kerjasama dengan 40 agen yang tersebar di berbagai kota. “Kalau yang di luar negeri itu mereka ambil sendiri ke sini, kalau tidak mereka nitip teman atau saudaranya,” kata pria berusia 29 tahun ini.
Tidak ingin bersaing dengan pemain kacang di segmen menengah bawah, Rusli sengaja membuat produknya untuk segmen menengah atas. Sudah tentu citarasa kacangnya juga disesuaikan dengan konsumen di kelas tersebut. Harga jualnya juga dibanderol lumayan mahal, yakni Rp 25.000 per bungkus dengan ukuran 222 gram.
Kacang Brusli memiliki tiga varian rasa, yaitu manis, asin, dan pedas asin. Dalam sebulan dia dapat memproduksi sebanyak 2.000 bungkus hingga 3.000 bungkus. "Saat menjelang Lebaran, jumlah produksi bisa meningkat hingga tiga kali lipat," kata pemenang kompetisi Wirausaha Muda Mandiri tahun 2010 ini.
Produksi sebanyak itu dibantu sekitar enam orang karyawan. Saat ini, total penjualan rata-ratanya dalam sebulan bisa mencapai Rp 75 juta. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, keuntungan bersih yang didapatnya 50% dari omzet.
Rusli mengaku, sebelumnya marginnya bisa lebih besar. Tetapi, setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), labanya menurun karena dia enggan menaikkan harga jual.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News