kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.415   -22,00   -0,13%
  • IDX 6.881   -87,38   -1,25%
  • KOMPAS100 994   -17,30   -1,71%
  • LQ45 761   -13,66   -1,76%
  • ISSI 225   -2,61   -1,15%
  • IDX30 396   -5,91   -1,47%
  • IDXHIDIV20 464   -7,28   -1,54%
  • IDX80 112   -2,02   -1,78%
  • IDXV30 115   -1,28   -1,10%
  • IDXQ30 128   -1,82   -1,40%

Mengincar pelek idaman di Viaduct (1)


Rabu, 28 Agustus 2013 / 14:26 WIB
Mengincar pelek idaman di Viaduct (1)
ILUSTRASI. Fasilitas Penetasan Telur Ayam (Hatchery) milik JAPFA. Laba Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Tembus Rp 2,02 Triliun pada 2021


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

Warga Bandung punya tempat favorit berburu velg atau pelek mobil dan ban bekas. Adalah Jalan Suniaraja atau juga disebut Viaduct yang jadi andalan berburu kedua komponen mobil  itu. Di sana, terdapat sekitar 20 pedagang yang menawarkan aneka tipe pelek dan ban bekas. Selain bekas, ada juga yang menjual barang baru.

Untuk mencapai lokasi ini, Anda bisa berjalan kaki sekitar 10 menit dari Stasiun Hall. Jika membawa kendaraan, dari stasiun tersebut arahkan kendaraan memutar ke arah Jalan Braga. Kemudian berbelok ke kiri hingga sampai di Jalan Suniaraja. Sebagian pedagang menempati ruko empat lantai. Sisanya, memasang lapak di sepanjang trotoar Jalan Suniaraja hingga Viaduct.

Sentra ini selalu ramai pengunjung, lantaran banyak orang yang senang mengganti model pelek, karena alasan style. Sedangkan, ban memang harus sering diganti supaya performa jalannya mulus. Sayang, harga pelek dan ban kondisi baru tidak selalu terjangkau oleh semua pemilik mobil, makanya mencari alternatif dengan berburu pelek dan ban bekas.

Salah seorang pedagang, Hamdan Afifi bercerita, sentra ini sudah ada sejak 1989. Dulu, para pedagang memadati sepanjang trotoar. Baru, pada 1990, Pemerintah Kota Bandung membangun ruko itu untuk ditempati para pedagang. Ruko-ruko itu kini sudah menjadi hak milik para pedagang, setelah mereka membayar lunas.

Namun, tak semua pedagang bisa tertampung di ruko. Alhasil, sampai sekarang, masih ada para pedagang yang berjualan di trotoar. Selain itu, bermunculan pula para pendatang baru, sehingga lapak mereka mengular mulai dari Viaduct hingga Jalan Stasiun Timur. Tak heran, kawasan Viaduct ini dikenal sebagai sentra velg dan ban bekas terbesar di Bandung.

Di kios yang dikelola Hamdan, dipajang ban bekas dari berbagai merek seperti Bridgestone, GT Radial, Dunlop, dan Goodyear. Sementara, pelek yang dijual kebanyakan buatan pabrikan mobil, seperti Honda dan Toyota. Ada pula, merek Enkei, Mugen dan TRD.

Pedagang lainnya yang mangkal di luar ruko, Dipa Kugi bilang, ia sudah berjualan di sana sejak 2004 silam. Di lapaknya, ia memajang aneka pelek dan ban bekas yang mereknya tak jauh beda dari pedagang yang menempati ruko. Hanya jumlah barang yang dijual tidak sebanyak stok di ruko.

Lantaran terbilang ramai, pria kelahiran 28 tahun silam ini mengaku, meski hanya berjualan di trotoar, namun ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta saban bulan. Sementara, toko yang dikelola Hamdan bisa meraup pemasukan hingga Rp 100 juta sebulan.

Sekadar gambaran, umumnya, sistem transaksi di sentra ini adalah tukar tambah. "Calon pembeli datang dengan membawa velg lama, dan memilih pelek yang akan dibeli. Lalu, tawar menawar, hingga disepakati pembeli harus menambah berapa," beber Hamdan.   (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×