kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip kesibukan sentra pengolahan ikan Rawasari (1)


Sabtu, 04 Agustus 2018 / 09:05 WIB
Mengintip kesibukan sentra pengolahan ikan Rawasari (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sejak dulu, Jakarta dikenal sebagai salah satu kota dengan pergerakan ekonomi tercepat di Indonesia. Segala macam industri ada di ibukota negara Republik Indonesia ini, mulai dari industri skala kecil hingga skala besar. Peluang yang begitu besar di Jakarta jugalah yang membuat pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit kian kencang. Makin banyak pula penduduk Indonesia di kota-kota lain yang bergantung pada kota metropolitan ini.    

Namun, siapa sangka, di tengah himpitan gedung-gedung pencakar langit dan segala tawaran kemewahannya, Jakarta masih memiliki sejumlah industri kecil dan menengah. Salah satunya adalah industri pengolahan ikan.

Selama ini masyarakat hanya mengetahui kawasan di pesisir utara Jakarta seperti Muara Angke sebagai industri atau sentra pengolahan ikan di Jakarta. Belum banyak masyarakat Jakarta mengetahui bahwa ada sentra pengolahan ikan di luar Muara Angke. Salah satunya ada di Jl. Pramuka Sari, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Letaknya berada persis di samping bangunan apartemen Green Pramuka City, tak jauh dari Pasar Rawasari.

"Pengolahan ikan ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1995, tapi dulunya nggak di sini, ada di daerah Galur, Senen. Lalu baru pindah ke Rawasari sejak tahun 2004," kata Miftah, salah satu perajin ikan saat ditemui KONTAN, Senin (30/7).

Ia mengatakan sentra pengolahan ikan tersebut dimiliki oleh satu orang yang tak lain adalah pamannya sendiri. Miftah menuturkan, ada sekitar 13 perajin sekaligus pedagang ikan yang ikut mengolah dagangannya di tempat tersebut.

"Yang punya tempat ini memang paman saya, tapi di sini juga banyak pedagang ikan yang mengolah ikannya di sini. Istilahnya numpang mengolah di sini, semua peralatan dari kami," jelasnya.

Amir, salah satu perajin sekaligus pedagang ikan membenarkan hal tersebut. Sudah delapan tahun ia mengolah dagangannya di sentra pengolahan ikan Rawasari. Sebagai pedagang, ia tidak mungkin membuat tempat pengolahan sendiri.

"Bikin tempat pengolahan sendiri ya nggak mungkin, modalnya nggak ada. Jadi saya numpang mengolah di sini dan kami para pedagang beli ikan di sini juga," ujarnya.

Aneka olahan ikan tersedia di sentra tersebut. Mulai dari ikan dalam bentuk keranjang sampai ikan bandeng yang dipresto. Jenis ikan yang digunakan pun beragam mulai ikan salem, ikan tongkol, ikan cakalang, ikan layang, ikan bandeng sampai ikan deho.

"Ikannya macam-macam yang kami pakai, tergantung musimnya," ujar Miftah. Ia mengatakan aneka olahan ikan tersebut dibanderol mulai Rp 20.000 - Rp 25.000 per kilogram (kg). Semua pedagang yang ambil olahan ikan dari Miftah bebas menentukan harga jual. Dalam sehari, sentra pengolahan ikan Rawasari bisa mengolah 2,7 ton ikan.

Selain itu, para pedagang ikan wajib mengambil bahan baku ikan dari sentra tersebut. Mereka tidak bisa hanya numpang mengolah di sana, sedangkan ikan mentahnya dibeli sendiri dari luar. "Namanya sudah mengolah di sini, ya pasti sekalian ambil ikan mentahnya dari sini. Harganya juga tidak beda jauh dengan harga ikan di sentra dekat pelabuhan," ujar Amir.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×