Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
Makanan olahan ikan lele sudah sangat tenar di Indonesia. Sebagai makanan yang digemari semua kalangan, peluang usaha makanan ini terbuka lebar.Makanya, banyak pengusaha kuliner memilih makanan olahan lele sebagai ladang penghidupan. Salah satu pemain bisnis ini adalah Ferry yang mengusung brand Raja Lele di Bekasi, Jawa Barat.
Mendirikan usaha sejak tahun 2008, mulai tahun 2011 lalu ia resmi menawarkan kemitraan usaha. Hingga kini, Raja Lele telah memiliki lima gerai yang berlokasi di Jakarta dan Bekasi.
Hingga kini Raja lele telah memiliki lima gerai. "Tiga gerai di antaranya adalah milik saya dan seluruhnya berlokasi di Bekasi," ujar Ferry. Sedangkan dua lainnya merupakan milik mitra yang berlokasi di Jakarta.
Raja Lele menawarkan beberapa menu olahan ikan lele, seperti lele bakar, lele goreng, lele kremes, lele lada hitam, lele mayonaise, omelet lele, dan sup bola lele. Di luar lele ada juga menu makanan ringan, seperti otak-otak, siomay, hingga rolade. "Kami memiliki sekitar delapan varian sambal dan aneka bentuk olahan lele," ujar Ferry.
Selain variasi olahannya banyak, lele olahannya juga memiliki ukuran agak besar dengan rasa yang gurih. Sementara, minuman yang ditawarkan ada es campur, es cendol, mocafrio, hingga sop buah.
Aneka menu makanan dan minuman di Raja Lele itu dibanderol mulai Rp 7.000 hingga Rp 20.000. Namun, mitra masih bisa menaikkan harga sesuai dengan lokasi.
Dalam kerjasama kemitraan ini, Raja Lele menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket senilai Rp 4,5 juta. Pada paket ini mitra akan mendapatkan pelatihan, peralatan masak, cool box, brosur dan spanduk, serta seragam karyawan.
Untuk operasional, mitra juga akan mendapatkan peralatan makan, serta bahan baku awal untuk lele, ayam sambal, otak-otak dan rolade. Selain itu, ada juga pelatihan, pendampingan, konsultasi usaha, dan konsultasi set up interior.
Kedua, paket senilai Rp 9 juta. Dalam paket ini, fasilitas peralatan dan bahan baku awal yang diberikan lebih banyak. "Di dalam paket Rp 9 juta ini, mitra juga akan mendapatkan booth," ujar Ferry.
Ia mengestimasikan mitra bisa memperoleh omzet Rp 9 juta per bulan. Dengan laba bersih 50%, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu kurang dari enam bulan. Untuk kedua paket tersebut, Ferry tidak memungut biaya royalty fee bagi mitranya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News