Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - Di tengah persaingan bisnis kuliner yang semakin sengit, kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci utama untuk mencapai keberhasilan. Hal ini menjadi tema sentral dalam acara Foodpreneurs Scale-Up Forum 2024, yang diselenggarakan oleh Idepreneurs Club dengan dukungan dari BRI.
Johannes Leonardo, Ketua Panitia, menyatakan bahwa acara ini dirancang untuk memberikan kesempatan bagi pelaku usaha kuliner untuk belajar dari pengalaman praktisi yang telah sukses. "Kami berharap peserta dapat mengidentifikasi strategi yang tepat untuk memperkuat bisnis mereka dan siap untuk berkembang, " katanya.
Dalam seminar ini, beberapa pembicara utama seperti Rio Saputra, CEO Pisang Madu Pasti, Helga Angelina, pendiri Burgreens dan Green Rebel, serta Arga Pratama, CEO Urban Wagyu, berbagi cerita tentang perjalanan mereka membangun brand kuliner dari awal hingga mencapai popularitas.
Baca Juga: Forum Bisnis Communic Asia 2024 Jadi Peluang Industri ICT Pacu Ekspor
Rio Saputra mengisahkan bagaimana Pisang Madu Pasti, yang dimulai dari gerobak kecil, kini telah berkembang menjadi 40 outlet di wilayah Jabodetabek.
“Ketekunan dalam riset dan eksperimen adalah kunci untuk menemukan produk yang tepat. Dengan branding yang kuat, kami berhasil menarik perhatian banyak orang,” ungkap Rio pada acara Foodprenuers yang dihadiri oleh KONTAN.
Helga Angelina, yang mendirikan Burgreens, berbagi visinya untuk menjadikan pola hidup sehat sebagai dasar bisnisnya. “Kami ingin menjadi penyedia protein berbasis tanaman untuk membantu restoran lain berinovasi dengan menu sehat,” katanya, menekankan pentingnya keberlanjutan dalam bisnis.
Sementara itu, Arga Pratama menceritakan perubahannya dari dunia fashion ke bisnis kuliner dengan Urban Wagyu. “Kami melihat kesempatan untuk menawarkan pengalaman makan yang unik dengan menu wagyu yang berbeda,” ujarnya.
Melalui pemasaran online dan sistem pre-order, ia berhasil menarik pelanggan bahkan sebelum membuka gerai fisik.
Mario Dalimartha dari Seporsi Mie Kari dan Nova Dewi dari Suwe Ora Jamu juga berhasil memodernisasi makanan tradisional. Mario menyatakan bahwa akanan adalah kenangan, bukan sekadar rasa. Ia berharap setiap pelanggan yang menikmati mie kari-nya dapat merasakan nostalgia masa kecilnya.
Baca Juga: Prabowo Bakal Ubah BUMN Jadi Super Holding, Bagaimana Dampaknya ?
Di sisi lain, Nova menjelaskan bagaimana ia berhasil menarik perhatian generasi muda terhadap jamu. “Generasi muda kini semakin penasaran untuk mencoba jamu, apalagi dengan pendekatan yang menarik. Mereka bangga berbagi momen menikmati jamu di media sosial,” jelasnya.
Dengan berbagai pengalaman inspiratif dan strategi yang dibagikan selama forum ini, pelaku usaha kuliner diharapkan dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk mengembangkan bisnis mereka ke level yang lebih tinggi. Foodpreneurs Scale-Up Forum 2024 menjadi bukti bahwa inovasi dan keberanian untuk beradaptasi adalah kunci kesuksesan di industri makanan yang terus berubah.
Selanjutnya: Starling Menjamur, 3 Jaringan Retail Toko Kopi Ini Ogah Ikutan
Menarik Dibaca: 5 Warna Cat Kamar Tidur yang Menenangkan, Ampuh Kurangi Stres
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News