kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengukir laba dari bisnis batik Kalimantan Timur


Rabu, 03 September 2014 / 14:12 WIB
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Maret 2023 dengan menggunakan formula baru. KONTAN/Muradi


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia. Hampir tiap daerah memiliki corak dan motif batik. Tak terkecuali daerah Kalimantan Timur. Salah satu pemain batik khas daerah ini adalah Rones Triyono, pemilik Arnesta Batik di Balikpapan.

Pria asli Cirebon ini tertarik memproduksi batik khas Kalimantan Timur karena belum banyak pemainnya. Padahal banyak ukiran bermotif Dayak yang dapat dikembangkan sebagai motif batik.

Melihat potensi itu, awal 2004 ia pun mulai menekuni usaha ini. Untuk memasarkan produknya, ia menawarkan keagenan kepada para mitra usaha yang berminat.

Saat ini, mitranya sudah ada tiga yang tersebar di Samarinda dan Balikpapan. Dalam kerjasama ini, agen atau reseller hanya fokus memasarkan produk pakaian jadi untuk orang dewasa.  

Dalam keagenan ini, Arnesta Batik menawarkan tiga paket investasi. Yakni, paket eksklusif senilai Rp 42,8 juta, paket prima Rp 36,8 juta, dan paket standar Rp 23,5 juta.

Masing-masing paket mendapatkan lemari dinding kaca, pelatihan membatik, laptop, printer, produk batik sutera dengan kemasan, dan peralatan promosi seperti banner, neon box, brosur, dan kartu nama.

Setiap paket mendapat ukuran lemari dinding yang berbeda-beda. Semakin mahal paketnya ukuran lemari semakin besar. Suplai pakaiannya juga berbeda.

Khusus untuk paket standar, tidak ada pelatihan membatik. Semua batik diproduksi sendiri di Balikpapan. Prosesnya melibatkan 20 karyawan dan semua pakaian dipasok dari sini.

Jangka waktu kerjasama kemitraan lima tahun. Bila berakhir masa kontraknya dapat diperpanjang dan tidak dikenakan biaya investasi seperti saat awal. Hanya perlu membayar manajemen fee 3% dari omzet bulanan.

Rata-rata harganya cukup bervariasi mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 700.000. "Satu orang karyawan ditargetkan bisa jual 75 potong sebulan, kalau ada 3 karyawan penjualan lebih banyak lagi," kata Rones.

Omzet paket  eksklusif bisa mencapai Rp 140 juta per bulan, dengan laba Rp 15 juta. Sedangkan omzet paket prima mencapai Rp 97 juta dengan laba Rp 10 juta per bulan. Adapun paket standar bisa mengantongi omzet Rp 45 juta dengan laba bersih Rp 5 juta per bulan. Balik modal tiga-enam bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×