kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengulum manisnya laba bisnis cokelat bergambar


Kamis, 02 September 2010 / 09:52 WIB
Mengulum manisnya laba bisnis cokelat bergambar


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Penjualan cokelat edible image meningkat menjelang Lebaran. Bahkan, omzet salah satu pembuatnya meningkat 10 kali lipat dibandingkan dengan omzetnya di bulan biasa. Pemesannya tidak hanya individu, tapi juga korporat.

Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Para produsen kue kering dan cokelat pun tersenyum manis lantaran menikmati panen besar. Penjualan mereka naik berkali-kali lipat.

Lihat saja galeri cokelat milik Indrayani Saridewi di Surabaya, Jawa Timur. Belakangan ini para pekerjanya tak henti memproduksi cokelat untuk memenuhi permintaan konsumen. "Kalau Lebaran, permintaan cokelat naik hingga 10 kali lipat," katanya.

Di bulan biasa, dia hanya menjual sekitar 5.000 butir cokelat. Kini, penjualannya bisa mencapai 50.000 butir cokelat. Tiap butir cokelat buatan Indrayani berdiameter 3,5 centimeter (cm) dan ketebalan 1,5 cm. Harganya Rp 2.500 sebutir. Artinya, omzet Indrayani menjelangLebaran Rp 125 juta.

Dia memproduksi butiran cokelat yang berbeda dari kelaziman. Indrayani membuat cokelat edible image atau cokelat yang di atasnya bisa dibubuhi berbagai macam gambar. Mulai dari gambar kartun, ucapan selamat Lebaran, logo perusahaan, hingga foto anak, semuanya bisa diaplikasikan di atas cokelat. "Kirim saja gambarnya, nanti akan saya cetak," imbuhnya.

Meski ada gambar di atas cokelat tersebut, Indrayani menjamin produknya tetap aman dikonsumsi. Soalnya, alas menggambar memakai kertas gula. Begitu juga dengan tinta yang memakai tinta khusus makanan.

Pembeli cokelat yang sudah memesan pada Indrayani datang dari berbagai kota. Seperti Jakarta, Batam, Pekanbaru, Aceh, Lombok hingga Papua. Dia mengatakan, sekitar 95% pesanan justru datang dari luar Surabaya. "Kalau pesanan dari Surabaya biasanya datang dari agen yang akan menjual lagi cokelatnya," imbuhnya.

Selain individu, pesanan coklat juga datang dari berbagai perusahaan. Mulai dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, pusat perbelanjaan, perusahaan pariwisata, hingga produsen perhiasan dan pakaian mewah.

Menurut Indrayani, pelanggan korporat biasanya memesan cokelat bergambar logo perusahaan. Sebab, cokelat tersebut akan diperuntukkan sebagai suvenir yang akan dirikimkan ke para kolega. Keunggulannya, kata dia, cokelat ini mempunyai masa kadaluarsa sampai 10 bulan tanpa harus masuk kulkas.

Pesanan cokelat juga membanjiri Imed, pemilik gerai Cokelat Mentari di Bekasi, Jakarta. Baru beberapa hari memasuki bulan Ramadan, permintaan cokelat di tempatnya sudah melonjak mencapai 1.000 butir. Padahal, biasanya penjualannya tidak sampai menyentuh angka tersebut.

Seperti Indrayani, Imed juga membikin cokelat edible image. Namun, selain memproduksi cokelat yang di atasnya memiliki gambar-gambar, Imed juga memproduksi cokelat berbentuk uang. Uniknya, nominal dalam uang cokelat tersebut bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli.

Mulai dari nominal Rp 50.000, Rp 100.000 bahkan juga tersedia US$ 100. "Cokelat uang itu bisa sebagai pengganti uang Lebaran untuk anak-anak," kata Imed.

Cokelat berbentuk uang dengan ukuran sebesar kartu nama, harganya Rp 8.500 per buah. Adapun untuk ukuran yang sedikit lebih kecil dari uang asli, harganya Rp 10.000 per buah. "Saat ini 60% pesanan yang masuk kebanyakan yang berupa uang," kata Imed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×